two .

44 7 0
                                        

Seorang gadis berambut sebahu itu baru saja terbangun dari tidurnya lalu ia segera melihat ke arah meja nakasnya.

"Shit, 20 menit lagi gue telat." Ucapnya dengan panik.

Kemudian gadis itu segera beranjak dari ranjangnya lalu buru - buru masuk kedalam kamar mandi sambil membawa handuk bermotif Doraemon itu, iya Jisa sejak kecil memang suka terhadap karakter Doraemon itu, baginya Doraemon itu sangat mengagumkan karena selalu bisa melakukan apapun dan menolong Nobita yang kesusahan. Bahkan saat Jisa masih kecil, jika ditanya besar nanti ia ingin menjadi apa pasti ia akan menjawab menjadi Doraemon.

Gadis itu akhirnya keluar dari kamar mandi setelah melakukan ritual mandi bebeknya karena terburu - buru, gadis itu mengambil asal baju yang akan ia pakai hari itu. Ia sudah tidak peduli orang - orang akan berkata apa tentang penampilannya hari ini, kemudian ia segera mengambil totebag hitam polos miliknya itu yang berisi buku - buku materi dan laptop nya. Ia segera keluar dari kamarnya.

"Aira! Cepet Ra! 10 menit lagi kita telat! ANJIR 10 MENIT LAGI?!" Ucapnya sembari memelototkan matanya.

Tetapi gadis itu sempat heran karena tidak ada tanda - tanda teman dekatnya disana, lalu ia berjalan ke arah meja makan nya dan menemukan sepotong roti yang sudah dipanggang dan diolesi selai cokelat di atas piring kaca itu dan segelas susu yang mungkin sudah mendingin dengan sebuah note menempel di atas meja itu "Ji, gue duluan ya soalnya nyokap gue tiba - tiba nelpon nyuruh gue balik dulu. Ini udah gue bikinin roti sama susu, jangan lupa dimakan ya! Take care Ji! See u in the class." Begitulah isi note di meja itu, lalu gadis itu segera meneguk susu itu hingga tak bersisa dan mengambil rotinya itu, ia segera keluar dari rumahnya dan memilih menggunakan Vespa matic putihnya itu dan segera meninggalkan rumahnya.

"Sialan Aira bukannya bangunin gue dulu malah cabut duluan." Omel gadis itu yang tengah mengemudikan Vespa nya itu sambil menghabiskan roti buatan Aira, saat dipertengahan jalan Vespa putihnya itu tiba - tiba berhenti.

"Astaghfirullah Gusti nu Agung si adek abis pake motor bensinnya gak di isi, mana handphone lowbat." Ucapnya dengan sangat pasrah. "Mana hari ini ada presentasi, sial banget hidup gue hari ini" Lanjutnya lagi. Gadis itu kini tengah merutuki kebodohan nya sendiri, mengapa ia semalam rela tidak tidur sampai subuh hanya demi menonton drakor kesayangannya dan berakhir bangun kesiangan seperti ini.

Tiba - tiba sebuah motor sport berwarna hitam dari arah yang berlawanan berhenti tepat didekat Vespa matic milik gadis itu, pemuda itu menaikkan kaca helm nya.

"Kenapa? Vespa lo mati?" Tanyanya.

"Iya, adik gue sema- LOH LO?!" Ucapnya dengan kaget setelah melihat wajah pemuda itu.

"Iya ini gue."

"Lo ngapain? Lo pasti stalker! Ngaku lo!" Tuduhnya.

"Otak lo itu isinya drama doang ya? Ngapain gue ngestalk lo, ga berguna. Gue emang biasa lewat jalan ini, kebetulan aja gue liat lo jadi gue berhenti." Jelas pemuda itu

Kemudian gadis itu hanya diam seribu bahasa karena merasa malu telah menuduh pemuda itu dengan tuduhan yang tidak benar.

"Bareng gak?" Tawar pemuda itu.

"Idih! Ogah banget gue bareng sama lo." Ucapnya dengan sarkas

"Yakin? Jam segini udah gak ada taxi lewat sini."

Kemudian gadis itu terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran pemuda asing yang sempat bertemu dengan nya di kafe kemarin. "Yaudah deh, gue ikut. Kalo ga karena gue telat gak akan gue bareng sama lo!" Ucapnya lagi.

"Bawel, cepetan naik sebelum gue berubah pikiran. Gue hitung sampe 3 kalo lo ga naik gue tinggal, satu, du-"

"Iya - iya gue naik, bawel lo." Ucap gadis itu menutup mulut pemuda itu dengan tangannya dan naik ke motor milik pemuda itu. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sampai Jumpa, SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang