one .

57 9 6
                                    

Seorang gadis baru saja keluar dari area kampusnya dan menempelkan ponselnya di telinga kanan nya itu.

"Ji dimana? Gue udah di kafe biasa kita ngerjain tugas nih." Ucap gadis diseberang sana.

"Iya ra, sabar. Ini gue baru keluar dari kampus, gue otw kesana." Jawabnya.

"Oke, gue tunggu. Jangan lama lama ya! awas lo, hati hati."

Kemudian gadis berambut sebahu itu menyimpan ponselnya baik baik didalam tas nya, bisa bahaya jika ponsel itu hilang. Bukan apa - apa, terakhir ia menghilangkan ponsel nya ia dinasehati habis habisan oleh bunda nya, dan tidak dibelikan ponsel baru hingga ia mendapatkan lima besar semasa smp nya.

Gadis itu berjalan menyeberangi jalan raya yang besar sambil menengok ke arah kanan dan kiri, kemudian ia berjalan di trotoar yang ramai, setelah berjalan bermenit - menit akhirnya gadis itu sampai di depan kafe yang sudah ia janjikan dengan temannya kemudian masuk kedalam nya dan mencari temannya.

"Ji sini woi!" Ucap gadis dengan kuncir kuda khas nya itu sambil melambai - lambaikan tangan nya di udara.

Gadis berambut sebahu itu kemudian mendatangi meja yang telah ditempati oleh temannya itu kemudian duduk di kursi yang berada didepan temannya itu.

"Gila! Pak Rangga tuh ya kalo ngasih tugas ga kira - kira ya! dikira gue robot gitu?" Kesal gadis itu.

Gadis dengan kuncir kuda didepan nya hanya tertawa "kenapa lagi? Tugas lo ga di terima lagi?" ucapnya sambil meminum jus Alpukat dengan sedotan stainless miliknya itu.

"Diterima, tapi gue baru kelar nugas loh Ra! tiba tiba Pak Rangga udah ngasih tugas lagi?! Are u kidding me?" Sahutnya lagi.

"Ya salah lo sih Ji, harusnya tuh tugas udah kelar dari kemarin - kemarin. Tapi lo nya aja yang kerjaan nya cuma rebahan mulu sambil nunda - nunda buat ngerjain tugas." Ucap Gadis bernama Aira tersebut.

"Tapi gue juga butuh istirahat ya Ra, masa iya masa muda gue mau diabisin buat nugas mulu?!" keluh gadis berambut sebahu itu.

"Lo kalo gak mau capek - capek nugas ya udah sana keluar dari kampus, nikah sama orang. Kelar kan?" Jawab Aira.

"Ya gak gitu juga astaga, idup gue masih panjang. Gue harus jadi psikologi dulu nih!" Ucap gadis itu sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Cita - cita psikologi tapi kerjaan rebahan seharian, astaghfirullah." Ucap Aira sambil - gelengkan kepalanya.

"Hidup tuh gak boleh disia - siain buat belajar terus Ra, gue pernah baca berita tuh, ada cowo tidurnya cuma 3 jam dalam sehari. Dia belajar mati - matian, lulus dengan lima gelar tapi lima bulan setelah dia lulus, dia malah mati gara gara gak bisa berenang dan akhirnya tenggelem Ra, sia - sia banget." Jawabnya sambil memasang muka iba.

"Gatau deh Ji, terserah lo. capek gue ngomong sama lo."

"By the way, lo gak pesenin minum buat gue gitu? gue haus astaga Ra." Tanya gadis itu.

"Gue kira lo bakal lama, jadi gak gue pesenin dulu. Takut ga enak nanti kalo lama - lama." Jawabnya sambil terus fokus ke arah layar laptop didepannya itu.

"Jahat lo sama gue cih." Ucap gadis berambut sebahu itu sambil memasang ekspresi ala - ala orang yang teraniaya seperti di film film azab.

Lalu gadis berambut sebahu itu berdiri dan berjalan ke arah kasir dan memesan minuman kesukaan nya.

"Mas, frappuccino nya satu, whipped cream nya extra ya."

"Iya bu, ada lagi pesanannya?"

"Gak ada mas, itu aja." Jawab gadis itu dengan malas

Sampai Jumpa, SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang