Nandini meletakkan secangkir kopi hitam panas diatas meja beserta dua buah roti croissant hangat.
Reza yg sibuk membaca sebuah buku menoleh kearah Kue dan Kopi yang tersaji di atas meja "um aromanya, enak sekali"
Nandini menarik kursi dan duduk dihadapan Reza "Diskon Khusus sudah ga berlaku lagi, bangkrut aku lama - lama nih kalau setiap hari kamu kesini dan minta diskon" ujar Nandini dengan wajah cemberut dan melipat tangannya di dada.
Reza terkikik "Iya aku bayar full dah, tapi tumben ada croissant?"
Nandini menatap roti Prancis itu, "Iya ini menu baru di cafe aku, aku baru berhasil membuatnya, dan aku bangga. Karena rasanya di luar expektasiku. Luar biasa ..!!" Ujar nya antusias
Reza menatapnya ragu "Beneran luar biasa? Luar biasa enak atau sebaliknya?"
"Coba dulu, nanti kamu akan tau bahwa ini roti Prancis terenak dan terlembut"
"Berarti ini tester ya? Kalau tester berarti Gratis dong"
"Reza!!" Geram Nandini
"Haha, aku bercanda. Akan aku bayar lebih deh"
"Coba dulu deh, jangan banyak bicara"
"Galak banget kamu" Reza mengambil garpu dan pisau lalu memotong roti itu dan mencobanya. Rasanya enak, lembut, manisnya pas, dan gurih. Mungkin karena baru matang
"Reza.."
"Hmm, rasanya enak lah. Lumayan buat pemula"
"Sudah 6 bulan ini kamu datang ke sini setiap hari sepulang kerja, dan kamu pulang saat cafe ku tutup. Cukup larut malam. Apa istrimu tidak mengkhawatirkan kamu?"
"Untuk pertama kalinya kamu bertanya urusan pribadiku Dini?"
"Aku bukan tipe orang yang Kepo hanya saja aku gak enak hati kalau kamu setiap hari pulang malam, karena ngopi disini"
"Nyaman. Aku nyaman di sini, di cafe ini dan bersama kamu. Aku seperti berada dirumah" ujar Reza menatap lekat ke arah mata Nandini. UjaMembuat Nandini merasa kikuk
"Ya sudahlah, terserah kamu saja. Nikmati kopi mu lanjutkan membaca. Karena aku masih ada banyak pelanggan" Nandini bangkit dari tempat duduk dan meninggalkan Reza. Sedikit ada getaran di hatinya saat Reza berkata Nyaman dihadapannya.
Nandini menuju dapur, berusaha menenangkan detak jantungnya. Merasa bahwa ini salah, dan tidak pantas untuk dilanjutkan "Dini, ingat! Itu suami orang" ujarnya memperingati dirinya sendiri
6 bulan sejak pertemuan Nandini dan Reza, Reza hampir setiap hari datang mampir ke cafe milik Nandini. Pada hari kerja, Reza akan datang saat pulang kerja. Duduk menikmati kopi kesukaannya ditemani lagu akustik dan buku - buku tentang kehidupan favoritnya. Terkadang bila tamu sepi, Nandini akan menemaninya mengobrol. Nandini maupun Reza tidak pernah membahas masalah pribadi masing - masing. Nandini berusaha menjaga jarak dengan Reza, tentu dia tidak enak hati jika Reza selalu datang menemuinya. Jika weekend, Reza akan datang ke Cafe dari awal Cafe buka hingga Cafe tutup kembali.
Reza merogoh saku bajunya saat dirasakan ponselnya bergetar, nama Rissa tertera di layar ponselnya. Reza menghela napas
"Dimana kamu?" Tanya Rissa dengan suara juteknya
"Di cafe baca buku dan ngopi. Kenapa?" Jawab Reza santai.
"Betah banget kamu di sana ya! Tidur aja sekalian di sana!!"
"Kamu kenapa sih? Kalau aku dirumah kamu marah - marah. Aku sudah keluar dari rumah kamu masih marah - marah juga"
"Kamu yg kenapa. Setiap hari ngajak ribut"
KAMU SEDANG MEMBACA
NANDINI
RomansaKetika meletakkan cinta di tempat yg salah, dan untuk orang yg salah. Mempertahankan cinta yg salah, melepaskan cinta yg salah, berjuang untuk bangkit hanya untuk menikmati indahnya Kebahagiaan Nyata .. Nandini - aku tak akan membebanimu untuk menci...