10. telat

18 2 0
                                    

***

"Cepetan Atuuh bang.." teriak ivana pada bang ojek sambil menepuk nepuk pundaknya tukang ojek

"Iya neng siap. Pegangan yang erat kita mau gaspol" Teriak bang ojek yang segera menancapkan gas nya lebih cepat. Ivana langsung memegang Abang ojeknya dengan erat

Abang ojek melajukan motornya sangat cepat ibaratkan seperti di jalan tol yang membuat gadis yang di bawanya terus membaca doa sembari memegang erat bang ojek supaya ia tidak terbang

Memang jika mobil kalo melajukan gas nya di jalan tol seperti apa cepat kan? Tapi karena mobil itu tertutup jadi tidak terkena oleh hembusan angin yang sangat dahsyat itu.

Tapi coba bayangin kalau motor melajukan gas nya cepat kaya lagi ada di jalan tol gitu. Apalagi motor itu kan tidak tertutup seperti mobil. Ivana udah kaya ngerasa ini motor kayanya udah mau terbang karena terhembus oleh angin yang kencang.

Sesampai di sekolah

Motor Abang ojek berhenti di depan gerbang sekolah yang bisa terbilang mewah besar megah rapih aman damai dan tentram. Dan tanpa sadar gadis yang sedang ia antar sedang tertidur.

"Neng sudah sampai nih" ucap Abang ojek melepas helm nya

"Oh udah nyampe bang" ivana melihat ke arah kanan terdapat bangunan besar lamanya seperti istana megah.

"Ini beneran sekolahnya bang!" teriak ivana.

Kang ojek pun mengangguk yakin.
"Bener kok neng emang kenapa?"

Mulut ivana sampai menganga melihat betapa megahnya bagunan itu.
"Wah kaya istana negara"

Mendengar itu membuat kang ojek terkekeh, pasalnya banyak orang kaya memang sekolah disini dan biaya untuk perbulannya pun tak terbayang kan.

"Yaudah bang makasih ya. Saya mau masuk dulu" ivana hendak berjalan pergi.

"Eh!! Neng bayar dulu Atuuh"

"Oh iya, bentar ya bang" ucap ivana lalu mengodok ngodok tas dan kantong nya dan ternyata di kantung tas Ivana berisi uang yang cukup banyak.

Beruntung nya Bilqis sudah memberikan beberapa uang lebih untuk ivana jika tidak, bisa dipastikan ivana tidak akan bisa bayar kang ojek ini apalagi bayar makanan kantin.

"Nih bang maaf saya gak ada receh." Ivana memeberi selembar uang berwarna biru itu.

"Kembaliannya mana bang?" tanya ivana sudah mengacungkan telapak tangan nya.

"Loh ini aja kurang neng. Aturan seratua ribu"

"Hah? Sebanyak itu bang?" tanya ivana merasa curiga jangan jangan kang ojek ini mengambil keuntungan dengan melibihkan ongkos untuk nya.

"Iyalah saya nyetir itu udah kaya mu terbang tadi mana jauh banget lagi"

Ivana pun akhirnya menyerah saja.
"Yaudah deh nih. itung itung sedekah"

"Nah gitu dong neng,makasih ya" ucap bang ojek

"Iya sama sama"

Dengan langkah cepat ivana mulai menjauh dari hadapan ojek tersebut.

"Cantik cantik pikun ya" ucap bang ojek dengan tertawa pelan sebelum menyalakan motor nya pergi dari sana.

***

Ivana pov

Disinilah aku berdiri di depan gedung yang menjulang ke atas memperlihatkan kemegahan dan keindahannya.

Pasti di sekolah ini tak ada yang bisa bolos pikir ivana, dilihat dari ujung kanan sampai kirinya di tutup oleh dinding pagar yang cukup lebar dan juga tinggi.

Fake Brother. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang