7. Ready, Set, Go!

7 2 0
                                    

"aku selalu siap, tetapi aku perlu waktu sedikit untuk mencari seseorang," jawab Kun pada sahabatnya itu.

Alexander menyengir, "oiii apakah itu pacarmu? Atau mungkin istri rahasia mu? Ataukah ... Anak rahasia?! "

Ucapan Alexander yang tidak dipikir dengan matang terlebih dahulu itu membuat Kun berdecak kecil.

"Tentu saja tidak! Bagaimana bisa aku punya anak di umur segini? Mampu berbicara dengan wanita saja tidak, " Ucapnya dengan mata yang terus-menerus berkeliaran.

"Kalau begitu belajarlah denganku, kujamin setelah empat bulan kau akan sangat mahir dan tidak akan grogi," Alexander menyombongkan dirinya, kali ini Kun menggelengkan kepalanya, mengakibatkan poni rambutnya berguncang.

"Jujur saja akulah magnet wanita disini, sementara kamu lah yang membuat mereka bertahan. Jadi jika dipikir-pikir, mungkin tanpaku kamu tidak akan dekat dengan Angelica," ucapnya final.

Kun terus mencari seseorang ditengah padatnya penonton, hingga akhirnya pemuda tersebut menemukan seseorang yang ia cari saat menengok ke arah pukul 10.

Kun menemukan keberadaan kakeknya, Kakek Qian Zhitao atau bisa juga disebut Tuan Zhitao yang mengenakan pakaian berwarna hitam dengan jubah oranye dan membawa banner yang bertuliskan "goodluck for you Kun".

Kakek Qian Zhitao yang telah menginjak umur 65 tahun tersebut masih terlihat bugar dan tampan.

Postur tubuhnya yang tegak dan tinggi membuatnya terlihat menawan, belum lagi ditambah dengan wajah tampan dan belum berkeriput terlalu banyak.

Kakek satu ini seolah menolak memiliki wajah tua. Wajahnya seperti tidak ingin mengikuti keinginan umur untuk membuatnya terlihat berkeriput.

Kun dan Alexander kemudian berjalan bersama, mendekati bagian tengah arena dan bersiap-siap sejenak.

Sebelum perlombaan dimulai, para kontestan diizinkan untuk melumuri  kapur di tangannya masing-masing agar dapat bertanding dengan lebih baik.

Kun mengambil kotak berwarna putih kemudian membaluri tangannya dengan kapur tersebut, pemuda satu ini terlihat begitu semangat untuk memulai perlombaan. Ia lalu menengok ke sekelilingnya guna melihat siapa sajakah yang akan menjadi tandingannya.

Terdapat 10 orang peserta termasuk dengan Kun dan Alexander, nama beberapa diantaranya adalah Gregori, Viktor, dan Dimitre. Mereka bertiga dahulu pernah menjadi teman satu sekolah Kun, tetapi mereka bukanlah teman dalam konotasi positif. Mereka bertiga dahulu selalu memamerkan kekuatan masing-masing dan menindas siapapun yang menentangnya, namun tidak bagi Kun.

Kun bukanlah tandingan bagi mereka bertiga. Pada masa itu, Kun sudah sangat pandai dalam mengontrol kemampuan yang ia miliki dengan baik dan bijak, ia bahkan sudah terlatih oleh kakeknya cara agar mampu mengalahkan musuh tanpa menggunakan kekuatan yang telah diberkati.

Cara itu adalah dengan tenang, karena jika ia berada dalam keadaan terperosok namun tetap mengontrol amarahnya, maka ia dapat membuka kekuatan terpendam dalam diri. Tetapi hal itu belum pernah terjadi, karena selama 19 tahun ia hidup di dunia yang gelap ini, Kun belum pernah kehilangan kekuatannya untuk sesaat.

Kembali ke arena perlombaan, Kun mendesah kecil saat melihat ketiga orang yang dahulu sering mempermainkannya dan Alexander. Saat itu juga Viktor, pemuda seumuran dengan Kun dan berbadan besar tersebut menengok ke arah Kun dan tersenyum kecil. Senyuman yang ia keluarkan terlihat begitu meremehkan.

"Hei little boy, what are you doing here? It's not your place, kamu tidak seharusnya disini karena nanti tubuh kamu akan kuremukkan," Ucap Viktor dengan niat untuk membuat Kun kehilangan fokus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE TWO WORLDS : Light and Dark Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang