4.cewe sialan

25 4 0
                                    

Mendengar suara tamparan tersebut sontak membuat ivana menutup mulutnya terkejut, melihat Bilqis baru saja menampar Farel di depan mata langsung.

Demi tuhan ivana sungguh merasa bersalah beribu ribu kali pada pemuda itu.

"Bunda" panggil ivana mencoba menenangkan Bilqis yang terlihat juga terkejut dengan apa yang dilakukan nya barusan.

"Farel m-maafin bunda"

Bilqis kelihatan bingung sendiri sekarang, ia sungguh tak sengaja melakukan nya naluri reflek nya muncul begitu saja.

"bunda gk bermaksud farel"

Dengan tangan yang gemetar Bilqis ingin memeriksa pipi farel yang berbekas itu. Namun dengan cepat farel memalingkan wajahnya.

Iris mata pemuda itu menatap dingin pada Bilqis dan ivana.

"Udah. Itu kan jawabannya?"

Setelah mengatakan hal itu Farel langsung melangkah kan kakinya keluar dari rumah tersebut. Tanpa memperdulikan kedua orang yang membuat nya lama lama muak berada di dalam.

***

Farel langsung pergi dari rumah angker itu,karena menurut Farel pergi adalah solusinya, daripada harus melihat sinetron baru yang di rangkai oleh gadis sialan tadi.

Selalu saja situasi seperti itu membuat Farel muak dan tak ingin menerima kenyataan menyakitkan. Kebencian terhadap kedua orang tuanya selalu menghantui pemuda itu seakan sudah mendarah daging di dalam dirinya.

Yang Farel inginkan hanya keberadaan orang tua yang memperhatikannya tapi tidak itu hanya dulu, sekarang ia sudah cape mencari ke ributan hanya untuk mendapat perhatian mereka. Miris sekali.

Farel menancap kan gas motornya lalu menghilang dengan cepat dari sana.


***
Farel pov

Gue berhenti di sebuah cafe yang sepi, gue sengaja datang ke tempat sepi karena gue butuh sendiri.

Biasanya gue kalo lagi banyak pikiran, gue selalu datang ke bar,tapi kali ini gue lagi ga minat karena berisik.

Saat gue sedang menikmati kesendirian yang tenang,tiba-tiba datang segerombolan pengamen "ya Tuhan cobaan apa lagi inii" gue langsung tutup kuping, yang bikin mood gua kacau lagi

Jreng-jreng-jreng
"ku yang dulu bukanlah yang sekarang huooo~"

Disitu gua langsung pengen pergi karena berisik dan suaranya yang gaenak di denger .
"Eh bang mau kemana,duitnya dulu"

"Hah,duit apaan dah"

pengamen itu tiba-tiba nahan gue buat pergi,malah dia minta duit lagi.

"Ya kan tadi saya udh nyanyi bang"

"Lah,siapa yang suruh lu nyanyi? Udh pula suara lu kaga enak"

"Suara artis gini di bilang ngga enak,cepett bayar bang, saya liat dari penampilan Abang, kaya nya orang kaya nih" kata si pengamen itu sambil me naik turun kan alisnya.

Karena gue udh pusing denger ocehannya gue langsung kasih duit tuh pengamen,tapi dia malah protes lagi." Ko dua rebu sih bang".

Gue langsung cabut dari tempat itu karena gue gamau denger tuh para pengamen ngoceh. Lagian sejak kapan di cafe ada pengamen.

"Kaya doang ngasih duit cuma dua ribu"

Fake Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang