8. Different side

20 3 0
                                    


"Aw! Sakit bodoh!"

Ya, itu suara Farel yang kini sedang ivana obati pada luka bagian matanya.

"Ini ivana udah pelan loh kak!" ivana menjawab dengan tak kalah ngotot.

Farel hanya bisa mengepalkan tangannya merasa tak terima gadis itu membentak nya.
Kenapa jadi dirinya yang terpojok gini

Beberapa waktu setelah peristiwa mimisan, Farel sempat marah besar karena ivana tak kunjung keluar dari kamar dia dengan alasan ingin mengobati lukanya sebagai permintaan maaf.

Pada awalnya tentu Farel menolak mentah mentah permintaan ivana itu berbagai cara Farel lakukan agar ivana keluar bahkan Farel membentak ivana berkali kali, bukannya takut ivana malah menjahili Farel dengan kecoa mainan nya lagi seketika membuat Farel kicep.

Jujur saja Farel memiliki trauma pada kecoa sejak dulu, saat Farel masih kecil ia pernah kemasukan kecoa di dalam celananya.

Dan sejak saat itu kenangan tentang kecoa di dalam celananya membuat Farel merasa takut dan geli secara bersama, walaupun kecoa itu adalah mainan.

Karena alasan tersebut, Farel dengan terpaksa menuruti keinginan ivana.

"Udah belum sih!" ucap Farel tak sabaran.

Ivana menghentikan kegiatan nya lalu menatap Farel dengan geram masalahnya Farel sudah bertanya puluhan kali pada ivana.

"Belum kak. Baru juga ivana mulai tadi"

"Lama banget!"

Ivana yang sedang mencelupkan kapas pada cairan obat langsung memandang Farel lagi.
"Ini belum ada dua menit loh ka"

"Itu udah lama!"

Ivana mendengus.
"Makannya kakak nurut biar cepet selesai"
Ucap ivana, ia memukul pelan lengan Farel.

"Cepat tutup mata kak" seru ivana.

Mendengar itu membuat Farel berdecak sebal tapi tetap menurut, takut tiba tiba di todong kecoa lagi oleh gadis gila ini.

Kedua mata Farel pun tertutup, tak lama setelah itu sebuah benda halus dan sedikit basah mulai mengusap sudut mata Farel dengan lembut walaupun begitu rasa ngilu masih tetap ada pada matanya.

Ivana mengobati mata Farel dengan telaten dan sedikit tiupan kecil agar obat yang di oleskan cepat menyerap dan mengurangi rasa sakit luka nya.

Dan kali ini Farel hanya diam saja, lantas ivana pun tersenyum.

"Udah. Coba buka matanya" ucap ivana.

Perlahan kedua mata Farel terbuka dan langsung memperlihatkan iris hitam nya pada ivana.

Untuk sesaat mata ivana dan Farel saling beradu dengan tatapan mereka yang berbeda. Farel dengan mata dingin nya dan ivana dengan mata hangatnya.

"Kenapa lu senyum senyum?!"

Ivana pun terkekeh.
"Lucu aja. Ka farel dari luar keliatan cool eh ternyata takut sama kecoa" ucap ivana

"Gw gk takut!!"

Ivana menyipitkan mata tak percaya tapi setelah itu hanya tertawa kecil menanggapi omong kosong Farel tersebut. Ia kembali mengambil kapas baru nya untuk di baluti cairan obat.

Farel yang melihat kesibukan ivana pun berdecak sebal karena gadis itu akan memulai ritual untuk menyiksa nya lagi.

"Ah jangan bilang lu belum selesai!?" keluh Farel

Ivana melirik Farel sekilas lalu menggeleng.
"Habis ini udah kok" ucap ivana sambil mendekati wajah Farel.

Sedang kan Farel pun terdiam tapi matanya terus memantau pergerakan ivana.

Fake Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang