🌷9. Kunang-kunang Believe🌷

1.3K 231 76
                                    

Magdalena tersentak, saat mobil direm mendadak. Sergahan itu membuatnya terhenyak. Ia menatap Believe yang memandangnya tajam. Wajah lelaki itu memerah dengan pelipis yang berkedut.

"Kenapa?" tanya Magda dengan kedipan mata yang selalu membuat jantung Believe bergemuruh.

"Aku sudah bayar kamu!"

"Belum lunas!" Mata Believe membeliak mendapati jawaban Magda.

"Kita sudah sepakat! Kamu tidak boleh bekerja lagi di tempat hiburan!" seru Believe.

"Aku tidak bekerja di sana lagi! Daddy hanya ingin bertemu. Lagian aku pinjam Taste Buds milik Daddy untuk diakui jadi milik mamiku."

"Kalau tahu Taste Buds milik laki-laki hidung belang itu aku tidak akan menyetujui skenariomu. Kamu tidak katakan apa-apa soal Taste Buds. Kupikir asal nembak resto aja," rutuk Believe.

"Kalau mau bohong harus disiapkan baik-baik 'kan, Mas?! Siapa tahu Mami Joan mau ke Taste Buds. Aku siap-siap dulu bilang Daddy."

Believe bergidik setiap kali kata "Daddy" terlontar dari bibir mungil Magda. Otaknya sudah berimajinasi yang macam-macam.

"Sudah ngapain aja kamu sama Daddymu?" tanya Believe langsung. Dagunya bergerak ke atas, membuat ekspresinya terlihat menjengkelkan.

Magda menghela napas. Untungnya Believe membayar mahal, kalau tidak, mungkin ia akan berpikir dua kali menjadi istri lelaki sombong ini. Menjawab pertanyaan Believe, Magda mengerucutkan bibir, sambil mengetuk dengan telunjuk berkutek pink. Alisnya mengerut, mengingat apa yang ia lakukan bersama Sugar Daddy-nya.

"Kami sering main sampai keringatan."

"Main?" Believe bahkan tak bisa menelan ludahnya sendiri. Rona di wajahnya raib membayangkan permainan yang dimaksud Magda.

"Kamu sering pakai 'sarung'?" tanya Believe mengarah ke kondom.

"Ga lah. Ga enak! Harus nyentuh kulit biar nyaman."

Believe ingin berteriak, berseru, dan menyumpahi dirinya sendiri! Bagaimana bisa ia akan memperistri Magda, yang nyata-nyata seorang pelacur. Namun, yang ada Believe justru melongo.

"Kenapa, Mas?" tanya Magda dengan mata bersorot innocent itu.

"Sudahlah! Aku minta sekarang, jangan berhubungan lagi dengan Daddy-mu," kata Believe.

Believe hanya mendesah. Merasa aneh dengan dirinya. Seharusnya ia tahu bahwa Magda yang bekerja di tempat hiburan malam, pasti berhubungan sangat dekat dengan para lelaki hidung belang. Membayangkan Magda bergonta ganti kliennya membuat kuduk Believe meremang.

"Magda, ketahuilah, entah kenapa aku tidak ingin kamu bekerja di tempat itu. Berhubungan dengan dunia malam, dan lelaki hidung belang, tak cocok dengan wajah innocentmu. Makanya aku rela membayarmu agar kamu tak lagi berkecimpung di lembah kelam itu." Suara Believe terdengar lirih, tetapi kabin yang senyap mampu mengantarkan gelombang suara Believe menabuh gendang telinga Magda.

Magda menoleh, menatap Believe yang memandangnya tulus. Lelaki arogan yang suka menghakimi itu memancarkan tatapan yang lain. Magda sendiri tak bisa mendefinisikan pandangan itu.

"Kenapa?" tanya Magda dengan kepala meneleng.

"Alih-alih kupu-kupu malam, kamu seperti kunang-kunang. Di tempat kelam itu hanya kamu yang bersinar, hingga menarikku ingin menikahimu, tepat di saat Mami menginginkanku segera menikah," ujar Believe.

Magda mengerjap, mengulas senyum di wajah tirusnya. "Mas, terima kasih."

Believe hanya menarik bibir tipis. Ia benar-benar ingin mengeluarkan Magda dari tempat itu, sebelum hal buruk terjadi. Believe tahu status kesehatan Magda, karena ia ikut mengecek kesehatan para pekerja seks komersial malam minggu setelah edukasi Iwan. Tes laboratorium untuk memeriksa adanya infeksi menular seksual dan tes kehamilan juga mereka lakukan dan hasilnya dilaporkan kepada Iwan. Felicia, sang pemilik club, sungguh sangat memperhatikan kesehatan anak buahnya, sehingga tes itu dilakukan setiap bulan sekali mengundang para dokter yang difasilitasi oleh lembaga peduli HIV.

Menantu untuk Mami (Repost-Completed KBM Dan KK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang