【05】

100 13 65
                                    

"Aku mencintaimu juga Amane-kun. Tapi kita telah sampai pada ujung waktu bersama ...."

- Yashiro Nene -

____________________

Aroma bau darah pekat terbau indra penciuman Yashiro. Apakah dia akan menelpon polisi atau sebagainya? Tetap diam menunggu keajaiban atau berusaha kabur dan merahasiakan semua kenyataannya?

Terlebih lagi, lihatlah itu ... Wajahnya sangat mirip dengan Amane.

"Amane-kun apakah kau terlahir kembar?" batin Yashiro.

"Yashiro. Tunjukkanlah dirimu. Aku tahu kau mengikutiku."

Yashiro kaget. Apa pria bernama Yugi Amane itu barusaja memanggilnya? Haruskah menunjukkan diri? Yashiro bergetar ketakutan, wajahnya pucat.

"Aku tidak akan menyakitimu. Keluar lah." Tegas Amane.

"Lagian aku sudah menyerah melawan arus yang makin deras membawa hanyut kita jika tidak dapat berenang dengan baik melawan kehidupan. Semua ini tidak ada artinya lagi bagiku."

"Dan selain margaku yang merupakan keluarga Yugi ...." Amane menggantung ucapannya. "aku ini pengidap kanker stadium akhir."

Serasa dihujam jarum bertubi-tubi. Setelah ini kenyataan apalagi yang akan dia dengar? Hati Yashiro menjerit, cukup. Ia ingin mendekat memeluk pria itu erat seperti biasa, tapi pada akhirnya rasa takutnya mengurungkan niat. Mengubur dalam-dalam rasa sakit tertampar kenyataan.

Tidak mengubris, Yashiro diam.

"Apakah aku boleh meminta sesuatu?" Amane bertanya seraya menyapu pandang mencari keberadaan Yashiro.

"Tolong telfon polisi dan mengaku lah sebagai saksi."

Tap, tap, tap.

Tatapan Amane dan Yashiro bertemu. Amane mencondongkan badannya ke arah Yashiro. "Tolong."

Yashiro meneguk saliva nya paksa. Semua keputusan ada pada Yashiro Nene.

____________________

Yashiro POV

Sakit melihatmu dari kejauhan. Jadi ini kah akhir pertemuan dan hubungan kita? Para reporter rusuh dibalik garis polisi menanyakan hal kejadian.

Reporter-reporter tadi menghampiriku, sial. Polisi itu pasti menunjukku sebagai pelapor.

"Selamat sore nona, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana anda bisa menemukan buronan satu keluarga semudah itu? Negara saja kesusahan."

"Apakah kalian mempunyai hubungan?"

"Berapa umurmu?"

"Wah, kau masih SMA ya."

"Berapa ukuran betismu?"

Aku berlerai pergi. Betis ... Siapa yang akan memanggilku daikon lagi? Siapa yang akan menjahiliku lagi? Siapa yang akan mengisi waktu luangku? Sekarang aku mengerti. Kou-kun berbohong, yang menghajarnya, yang singgah kerumahku, itu adalah kembaran Amane-kun. Jadi tidak ada prank disini. Ini faktanya.

Aku berlari, berlari sekuat tenaga. Tidak ingin melihat lebih, tidak ingin sakit ini makin mendalam. Memory akan indahnya kenangan terus berputar dikepalaku. Cukup, hentikan.

Your Two Side ┊ Amane x Nene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang