Moonbyul (One-Shoot)

143 19 12
                                    

-_+

Gadis itu duduk dengan sangat tenang di sofa kantor ayahnya, menatap dengan tidak peduli pada diskusi yang tercipta antara tiga orang pengusaha itu. Lalu melirik beberapa lembar kertas yang ada dimeja. Disana dia bisa melihat grafik, table factor dan beberapa hal yang melengkapinya

"bukannya di Jung-gu lebih stabil dan menguntungkan, kenapa harus repot berdebat tentang itu?" sahut Moonbyul membuat ketiga lelaki itu menoleh dan menatapnya terkejut

"lihatlah grafiknya dan bandingkan dengan Busan dan Bucheon. Sumber daya Seoul lebih memadai dan sistem ekspor-impor akan lebih lancar. Kenapa bersikeras membangunnya di Busan atau Bucheon? Lagipula lahan terbuka yang ada di Jung-gu pun cukup luas" jelas gadis itu sambil membongkar tumpukan kertas yang ada dimeja dan menunjukkan beberapa berkas yang mendukung pendapatnya

Ketiga lelaki itu hanya menatap gadis 7 tahun itu takjub. Bagaimana bisa gadis usia 7 tahun membuat keputusan sebaik itu. Bahkan mereka tidak mempertimbangkan Seoul sebelumnya dan hanya terus berdebat untuk membangun anak cabang perusahaan itu di Busan atau Bucheon.

"baiklah, kita bangun di Seoul. Persiapkan segalanya" pintah ayah gadis itu pada kedua lelaki yang ada didepan membuat lelaki itu menunduk dengan cepat dan berjalan keluar dari kantor itu

"kau tak ada latihan?" tanya sang ayah saat melihat anak gadis itu masih duduk dengan tenang disofa kantornya

"dalam 30 menit aku ada latihan taekwon" jawab gadis kecil itu

"lalu kenapa tidak pergi dan malah tinggal disini?" tanya sang ayah lagi

"aku ingin bolos hari ini dan jika aku disini maka aku punya alasan untuk membolos" jawab bocah itu dengan sangat tenang

Sang ayah tak lagi merespon dan hanya membiarkan gadis itu duduk disana sambil memainkan ponselnya

-_+

"kamu ngapain?" tanya anak lelaki itu kaget saat melihat gadis yang seumuran dengannya sedang sibuk mengiris-iris tubuh kelinci putih yang malang itu

"hey Chan, kau datang" sambut si gadis langsung menjatuhkan pisau cutter yang dia pegang sebelumnya lalu bangkit berdiri untuk memeluk sepupunya itu dengan ramah

"apa yang kau lakukan pada kelinci itu Byul?" tanya Chanyeol sambil menunjuk hewan yang sudah tergeletak tak bernyawa itu

"dia sudah mati sebelum aku menemukannya" dusta gadis 4 tahun itu namun terdengar sangat meyakinkan "aku hanya mencoba mengeluarkan darah dari tubuhnya lalu ingin menguburnya" lanjut Moonbyul sambil mengurai pelukannya dari lelaki itu

"lalu kubur dia dengan cepat. Ayahku mencarimu" pintah lelaki itu lalu berjongkok dan mulai menggali lubang kecil didekat sana

Moonbyul pun kembali berjongkok dan mulai mengiris-iris tubuh kelinci itu lagi. Lalu pisau cutter yang penuh darah itu dia dekatkan ke indra penciumannya dan menghirup aromanya dengan halus

"apa yang kau lakukan?" tanya Chanyeol lagi saat melihat Moonbyul melakukan hal itu

"bukankah aroma darah itu luar biasa? Cobalah kau hirup aromanya" kata Moonbyul sambil menyodorkan pisau yang penuh darah itu kearah Chanyeol

Lelaki itu langsung bergidik ngeri dan menatap Moonbyul aneh.

"tidak sama sekali. Berhenti menyodorkan pisau itu!" seru Chanyeol panic sambil menjauh dari Moonbyul

"bodoh" lirih gadis itu lalu segera menyelesaikan urusannya

-_+

Gadis itu langsung menguap dengan lebar saat sedang sibuk membaca buku, rasa kantuk dan bosan menyerangnya begitu saja. Buku ilmu hukum yang dia anggap membosankan itu akhirnya dia tutup dengan cepat. Mengumpulkan beberapa buku dengan judul yang mirip itu di atas meja lalu meletakkannya dibawah kursi.

The ObjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang