pertemuan

514 74 3
                                    

Keesokan harinya, Sehun menemui lalisa yang berada di markasnya. Lalu Chanyeol datang, menghampiri Sehun yang tengah berdiri di depan kamp.

"Dia jauh lebih baik dari sebelumnya." Ucap Chanyeol yang tengah membawa kotak obat di tangannya.

Lalisa keluar dari kamp dan menatap Sehun datar, rasanya sangat aneh saat pemuda itu berdiri dengan tegap di hadapannya. Wajahnya terlihat sangat pucat, Sehun bisa melihatnya dengan jelas, lalu Sehun melangkah mendekati lalisa yang diam mematung menatapnya.

"Kau bisa pulang hari ini, dan aku sudah menandatangani surat permintaan maaf darimu, di tandatangani oleh kapten OH SEHUN." Tegas Sehun lalu memberikan surat kepada lalisa.

Gadis itu hanya diam engak untuk mengeluarkan suaranya, saat lalisa berjalan pergi tiba-tiba Sehun menariknya dan membawa lalisa masuk kedalam pelukannya.

Chanyeol yang menjadi saksi hanya diam mematung, entah apa yang sedang di fikirkan pemuda itu sehingga bibirnya membuka lebar saat melihat Sehun memeluk gadis itu.

Sehingga membuat keduanya saling memandang satu sama lain, oh tuhan, bagaimana dengan jantung keduanya jangan di tanya sebab lalisa tengah mati-matian menahan agar Sehun tidak mendengarkan detak jantungnya yang berpacu dengan kuat.

Sehun mencekram lengan lalisa kuat, gadis itu meringis tertahan. "Kau menyakitiku." Rintih lalisa karna Sehun mencekramnya begitu kuat, lalu Sehun melepaskannya. Sehun berjalan mundur dan berbalik meninggalkan lalisa yang tengah tersenyum kearahnya.

Lalisa tiba di Seoul, tangannya menarik koper dengan sedikit susah payah.

"KEJUTAN!" Ucapannya sambil membuka pintu rumah besar yang berada di area perumahan elit.

Keluarganya begitu sangat senang, saat putri mereka kembali dengan selamat.

"Ibu." Ucap lalisa berlari dan memeluk ibunya.

"Ayah." Ucap lalisa sambil mencium dan memeluk ayahnya.

"Lalisa, mata sang ayah menatap wajah putrinya. Kenapa dengamu? Kenapa kau nampak pucat sekali nak." Sedikit guratan kekhawatiran terlihat jelas dari sang ayah.

"Ah, tidak, disana sangat dingin dan munkin aku hanya terserang flu." Ucap lalisa enteng.

"Baiklah aku akan masuk ke kamarku, aku sangat lelah sekali." Keluh lalisa kepada ayah dan ibunya, ibu dan ayahnya tersenyum lalu mengangguk. Lalisa melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Gadis itu tengah membereskan beberapa pakaian di dalam lemarinya, matanya menatap mantel tebal hitam yang Sehun pinjamkan pada saat mereka berada di gunung bersalju taebaek. Senyumnya mengembang tatkala ingatnya memutar kembali saat Sehun menyelamatkannya dan memeluknya dengan erat.

Lalisa masih mengingat betul akan kejadian itu, raut kekhawatiran dari oh Sehun begitu ketara rasanya lalisa ingin segera berjumpa lagi dengan pemuda itu. We, baiklah ini memang konyol kenapa dirinya memikirkan pemuda sialan itu.

Segera munkin lalisa membereskan pakainnya dan menumpuk mantel milik Sehun di dalam lemarinya, malam harinya lalisa berusaha menghubungi pemuda itu, tapi dirinya hanya mendapatkan penolakan dari sebrang sana. Lalisa mengerti jika pemuda itu tengah sibuk, tapi seharusnya Sehun tidak mengabaikan gadis secantik lalisa kan.!

"Dasar_" lalisa mendengus kesal, entah kenapa dirinya sangat kesal. Padahal Sehun tidak mengangkat panggilan dari lalisa, tapi kenapa rasanya sangat aneh.

Pagi hari lalisa dan kakaknya tangah menyiram tanaman yang berada di depan rumah keluarga Park, lalisa dan juga rose nampak antusias degan rutinitasnya sehari-hari.

KAPTEN OHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang