Myungho keluar dari mobilnya, ia terlihat sedikit terengah-engah saat baru saja mengakibatkan sebuah mobil harus terbanting kesamping, dan mengeluarkan seorang gadis dari dalamnya. Ia berjongkok untuk melihat gadis tersebut, namun dahinya berkerut dan menggelengkan kepala. Tidak, gadis yang penghuni rumah nomor 17 bukan ini, yang Myungho lihat saat ini adalah temannya, kalau tidak salah, namanya adalah Momo.
"Dia di dalam mobil" kata Myungho kepada pria dengan setelan jas putih lengkap nan tengah berdiri dihadapannya. Ya, siapa lagi yang menjadi lawan bicaranya kalau bukan Jeon Wonwoo?
Wonwoo tersenyum miring dan menoleh kearah mobil milik Momo, "Sudah merasa kebal, huh!?" gumamnya dengan suara berat itu, membuat Myungho yang tengah memperhatikan Momo--untuk mewanti-wanti apabila wanita itu terbangun tiba-tiba--seraya menyiapkan sapu tangan dengan dengan cairan pembius diatasnya itupun bicara, "Dia pasti udah capek dengan segala ke kacauan yang lo bikin, bodoh!" ucap pria bertubuh kurus itu.
"Jaga bicaramu!" kata Wonwoo memperingatkan.
Seraya keduanya berbincang singkat, lima orang pria dengan balutan baju serba hitam--bahkan sampai menggunakan topeng yang menutupi seluruh bagian kepalanya--nampak baru saja berhasil mengeluarkan Sana dari mobil milik Momo dengan menggotong gadis tersebut. Namun begitu mereka melintas didekat Wonwoo, langkah kaki mereka seolah diperintah untuk berhenti demi menunjukkan kondisi gadis tersebut kepada majikan mereka yang berbalut pakaian putih ini.
Mata elang pria itu memicing, memperhatikan seluruh detail pada diri Sana, baik dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tangannya tiba-tiba terulur untuk merogoh saku pakaian gadis itu untuk mengambil ponsel milik Sana yang akan menjadi penghalang rencananya. Ia tersenyum simpul seraya meletakkan benda pipih itu diatas aspal, dan meminta seorang pelayannya untuk memberikannya tongkat baseball andalannya. Tanpa pikir panjang, Wonwoo langsung melayangkan pukulan keras pada ponsel Sana, sehingga ponsel itu hancur dan ia menyepaknya masuk kedalam semak-semak belukar.
"Selesai" bisiknya, tak lupa ia kembali menoleh kepada Sana yang sudah tak sadarkan diri dihadapannya. Semua orang bisa melihat senyuman diwajahnya itu samar-samar tercipta. Kali ini bukan senyuman penuh kelicikan, atau senyuman yang membuat semua orang bergidik ngeri melihatnya. Itu adalah senyuman ketulusan, bahkan tiba-tiba Wonwoo menurunkan tubuhnya untuk mengecup dagu Sana, dan beralih pada bibir gadis itu.
"Sejujurnya, aku gak siap untuk bersikap pura-pura tidak mengenalmu, sayang. Tapi kalau memang harus seperti ini caranya, semua akan aku lakukan supaya akhir cerita ini hanya ada kamu, dan aku" ucapnya pelan dengan suara beratnya itu. Bahkan bibir Wonwoo sedikit terkena noda darah yang diakibatkan oleh aliran darah pada pelipis Sana yang turun melumuri wajah cantiknya. Namun bagi Wonwoo itu bukanlah masalah, ia justru menjilat noda darah pada ujung bibirnya itu dan tersenyum.
Ia menegakan kembali tubuhnya seraya antek-antek kepercayaanya kembali membawa Sana kedalam mobil, dimana sudah ada tim medis yang menunggu didalam, setidaknya Sana harus tetap hidup kalau mereka juga masih ingin hidup ditangan Wonwoo. Baru setelah itu, Wonwoo yang masih diluarpun langsung menoleh kepada Myungho dan melirik sekilas kepada Momo yang terkapar diatas aspal.
"Sisanya, lo yang urus. Gua gak mau ada pihak-pihak yang gak diperlukan ikut campur akan hal ini" ujar pria itu dengan mode seriusnya yang telah kembali.
"Percayakan semuanya sama gua" sahut Myungho langsung,
***
Selama bertahun-tahun, Wonwoo sudah muak melihat bagaimana mamanya Sana selalu menyajikan makanan berupa bubur untuk keluarga kecilnya. Bahkan Wonwoo yang awalnya sangat tergiur dan hendak merasakan kenikmatan bubur buatan nyonya Minatozaki pun kini sudah muak hanya dengan melihatnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since 24 Years Ago
FanfictionHampir semua hal di dunia ini dapat Sana miliki. Namun ada satu hal yang gadis itu tak bisa miliki di hidupnya, yaitu ketenangan. Bagaikan menjadi sasaran dari ribuan tombak, sudah tak terhitung berapa kali Sana berhasil lolos dari maut disepanjang...