Last Stage

86 17 4
                                    

-_+

Moonbyul menatap tubuh yang terikat dikursi itu. Tampak lusuh dan dekil dengan debu yang menempel dibeberapa bagian tubuhnya. Sedangkan lelaki itu malah balik menatapnya dengan tajam

"Ravn, bereskan dia!" pintah Moonbyul pada lelaki yang berdiri dibelakangnya itu membuat lelaki yang di panggil Ravn itu mendekati Jin dengan sebuah suntik ditangannya

"Let me go!!" pintah Jin saat Moonbyul berjalan pergi

Namun teriakan itu hanya terdengar sekali karena cairan bius sudah memasuki tubuhnya dan membuat lelaki itu terlelap dalam tidur

"Rapikan dia dan bawa ke gudang yang Wheein atur" pintah Moonbyul lalu segera melangkah pergi dari sana

-_+

Tok... tok... tok...

Suara ketukan di pintu itu membuat Wonpil yang hampir saja tertidur kembali terjaga dan sedikit terkejut dikasurnya

"udah tidur aja, biar gue yang keluar" pintah Jae sambil melempar selimut ke arah lelaki yang terlihat sangat lelah itu

Wonpil hanya menurut dan merapikan selimutnya untuk segera berangkat ke dunia mimpi. Sedangkan Jae meraih jaketnya dan berjalan keluar untuk melihat siapa yang mengetuk kamar hotelnya pada pukul satu pagi

"Byul?!" mata lelaki itu terbuka dengan lebar dan alis yang terangkat melihat siapa yang berdiri didepan pintu kamarnya

"Keluar bentar yuk sama gue" ajak gadis itu dalam senyum

"Mau kemana? Ini jam satu loh, kamu nggak istirahat?" balas lelaki itu dengan wajah yang menunjukkan jika dia enggan untuk pergi di jam segitu

"Bentar doang. Yuk" paksa Moonbyul akhirnya dan langsung saja menarik tangan lelaki itu

"Aduh bentar dong. Ini gue belum pake sendal mana lagi pintunya belum ditutup" sahut Jae menahan tarikan Moonbyul dan berbalik menarik gadis itu agar ikut dengannya untuk mengambil alas kaki dan menutup pintu kamar hotelnya dengan rapat

Moonbyul hanya menurut sebentar lalu kemudian membawa Jae keluar dari hotel itu. Mengajaknya berkendara di tengah jalanan Bucheon yang sepi menuju pinggiran kota yang tak banyak di ketahui orang

"kita mau kemana?" tanya Jae akhirnya karena tidak lagi menemukan bangunan di jalanan yang mereka lintasi membuat Moonbyul menghentikan mobilnya ditengah jalan yang sepi itu

Suara burung malam terdengar dari dalam hutan disusul suara lolongan anjing atau mungkin serigala yang terdengar saling bersahutan, semua keributan itu dilengkapi oleh suara-suara serangga hutan yang tentu saja sangat jarang mereka temukan dalam kota membuat Jae tanpa sadar meringsut ketakutan di kursinya

"Disini mau ngapain?" tanya lelaki itu lagi dengan mata yang menatap Moonbyul heran

Gadis itu tersenyum dan membuka bagian atas mobilnya dan menunjukkan langit malam yang dipenuhi dengan bintang yang bersinar dengan terangnya. Hafl moon bersinar dan menjadi pusat bintang-bintang itu tampak luar biasa dengan kegelapan malam yang membantu mereka semakin bersinar terang

"Wah" dalam sekejap telinga Jae mengabaikan suara yang sebelumnya menakutinya dengan matanya yang sepenuhnya terpaku menatap langit malam, pemandangan luar biasa yang ditunjukkan Moonbyul padanya

Moonbyul hanya terdiam dan mengamati lelaki itu dengan teliti. Menunggu hingga tubuh yang tegang itu merasa rilex dan nyaman. Tatapan kagum lelaki itu dan juga pundak yang mulai santai meyakinkan gadis itu jika Jae sudah lebih rilex

"Jae" panggil Moonbyul pelan membuat mata sipit itu menatapnya "Do you love me?"

"Pertanyaan macam apa itu? Of course, I do. I love you as much as the stars in the sky"

The ObjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang