Pra-akhir

320 48 10
                                    

Sorry for typo
:(








Orang bilang cinta itu menyesakan, menyusahkan, menyakitkan tapi tidak juga. Kunci utama saat perasaan cinta datang yaitu menerimanya namun disertai hati yang lapang. Makin besar gelombang cinta makin tinggi pula risikonya. Dari situlah banyak orang orang yang terlalu terlena dengan cinta sampai tak mempersiapkan diri akan risiko buruknya.

Adat pasang berturung naik.
Nasib orang tidak akan selamanya sama, pasti ada senang dan sedih. Manusia tak akan pernah bisa menduga hal apa yang terjadi di kemudian hari. Sebagai manusia mungkin Jaehyun sudah terlalu lama bahagia, mungkin sudah saatnya ia kembali serius membawa diri.

Jaehyun sadar bahwa bukan hanya dirinya yang merasa merana. Ada satu jiwa lain yang jauh lebih rapuh, satu kali saja ada yang menghantam, Jaehyun tak yakin kaki kurus itu akan tetap berdiri. Maka dari itu Jaehyun mengajak jiwanya berdiri bersama. Saling meyakinkan dan menguatkan, siapa tahu garis takdir sesuai dugaan. Siapa tahu.

Satu cangkir teh mawar seperti tak ada apa apanya di banding udara dingin malam ini. Ditambah dengan hatinya yang gundah gulana belakangan ini. Nyonya Huang masih sabar membujuk suaminya sesekali. Renjun pun sama demikian. Jaehyun sangat bersyukur hidupnya masih di kelilingi banyak orang baik.

"Kak, antar aku ke toko hadiah dong besok." sahut tiba tiba pemuda manis dengan balutan sweater putih andalannya. Tangannya memeluk satu bungkus keripik kentang. Renjun menghampiri Jaehyun yang tengah duduk tenang di sofa.

"Hadiah natal? untuk kakak? gak surprise dong." Jaehyun menyahut sambil merentangkan satu tangannya. Mengajak Renjun bergabung mencari kehangatan dalam dekapannya.

Renjun dengan senyum mengembang masuk kedalam rangkulan tampan si Aquarius kesayangannya. "Untuk kak Dejun, ngapain aku ngasih kakak hadiah segala?" sahut Renjun.

Jaehyun mengerutkan dahi dengan bibir mengerucut, merajuk. "Kok?"

"Aku cium saja, itu hadiah juga kan?" Renjun tertawa gemas.

"Mana bisa hanya cium!" sahut yang lebih tua.

Renjun kembali tertawa, kini lebih keras. Ia menepuk nepuk celana kotak kotak Jaehyun dengan tangannya yang kotor dengan bumbu keripik kentang.

"Hahahahaha! aduh---perutku sakit."

"Jangan marah dong---hhh---khusus untuk kakak aku sudah nyiapinnya dari jauh hari, spesial." tukas Renjun yang masih berusaha menghentikan tawanya.

Jaehyun berbinar, ia cubit pipi kanan Renjun dengan gemas. "Wahh, benerkah? hmm.. kakak coba tebak, kira kira apa ya..?" kepalan tangan Jaehyun menempel pada pipinya. Berlagak berfikir.

"Pokoknya kakak gak akan pernah menduga. Hadiah natal tahun ini sangat sangat spesial." sahut Renjun.

Jaehyun terdiam sebentar, otaknya malah memikirkan kemungkinana buruk di banding hal hal manis. Efek terlalu banyak gelisah. "Jangan bilang ucapan putus." cicitnya.

Renjun tersentak dengan kepala menoleh penuh pada Jaehyun. Ia memukul paha pria itu keras sebab kesal. "Hush! enak saja! kakak kok ngomongnya gitu sih!?" sentak Renjun.

GOODBYE WINTER (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang