✍ DUA ✍

8.6K 554 22
                                    

Happy reading!!!

Pagi ini Aiden, Reno, dan Rano berniat untuk tetap diruang  rawat Aksa  dan tak ada niatan untuk berpergian kemanapun karena mumpung sekarang hari minggu dan kebetulan  mereka semua sedang free, jadi mereka sepakat untuk menemani Aksa bersama sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Aiden, Reno, dan Rano berniat untuk tetap diruang  rawat Aksa  dan tak ada niatan untuk berpergian kemanapun karena mumpung sekarang hari minggu dan kebetulan  mereka semua sedang free, jadi mereka sepakat untuk menemani Aksa bersama sama.

Saat ini mereka tengah melakukan sarapan pagi bersama dengan makanan yang tadi sempat Reno beli di kantin rumah sakit, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi namun mereka baru saja memulai sarapan.

Selesai makan pun mereka langsung melanjutkan kegiatan mereka masing-masing setelah sebelumnya mereka membersihkan bekas makan tadi. Aiden yang kini fokus menatap tv yang ada di kamaet rawat Aksa. Rano yang sudah komat-kamit tak jelas dengan tangan yang bergerak lincah di handphone canggihnya memainkan game online. Sedangkan Reno sendiri lebih memilih duduk dikursi samping ranjang Aksa sambil memandangi wajah damai Aksa, tak lupa tangannya sudah mengenggam tangan munggil Aksa yang tidak di infus.

Lama memandangi wajah Aksa tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara monitor yang ada di samping ranjang yang kini berbunyi berisik dan menampilkan grafik yang tidak teratur dan tak lama tubuh tenang Aksa langsung kejang-kejang.

Reno yang terkejut bercampur panik akhirnya berteriak memanggil Aiden dan tak lupa menekan tombol merah diatas ranjang Aksa berkali-kali saking paniknya.

"BANG AIDEN!!!"

Mendengar teriakan Reno, Aiden dan Rano pun langsung menghentikan aktivitasnya dan mendekati Reno. Betapa terkejutnya mereka melihat Aksa yang kejang-kejang. Mereka bertambah panik ketika tiba-tiba mata Aksa terbuka dan langsung melotot hampir keluar bola matanya.

"Bang, cepet pangil Dokter, Bang!!" Panik Reno

Aiden dengan sigap langsung berlari keluar dan memangil dokter. Tak berselang lama akhirnya Dokter tiba. Reno dan Rano pun akhirnya keluar dari ruang rawat Aksa karena perawat tadi meminta mereka keluar terlebih dahulu.

Didepan ruang rawat Aksa, kini aiden yang terlihat mondar-mandir seperti setrika dengan kuku yang sengaja ia gigit, kebiasaan Aiden jika sedang cemas. Reno dan Rano yang duduk dikursi dengan tak tenang.

Satu jam kemudian pintu ruang rawat Aksa akhirnya terbuka, dan keluarlah Dokter paruh baya dengan wajah lelah serta peluh yang bercucuran membasahi pelipisnya.

"Gimana Dokter kondisi adik saya? Adik saya baik-baik saja kan Dokter? Nggak ada yang perlu dikhawatirkan kan, Dokter? Nggak terjadi apa apa kan Dokter sama adik saya?" Tanya Aiden beruntun.

"Tenang tuan, adik anda baik-baik saja dan syukurlah adik anda telah melewati masa kritisnya. Kita hanya tinggal menunggu pasien sadar dalam beberapa jam ke depan karena sekarang pasien masih dalam  pengaruh obat tidur" Ucap Dokter.

Mereka bertiga akhirnya bisa tenang dan tak khawatir lagi. Mereka juga bahagia akhirnya Aksa akan segera bangun. Hal ini lah yang dinantikan oleh mereka bertiga.

Aksa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang