C H A P T E R 03.

28.9K 1.2K 23
                                    

Seorang laki-laki baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggang serta keadaan badan setengah basah.

Lalu laki-laki tersebut berjalan memasuki ruang ganti pakaian. Laki-laki tersebut memakai pakaian style kantoran dengan jas celana dan kemeja dengan warna yang senada. Lalu ia mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kering dan memakaikan dasi. Laki-laki itu terdiam,teringat sesuatu akan kenangan manis dengan seseorang.

Seseorang yang selalu memperhatikan hal-hal kecil yang menurut orang lain mungkin tidak akan terlalu diperhatikan tetapi seseorang tersebut akan memperhatikannya, membenarkannya, agar selalu terlihat perfect.

Satu kata untuk seseorang tersebut adalah perfect.

Laki-laki tersebut memakaikan dasinya dengan tersenyum sekaligus membayangkan seseorang tersebut seolah-olah memakaikan dasi terhadapnya. Lalu ia tersadar akan dirinya di dalam pantulan kaca.

"Aku harus sebisa mungkin terlihat perfect agar aku terlihat satu jajar dengannya." Gumam laki-laki tersebut dengan senyuman terlihat creepy. Sebab wajahnya yang terbiasa tidak berekspresi sekarang sedang tersenyum-senyum konyol karena sebuah angan-angan yang aneh.

Laki-laki tersebut keluar dari ruang ganti pakaian dengan rambut berantakan tetapi dengan keadaan kering.

Lalu ia menyisir rapi rambut hitam legamnya dengan rapi dan memakai jam tangan Paul Newman’s Rolex Daytona.

Laki-laki tersebut memakaikan parfume Ambre Topkapi. Ia meraih handphone di dekat tas kerjanya lalu ia melihat ada notif
panggilan tidak terjawab dari sahabatnya.

Ia memanggil ulang lagi sahabatnya.

"Ada apa?." Ujar laki-laki tersebut tanpa basa-basi.

Terdengar gelak tawa di sebrang penelpon tersebut.

"Ahahaha,anjir lo kagak nanya dulu ngapa kabar gue,huh?." Ucap seseorang di sebrang.

"Nggak peduli. Cepat gue nggak ada waktu." Ucap laki-laki tersebut tidak ingin bertele-tele.

"Sialan. Kirana Laksmi. Gue tau dia tinggal dimana." Ucap seseorang di sebrang dengan senyum miring yang tidak terlihat lawan bicaranya.

Laki-laki tersebut lalu terdiam, darah dan hatinya berdesir mendengar nama 2 kata dengan 12 huruf dan satu makna.

"Dimana?." Ucap laki-laki tersebut dengan nada dingin dan geram seperti sedang menahan sesuatu.

Drrt.

Sebuah notifikasi pesan masuk kedalam handphone laki-laki tersebut.

"Terakhir kalinya gue bantu lo. Jangan pernah lo sia-siakan 'dia' lagi. Gue cuman bisa bantu lo sampai sini aja." Ucap seseorang di sebrang dengan serius.

Lalu penelpon tersebut mengakhiri panggilan tersebut. Laki-laki tersebut membuka pesan yang dikirimkan dan melihatnya.

'Gue tau Lo bisa di andalkan,bara.' Batin laki-laki tersebut.

          E-X P O S E S S I V E

Kirana Laksmi keluar dari kamarnya dengan  high waist wide leg pants dengan  atasan blouse senada. Kirana memakai sandal hak datar berwarna hitam dengan pita di tengahnya.

Lalu Kirana meraih selembar roti tawar dan 
mengangkat susu dari dalam kulkas dan menuangkan ke dalam gelas.

Kirana meminum susu tersebut dalam sekali teguk dan mengunyah roti dengan santai sembari duduk.

EX-POSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang