Happy Reading!!!
Lima hari sudah Aksa pulang dari rumah sakit dan hingga sekarang Aksa hanya diam dirumah tak pernah lagi pergi keluar rumah. Bagaimana mau keluar jika tubuhnya saja tak mengikuti perintahnya dan hanya mampu berdiam lemah tak berdaya seperti patung? Untuk menelan dan mengeluarkan suaranya saja Aksa tak mampu bagaimana mau keluar rumah? Mengutarakan keinginannya saja Aksa tak sanggup. Ia yang sekarang persis seperti bayi tak ada bedanya. Bayi saja masih lebih baik bisa menangis kencang dan mudah menelan makanannya serta dapat bergerak dengan bebas, sedangkan ia sekarang pun tak bisa melakukan apapun. Ia yang sekarang hanya mampu berbaring terlentang di atas kasur tanpa pergerakan dan hanya bisa menunggu orang lain untuk membantunya melakukan aktivitasnya. Untuk buang hajat saja Aksa tak dapat mengendalikan dan merasakannya, kalau seperti ini, dirinya sudah benar-benar mirip seperti bayi sungguhan. Bayi saja masih wajar lalu bagaimana dengan ia, pasti sangat menjijikan. Dan kini satu pemikiran yang masih Aksa pikiran yaitu kemana perginya Mama dan papanya. Apakah mereka pergi meninggalkannya karena tak ingin melihat kondisinya yang sekarang dan jijik padanya. Itulah yang menjadi pikirannya sekarang. Aksa belum mengetahui jika orang tuanya sudah tiada kerena ketiga Abangnya masih belum memberitahu kepadanya, mereka takut Aksa akan kembali drop jika mengetahui fakta tentang kedua orang tua mereka yang sudah tiada. Biarlah masalah ini mereka sembunyikan dulu hingga waktu yang tepat untuk mengatakannya pada Aksa.
Pagi ini Aiden terbangun lebih dulu ketimbang aksa. Beberapa kali Aksa yang lebih dulu terbangun. Mungkin karena tidurnya yang tak nyenyak membuatnya cepat terbangun.
"Aksa bangun Dek udah pagi. Ayo bangun!" Ucap Aiden lembut tak ingin mengagetkan Aksa.
Perlahan mata Aksa terbuka dan sempat berkedip kedip beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk.
"Abang pijitin dulu ya badan Aksa, habis itu Aksa mandi."
Ya, setiap pagi pasti Aiden maupun si kembar akan sedikit memberikan pijatan pada tangan dan kaki Aksa agar tak kaku meskipun Aksa tak merasakan pijatan tersebut.
Setelah sepuluh menit memijat kaki dan tangan Aksa sekarang waktunya Aksa mandi. Mereka selalu memandikan Aksa dengan air hangat agar Aksa tak kedinginan dan menggigil. Pernah sekali Aiden yang sedang terburu buru pergi kekantor karena ada rapat dan lupa menggunakan air hangat dan berakhir menggunakan air dingin yang setelah itu tubuh Aksa menggigil hebat hingga di siang harinya Aksa sampai demam yang membuat ketiga Abangnya panik. Aiden pun saat itu juga merasa bersalah karena kelalaiannya, Aksa jadi demam dan akhirnya Aiden meminta maaf pada Aksa dan untungnya Aksa memaafkannya dengan mengedipkan mata sekali. Setelah itu mereka lebih memilih menggunakan air hangat saja karena mereka tak ingin kejadian itu terulang lagi sudah cukup satu kali mereka kapok dan tak ingin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa ✔
Random[ END ] [ BROTHERSHIP] Ketiga kakak yang harus merawat adik bungsu kesayangan mereka yang kini lumpuh total setelah kecelakaan naas yang menimpa keluarga mereka. [Walaupun book ini sudah Tamat, harap tetap berikan Vote and Comment!!!] Rank🏅; # 3...