geng [2]

22 11 25
                                    


-----------------------------------------------------------
Persahabatan bukan tentang siapa yang mengenalmu lebih dulu, tapi persahabatan tentang siapa yang selalu ada disampingmu bagaimanapun keadaanmu
____________________________________

“udah ah damai shif, capek gue nih berantem mulu”

“iya deh iya, damai aja deh gue juga capek”

"kalian udah saling kenal?" tanya.

"udah dong, aku sama bella dulu satu kelas dan emang sahabatan dari kecil"

"dih ogah banget gue punya sahabat kayak lo yang kelakuhannya kek dakjal" sahut bella

"dih fiks oke jangan curhat curhat lagi ke gue, jangan dateng ke rumah gue malam malam. mana dateng ga bawa apa apa" ucap shifa

"udah deh kalian ini berantem mulu"

"kita bikin geng gimana mau ga? anggotanya kita bertiga?" sambung liora

"bentar bentar maksudmu kita bestprend an gitu?" tanya bella dengan lumayan judes.

"iyaa tapi tergantung kalian mau apa engga?"

"ya jelas mau lah, gue tau lo tu orangnya asik" ucap mereka barengan

"jadi kita kasih nama apanih geng kita" tanya shipa

"halah pake nama segala alay"

"ga seru lo Bell"

"udah gini aja kita ga usah kasih nama karena nama tu ga terlalu penting untuk hubungan persahabatan kita yang terpenting tu kekompakkan kita, solidaritas dan ga munafik gitu aja" tengah liora agar tak terjadi perdebatan lagi antara bella dan shifa.

"yaudah gini mana lra no hp lo nanti gue bikin in grup wa" ucap shifa

"oke nih kamu yang tc ya tapi 0856******67"

"dah gue tc tu save ya"

"okee"

*gengku*

shifa telah membuat grup
shifa telah menambahkan anda
shifa telah menambahkan 0813****2509

shifa
'cek'

bella
'apaan sih lo brisik'
'kita deketan ngapain wa nan'

shifa
'lo tu ya bel ga didunia nyata ga didunia maya judes mulu sama gue'

'kalian ngributin apa sih?'

"ting.... ting...." tiba tiba suara bel terdengar keras mengema disekitar aula

"diharapkan kepada seluruh peserta MPLS mulai baris seperti semula karena kita akan melanjutkan acara berikutnya"

Mendengar instruksi seperti itu aula yang dari tadi ricuh kini mulai tenang. Para peserta bergabung dengan barisan kelasnya masing masing.

"acara selanjutnya adalah penggenalan terhadap wali kelas jadi kalian langsung aja menuju ruang kelas masing masing nanti kalian akan diarahkan oleh anggota osis" ucap singkat penggurus osis.

Satu persatu kelas mulai diarahkan osis untuk masuk ke ruang kelasnya masing masing. Mulai dari kelas X IPS 1 hingga X MIPA 5. Kelas liora mendapatkan barisan paling akhir.

"Bell, Ra ga tau kenapa ya gue ga suka sama osis yang ngomong tadi .Dari awal baris wajah dia udah songgong" ucap shifa pelan pelan dan penuh hati hati.

"Iya njir ga tau napa gue juga ga suka sama tu osis. Bahkan gue udah ga suka dari pas pendaftaran itu lo"

"Kalau lo Ra gimana pendapat lo tentang tu osis?" liora memikir Sejenak.

"Kalau aku cenderung biasa aja sih"

"Aaahh lo mah ga asik" ucap shifa

"Ya gimana ya Shif gue emang ga terlalu merhatiin tu osis. Tapi menurut gue tu osis cenderung ke tegas"

"Tegas apaan itu namanya caper Ra ingat C.A.P.E.R" Bella mengucapkan itu dengan penuh penekanan. Wajahnya seakan akan mengisyaratkan ada dendam pribadi.

"Iya deh iya Bel, udah ayo kita baris malah ngeributin itu kakak osis"

Para peserta Mpls mulai memasuki kelas masing masing. Liora, Bella dan shifa masuk ke kelas mereka yang paling ujung. Di dalam kelas sudah ada wali kelas X Mipa 5 yang sudah siap menunggu murid barunya. Suasana kelas masih canggung lantaran baru pertama bertemu.

"Halo anak anak perkenalkan nama bapak Nur Cahya.Bapak disini karena bapak walikelas kalian, sebenernya agak males sih tapi demi gaji apapun bapak lakukan" ucap pak nur

"Kirain demi kita eh ternyata demi gaji" Ucap teman liora yang duduk di paling belakang

"Hidup butuh uang nak"

Benar juga kata Pak Nur terkadang segala macam cara akan dihalalkan demi mendapatkan uang. Uang seakan akan menjadi sumber kebahagian. Padahal orang yang banyak uang belum tentu bahagia. Entah mengapa banyak orang yang tergila gila dengan uang bahkan hingga melupakan segalanya.

"Oke jadi bapak lanjutkan untuk awal awal kita akan membuat grup wa terlebih dahulu saya mohon satu orang nanti buat grup nah saya nanti dimasukkan aja, siapa yang mau nih buat grup buat kelas ?"

"saya pak" Shifa dengan santai mengangkat tangan nya

"Oke shifa, kamu buat grup nya bentar saya tuliskan no saya di papan tulis"

"Selesai. ini no bapak, bapak masih jaka tapi yang cewek cewek jangan pada modus ke bapak, karena bapak sudah punya pacar"

Menurut Liora Pak Nur adalah wali kelas tergokil. Baru kali ini dia mendapatkan wali kelas dengan tingkat ke-pd an setinggi Pak Nur. Siapa juga yang mau sama beliau, tapi Liora atau mungkin yang lainnya tak munafik mengatakan bahwa Pak Nur jelek.
Di wajah pak Nur dihiasi sepasang lesung pipit yang indah, kulitnya yang hitam manis, kaca mata kekiniannya, dan hidungnya yang mancung. Bukan itu saja rambut Pak Nur sangat menawan.

"yaelah si bapak malah pamer"

"Karena bapak sibuk, perkenalannya bapak rasa sudah cukup kalian boleh ke kantin. Kalian cari aja sendiri kantinnya kalau nyasar tanya aja orang lewat. Ingat nanti pulangnya nunggu osis. sudah sana doa dan keluar saya mau nge-rank"

"Gini banget punya walikelas" ucap rio, teman sekelas liora.

"Masih untung punya wali kelas kamu. Ayo yang cowok mau ngerank bareng ga?" ajak pak nur.

"Gas ayo pak gas" ucap sebagian murid x mipa 5.

Kelas kembali hening, mungkin karena baru penyesuaian. Sebagian murid memilih  ikut mabar bersama pak nur. Sedangkan sebagian lagi memilih untuk ke kantin ataupun hanya berdiam diri dikelas. Liora, bella dan shifa memilih berdiam diri dikelas. Mereka memilih untuk bercerita satu sama lain, atau kata lainnya pdkt.

Shifa banyak bercerita tentang keluh kesahnya bersahabat dengan Bella. Berbeda dengan Bella yang malah curhat  tentang Pacarnya. Bella mempunyai pacar yang bersekolah di SMK dan sekarang hubungan mereka sedikit renggang. Entah apa alasannya Bella pun tak mengetahuinya.

Liora pun dengan setia mendengarkan cerita mereka berdua. Terkadang kita harus mau mendengarkan untuk didengar. Banyak orang yang mau didengar tapi tak banyak orang yang mau mendengar. Menjadi pendengar yang baik memang lumayan susah, apalagi harus memberi saran. Saran untuk menyelesaikan bukan untuk menenangkan.

Shifa duduk dengan Bella sedangkan Liora duduk sendirian. Mereka memilih duduk didekat jendela. Saat mereka asyik dengan kegiatan masing masing, tiba tiba ada yang mengetok pintu .

-----------------------------------------------------------
Ig : Makesaignz_

ASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang