【02】

82 13 30
                                    

Sesuai janji Amane, ia menemani Yashiro mengerjakan narasi dimalam musim dingin ini.

Mereka melihat pemandangan langit malam di musim dingin melewati jendela kamar Yashiro. Memang berbeda dari musim-musim lainnya. Langit malam dimusim dingin ini memiliki kesan tersendiri dengan salju-salju yang kian berjatuhan. Kesan misterius terpancar dari aura kemerlip bintang yang ditutupi salju.

"Bagaimana Yashiro? Apakah kau bisa melihat narasi yang terpendam diantara bintang-bintang itu? Diselipan salju putih yang kian lama kian tebal menutupi pandang langit dengan sejuta pesonanya. Ah! Aku sudah gila karena pesona yang mereka tebar."

"Yashiro?"

Yashiro menganga. Bukannya memperhatikan pemandangan langit seperti yang Amane perintahkan, ia malah menatap Amane yang mengoceh terpana pesona langit malam itu.

"Gomen, aku banyak mengoceh ya. Ahaha lupakan itu! Mari kita berfokus pada narasi mu!"

"Tidak Amane-kun. Lanjutkan celotehanmu."

Amane mengernyit. "Hah? Apakah penting?"

"Nee Amane-kun, tanpa sadar, daripada aku yang sama sekali tidak mengerti akan langit malam ini, kau tau segala isi dari langit misterius itu. Dan kau menyampaikan semuanya dengan sederhana. Yaitu mengoceh tanpa ada editan untuk kata-kata yang terucap dari bibirmu. Murni dari apa yang isi hati dan pikiranmu katakan."

"Ah, kau benar Yashiro."

Menyodorkan secarik kertas awal narasi, Yashiro bersender dibahu Amane selagi Amane membaca rangkaian kata itu.

"Winter desember, bersama seseorang disebelahku. Malam itu, langit malam serasa memanggil untuk dipandang, pesona akan kesan misteriusnya merupakan khas tersendiri bagi sorot mata yang memandang. Sebenarnya rahasia apa yang langit ingin sampaikan? Salju-salju yang kian lama kian lebat seolah membekap langit tersebut menyampaikan sesuatu yang terpendam. Narasi ini kutulis sekilas disamping pria yang terpana akan sejuta pesona galaksi, terpaan angin dingin menyapa dikala kami memandang langit yang terus memancarkan keindahan tanpa henti. Secercah cahaya lampu dilangit-langit malam menemani keheningan yang terjadi diantara kami. Demikian aku tulis narasi ini diatas secarik kertas putih bergariskan hitam memanjang disetiap barisnya."

Amane membaca narasi yang dibuat oleh Yashiro dengan tatapan tertakjub. Bahkan dirinya yang katanya awal dari narasi ini serasa tidak percaya ocehannya bisa dikembangkan begitu penuh arti.

"Ini bagus Yashiro! Bahkan punyaku tidak sebagus ini."

Berulang-ulang Amane membacanya namun ia tidak bisa lepas dari kata takjub. Sementara Yashiro tidak menjawab ujaran Amane tadi, mengapa?

Amane yang merasa terkacangi oleh Yashiro berniat mengejek gadis itu dengan sebutan kata emasnya seperti biasa.

"Nona Daikon?"

Tidak ada respon dari Yashiro, Amane melihat wajah yang dibenam surai creame nya. "Ternyata kau sudah tidur ya nona daikon." Amane menengadahkan kepala kembali memandang langit malam yang kian tertupi salju.

"Apakah aku akan pulang tanpa pamit dari si tuan rumah?"

Amane menidurkan Yashiro diatas ranjangnya. Menatap manik yang terkatup dengan sedikit perasaan sedih. Mengapa? Karena ia tidak bisa selalu bersama, bahkan cita-cita nya selain menjadi astrounot yaitu menikahi gadis pujaan hatinya mustahil rasanya. Jangankan menikahi, menyatakan perasaan saja tidak mungkin. Nantinya, saat waktu yang Amane takuti benar-benar tiba, bisa saja itu akan berdampak besar terhadap Yashiro jika Amane mengutarakan perasaannya.

Your Two Side ┊ Amane x Nene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang