9. Berangkat bareng

26 3 0
                                    

Seperti biasa setiap pagi para pelayan tengah sibuk menyiapkan makan di atas meja. Di tengah kesibukan tersebut terlihat Bilqis dan farel yang sudah berada di kursi nya masing-masing dengan jarak yang sedikit berjauhan.

Suasana mereka pun juga terasa canggung, tidak tidak hanya Bilqis saja yang canggung dan Farel? Ah cowok itu masa bodo dengan suasana hening nya toh dia sudah terbiasa.

Suara adu sendok saja lah yang menemani kedua hingga Bilqis pun berbicara.

"Farel" panggil Bilqis.

Farel tidak berguming dan hanya memandang Bunda nya datar, walaupun begitu senyum Bilqis tidak luntur

"Kamu udah baikan sama ivana?" tanya Bilqis pasalnya kemarin ia mengetahui hal tersebut dari ivana. Yah kecuali perihal Farel yang menyudutkan gadis itu tentunya.

Farel terdiam mendengar nya sebelum memalingkan wajah kembali pada piring makanan nya.
"Ya" jawab nya singkat.

"Syukur lah" ucap Bilqis sambil tersenyum senang, setidaknya masalah mereka sedikit berkurang.

Bilqis kali ini mengalihkan mata nya ke sana ke mari mencari seseorang, Ivana? Dimana anak itu sejak tadi tidak kelihatan.

"Bibi! Ivana dimana ya kok dari tadi belum turun? " tanya Bilqis pada salah satu pelayan dirumah

"Nona ivana sedang siap siap di kamarnya bu" jawab nya

"Tolong susul ivana ya"

"Baik bu"
Baru saja pelayan itu balik badan.
Terlihat Ivana sudah terlihat dari arah tangga menuju mereka dengan tampilan nya yang berbeda. Bilqis tersenyum lebar melihat ivana, gadis itu terlihat cantik dengan rambut panjang nya yang tergerai yang kini lebih rapih dan bergelombang dari pada sebelum nya.

Farel yang tadi sibuk makan sampai teralihkan pada gadis tersebut, dia menggunakan seragam sekolah nya?

Menyadari hal tersebut seketika membuat Farel menyeringai, jadi sepertinya gadis itu akan satu sekolah dengan Farel, sekarang rencana dia akan semakin mudah untuk dilakukan.

Ketika ivana sudah sampai di meja makan
"Maaf bun Anna kesiangan, untung aja Mbo Asih bantuin ivana siap siap" ucap ivana sedikit malu, ia sudah seperti anak SD saja.

"Ah gk papa kok yang penting bangun" jawab Bilqis sambil menarik kursi di samping nya

"Sini duduk"

Ivana tersenyum lalu mengangguk sebelum matanya menangkap sosok Farel yang ternyata sudah menatap dengan tatapan elangnya, dia lah bahkan penyebab ivana tak bisa tidur semalaman.

"Ivana?"

Ivana mengerjapkan matanya baru tersadar.
"Ya bunda?"

"Kenapa gk duduk?"

"Oh? iya" ucap ivana sambil tertawa renyah sebelum benar benar duduk di samping Bilqis.

Sesekali ivana melirik Farel sekilas dan
ya tuhan! iris hitam itu masih memantau nya dari jauh seperti singa, ivana ingin menghilang saja dari sini apa bisa? Diri nya jadi tidak selera untuk makan.

"Kamu gk papa sayang?" tanya Bilqis terlihat khawatir melihat ivana yang hanya nunduk.

"Ivana gk papa bunda cuma gk nafsu makan aja" jawab Ivana

"Hmm yaudah makan roti aja ya?"

Ivana terdiam sesaat lalu mengeser kursinya lebih dekat pada Bilqis.
"Anu bunda Ka Farel udah tau bakal satu sekolah sama Ana?" bisik nya

Fake Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang