fRiENds #8

10 2 5
                                    


Camp pelatihan – Hari kedua.

Citt. Buk.

Suara decitan sepatu dan sambara bola terdengar jelas di telinga.

Tsukishima duduk disebelah pintu GOR, menunggu waktu istirahata habis. Ia telah membantu para manajer untuk mengisi air dan menyiapkan handuk, sekarang ia perlu menunggu para pemain selesai beristirahat kemudian kembali menyiapkan airnya.

"yo!" siapa yang menangka seorang ACE dari Seijoh menyapanya? Menyeramkan, mungkin itulah yang Tsukishima pikirkan. Disebelah Iwaizumi ada pemain uatama dari Seijoh juga Shirtaorizawa, entah apa yang terjadi.

Tsukishima sedikit menundukkan kepalanya sebagai balasan sapaan Iwaizumi. Tak tahu apa yang harus ia lakukan lagi.

"Kenapa kau tak ikut main?" Ini. inilah pertanyaan yang paling ia tak ingin dengar. Kemarin ia sudah berhasil memukul mundur Daichi dan yang lainnya. Sekarang, harus ia apakan ACE seijoh ini?

"T-Tidak, aku masih--" Tsukishima ragu-ragu, tak tahu mau memberi alasan apa.

Entah sejak kapan. Tapi sepertinya orang-orang mulai memperhaikan blocker hebat yang terlupakan ini. terlebih bagi pemain-pemain utama.

"Ini benar-benar menyebalkan" Tsukishima berucap dalam hati. Menyumpahi keadaan ini.

"Cideramu--" // "Kau--" Dua kata itu terlontar bersamaan, tentunya dari orang yang berbeda. Ke-duanya saling tatap, yang lebih muda mengalah, menunduk sedikit mempersilahkan pria yang berjulukan UshiWaka itu bicara duluan.

Merasa diberi ijin, Ushijima mengulangi ucapannya;

"Cideramu itu sudah sembuh, bukan? Walau masih harus ditapping tapi setidaknya kau sudah bisa bermain seperti biasa." 2kalimat, hanya dengan dua kalimat itu Tsukishima sedikit terkejut. Memang, memang sudah tak apa, tapi—Ia tak bisa menjelaskannya perasaanya masih tak karuan.

"Apa yang kau hindari? Lapangan atau Tim mu?" Ushijima kembali berucap. Ia juga manusia yang memiliki perasaan, tak mau membuat keadaan jauh lebih suram.

"Kenapa. Kenapa akau tak berfikir kalau aku menghindari Ukai-san, pelatih kami?" Kei akhirnya membuka mulutnya, tak ingin diam-diaman terus.

"Kau bukan tipe pemain yang akan terganggu dengan ucapan orang yang kau akui." Ushijima mencoba menjawab sesingkat mungkin. ia tak mengungkit pertanyaannya kembali, tapi ia sedikit menunduk pada pria labil dengan julukan kyouken/madDog dari Seijoh.

"Kau." Kyoutani, mulai bicara. Walau terhenti karena sesaat ia melupakan apa yang ingin ia katakan.

"Kau lebih menyeramkan daripada Oikawa-san." Kali ini hanya satu kalimat, dan satu kalimat ini membuat semua orang yang mendengarnya tertegun, kaget. Pria yang bahkan seorang Oikawa Tooru kesulitan untuk mengendalikannya, malah mengatakan seorang pria yang setahun lebih muda darinya itu menyeramkan.

Tsukishima yang sedikit tertegun itu akhirnya membalas ucapan Kyoutani. "Kalau merutmu aku menyeramkan karena pernah membungkam seranganmu, itu salah besar. Toh aku hanya memanfaatkan sikap Tanaka-san, dan sikap mu, Kyoutani-san." Tsukishima tak begitu memepdulikan ucapan UshiWaka dan Kyoutani.

"Aku permisi dulu" Akhirnya. Akhirnya Tsukishima bisa keluar dari situasi yang menyebalkan itu. Ia berjalan menjauh, menuju tempat dimana para pemain cadangan Karasuno berdiri.

Belum sampai pada tujuannya, ia merasakan ada yang menarik tangannya. Mau tak mau Tsukishima menengok kebelakang berusaha tidak mengumpat. Sial, sial. Sialan. Yang ia dapati ketika menengok berusaha melihat orang yang menjengkelkan dibelakangnya adalah wajah gembira seorang Oikawa Tooru, sang Raja Besar.

fRiENds -HAIKYUU! fanfctionWhere stories live. Discover now