2. Titipan kecil

40 4 0
                                    


***
Ivana di persilahkan masuk ke dalam rumah. Dan gadis itu mengangguk ngangguk sebagai jawaban nya.

Saat ivana memasukin ruangan rumah itu, ia tak henti-hentinya mebuka mulut serta matanya dengan lebar, sambil menelusuri ruangan demi ruangan yang amat mewah dan rapi sambil menarik koper yang hanya berisikan pakaian itu.

Lalu wanita pemilik rumah tersebut memperkenalkan diri sebagai Bilqis yang bmenyuruh ivana untuk duduk.

"Kamu siapa? Dan apa tujuan kamu Dateng ke sini?"

"Saya datang ke rumah ini atas perintah mama saya." ucap ivana gugup

Bilqis yang mendengar ucapan ivana pun masih tidak mengerti dan heran, sedangkan ia tidak tau ivana atau keluarga nya ituu, karena penasaran Bilqis pun bertanya nama orang tua ivana agar dia bisa lebih mengerti keadaan wanita malang itu

"Kalau boleh tau siapa kamu dan nama orangtua mu nak?"

"N-nama saya ivana Auriga Darwin ibu saya Dinda prahesti dan nama ayah saya Darwin Mahendra" jawab nya sedikit gugup.

Bilqis pun kaget mendengar ucapan ivana. Nama itu milik sahabat karib nya sejak kecil.

"Kamu ivana putri Dinda?"

Ivana mengangguk cepat, setelah itu tiba-tiba Bilqis memeluk nya erat.

"Ya tuhan...bagaimana aku tidak tau" ucap Bilqis terharu.

Tapi Ivana segera menarik pelukan nya dan menatap Bilqis dengan alis mengerut
"Tante siapanya mama?"

"Tante sahabat masa kecil mama kamu sayang"

"Serius?" tanya ivana terkejut dengan senyuman lebarnya.

"Hu'um"

Tak lama dari itu senyum Bilqis perlahan mulai luntur menyadari bahwa hanya ivana saja lah yang berdiri di depan nya tanpa kedua orang tua gadis itu.

"Tapi apa yang terjadi sama orang tua kamu" tanya Bilqis dengan dada yang naik turun.

Ivana menggeleng lemah.
"Ivana...tidak ingat"

"Tapi bibi ku memberitahu bahwa mereka kecelakaan saat aku masih kecil, jadi aku di asuh untuk beberapa tahun oleh bibi dan bibi lah yang memberitahu ivana tentang amanah mama untuk datang ke rumah ini" ucap ivana dengan suara yang mulai serak, ia sedang menahan tangis nya.

Seketika nafas Bilqis seperti tercekal, sesak sekali. Melihat gadis malang di depan nya ini sekaligus anak sahabatnya yang tak ia sangka sudah meninggalkan nya terlebih dahulu.

"Oh iya Tante ivana ada titipan kecil dari mama saya" ucap ivana sembari merogoh kantong bajunya.

Lalu memberikannya titipan sang ibunda kepada Bilqis yang berupa surat kecil

Bilqis mengambil surat yang di beri oleh ivana. Dan langsung membacanya.

-Untuk Bilqis-
Hai....apa kabar Semoga kabarmu baik aku harap seperti itu. Apa kamu masih ingat dengan ku? Aku tau kamu masih ingat dan tidak akan melupakan ku, aku menulis surat ini untuk meminta tolong pada mu.

Anak ku Ivana dia tidak bisa tinggal di kediaman keluarga kami karena terdapat masalah besar telah terjadi yang belum kau ketahui,suami ku sudah pergi terlebih dahulu akibat bencana di kediaman kami Maafkan aku, mungkin jika kau membaca surat ini itu berarti aku sudah pergi.

Tapi masalah itu akan selesai jika kau mau membatu ku sekarang. Jaga lah anak ku selayaknya anak mu sendiri, aku yakin ivana akan aman di sana,dia putri ku satu satunya jadi kumohon berikan dia kasih sayang sebagai mana aku menyayangi nya.

Fake Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang