Hujan turun begitu deras membasahi seluruh kota Bogor sore hari itu. Banyak aktifitas yg tertunda karena hujan tak kunjung reda sejak siang tadi.
Seorang mahasiswi berlari kecil dari sebuah warung kecil menuju Halte bis. Bajunya sedikit basah celananya juga sedikit basah karena terkena rintikan hujan saat berlari menuju halte. Mahasiswi itu menengok ke kanan dan kekiri namun tidak ada tanda - tanda sebuah bis akan lewat. Ia menatap arloji kecil di tangan kanannya, berdecak sebentar lalu merogoh ponselnya. Menekan beberapa nomer lalu menelponnya"Bunda, bisa jemput Rissa gak?" Tanya nya
"Rissa ada dimana?"
"Rissa di halte dekat kampus"
"Memang mas Reza kemana? Ga minta jemput mas nya?"
Rissa menghela napas "Gak jadi deh Bun, udah ada Bis lewat nih. Rissa pulang dulu ya!" Tanpa menunggu jawaban dari sang Bunda Rissa mematikan ponselnya.Dia terduduk termenung seorang diri. Mengingat kejadian tadi pagi membuatnya malas untuk pulang kerumahnya. Pertengkarannya dengan sang suami Reza membuat dirinya menjadi badmood seharian. Sebenarnya masalah sepele, tapi karena Reza menyahuti perkataanya semua menjadi besar. Rissa menggertakan giginya merasa kesal dengan Reza yg biasanya diam saat bertengkar tapi malah menjawab perkataanya. "Nyebelin" gumamnya.
Ponselnya bergetar, dengan malas Rissa membuka pesan yg masuk
Fr. Delia
Beso kamu kerja? Aku ijin ya, tolong bilangin boss, dia gak bisa dihubungi . TrimRissa tak menjawab pesan dari temannya, dia sedang badmood. Dia lebih nemilih menatap jalanan yg basah karena hujan dan langit mendung semakin gelap, semakin membuatnya malas untuk pulang dan bertemu Reza. Keras kepala dan Gengsian, itulah Rissa.
————
"Terimakasih pak Reza, sudah mau hadir dalam rapat ini"
"Ya tentu Pak Bimo, ini adalah kesempatan baik untuk perusahaan saya. Tentu saya tidak mau melewatkan Kerjasama ini"
"Baik Pak Reza, selamat menikmati weekend dan sampai jumpa di kantor hari senin"
Reza tersenyum dan menjabat tangan kliennya "Baik pak, tentu"
Reza duduk dan melonggarkan dasi nya, merebahkan kepalanya di sofa empuk sambil menghela napas "capek banget!" Keluhnya. Dia menatap layar ponsel yang tidak menampilkan ada notifikasi masuk sama sekali. Walpaper ponselnya adalah foto dirinya bersama istri tercinta dan kedua putri nya. Reza menghela napas, tadi pagi dia telah membuat istrinya marah karena dia menjawab setiap perkataan istrinya. Dia adalah seorang manusia biasa, lelah dengan pekerjaannya lalu memiliki istri yg rajin sekali mengomel untuk urusan yg sepele.
"Halo"
"—"
"Kamu dimana? Mau aku jemput?"
"Gak"
"Kamu masih marah?"
"—-"
"Rissa??"
"Kamu ga perlu telpon aku lagi, aku muak sma kamu! Aku lebih suka kamu pergi dari hidupku!!"
"Hei, kamu kenapa gitu banget sih. Setiap bertengkar selalu begitu. Ini cuma masalah sepele, udahlah ..."
"Sepele? Kamu udh berulang kali buat kesalahan yg sama tau gak!!" Nada suara Rissa mulai meninggi, Reza memilih diam
"Aku paling ga suka deh kamu naruh handuk basah di tempat tidur. Aku kan sering kasih tau kamu!! Kamu bukannya mindahin handuknya, dan minta maaf malah nyahutin omongan aku dengan bilang kamu lagi capek! Apa capeknya sih mindahin handuk basah doang??? Pemalas!!"
"Ya aku minta maaf" jawab Reza lalu memutuskan panggilan tanpa perlu mendengar jawaban Rissa, sudah bisa di tebak olehnya Rissa akan kembali mengamuk. Tapi dia sedang pusing dn banyak pikiran jadi malas mendengar ocehannnya.Reza bangkit dari tempat duduknya dan melangkah keluar resto itu. Dilihatnya hujan turun sangat deras dan langit semakin gelap, Reza memutuskan untuk segera pulang bertemu dengan kedua putrinya. Dia berlari menuju mobilnya lalu menjalankan mobil keluar dari resto tersebut. Reza mengemudi dengan perlahan melewati jalan yang sedikit sepi, dia ingin berkendara dengan santai. Sampai saat dia melihat sebuah mobil putih berhenti di pinggir jalan dan seorang wanita berdiri di sebelah mobil itu dengan payung pink di tangannya. Wajahnya berkerut. Reza meminggirkan mobilnya, cuaca sudah mulai gelap dan hujan turun deras tanpa ada tanda akan berhenti. Reza keluar dari mobil dan menghampiri wanita tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
NANDINI
RomansKetika meletakkan cinta di tempat yg salah, dan untuk orang yg salah. Mempertahankan cinta yg salah, melepaskan cinta yg salah, berjuang untuk bangkit hanya untuk menikmati indahnya Kebahagiaan Nyata .. Nandini - aku tak akan membebanimu untuk menci...