"Patah hati terbesar adalah merelakan orang di cintai untuk sahabat kita."
...
Sudah hampir pukul tujuh tapi Vero belum saja menjemputnya,padahal seingatnya Vero sudah memiliki janji untuk berangkat bersama hari ini.
"Kok belum berangkat sih Ay? Nanti terlambat loh"Mamanya yang akan pergi ke butik terpaksa harus menunggu Ayana karena di rumah sudah tidak ada siapa-siapa lagi.
"Nunggu Vero ma"
"Tumben dia berangkat bareng kamu?" Raya tentu heran,karena biasanya Dewa-lah yang menjemput karena arah mereka sama.
"Pas pulang dari mall kemarin dia janji mau jemput kok"
Ayana tetap menunggu sembari mengecek ponselnya dan menghubungi Vero,hingga panggilan kelima ini terangkat.
"Vero,lo gak jemput gue?" Todong Ayana setengah teriak karena panik beberapa menit lagi akan masuk.
"Ay,ini gue Fira."
"Loh,si Vero kemana?"
"Mobil gue bocor di jalan tadi terus ketemu Vero, jadi ya gue berangkat sama dia."
"Oh, yaudah deh. Gue berangkat juga"
Tanpa menunggu jawaban dari Fira,Ayana mematikan sambungan teleponnya. "Ma,anterin ke sekolah ya"
Sebenarnya Ayana kecewa bukan karena tidak dijemput,tapi dia kecewa karena Vero melupakan janjinya sendiri. Andaikan memang tidak bisa, seharusnya dia telepon saat akan berangkat dengan Fira.
"Capek gue"
**
Sampai di sekolah tentu Ayana sudah terlambat,dia harus berhadapan dengan satpam lalu tanda tangan di buku points.
"Sebelum masuk ke kelas,lari dulu dua kali putaran di halaman depan sekolah!" Perintah Pak Kasim selaku guru bk.
"Baik,pak!"
Ayana memperhatikan teman lainnya yang juga ikut kena hukuman,untung dia sarapan dan tidak punya resiko maag jadi tidak perlu ada drama-drama lagi.
Satu kali putaran masih kuat,di putaran kedua sudah mulai terengah-engah. Jelas saja, halaman ini luas yang biasanya dijadikan tempat utama dalam event tertentu.
"Kantin gak Ay?" Tanya Miko teman sekelasnya yang sedikit bobrok.
"Boleh deh,capek juga lari ginian"
Mereka berdua pergi ke kantin dan berbicara santai terkait pelajaran yang terlewat hari ini.
"Untung bukan mapel inti hari ini" Guman Miko.
"Tapi kan absen nya di alpha,Ko"
"Iya sih. Chat sama sekertaris sana biar absen nya ijin dulu" Perintah Miko yang ada benarnya.
Ayana memberi pesan kepada Sita selaku sekretaris di kelasnya,dan juga memberi pesan pada Dewa memberi tau dia ada di kantin.
"Es teh ya" Titip Ayana pada Miko.
Sambil menunggu Miko,Ayana membuka buku tugas matematika menyelesaikan tugasnya yang belum selesai.
"Aya"
Panggil seseorang dari belakang.
"Dewa? Kok lo ada disini?"
"Ya kali gue tega liat sahabat gue di hukum nantinya"
"Gapapa emang?"
"Gapapa lah,bukan sahabat kalo pas susah malah minggat"
Ayana tersenyum mendengar jawaban tulus Dewa, dia tak menyangka persahabatan nya dari kecil bisa abadi sampai sekarang, apalagi dengan Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYANA
Teen Fiction(Sekuel RayVano) -Slow Update- Sahabat terbaik yang selalu ada setiap saat,yang selalu membuat bahagia sepanjang waktu. Tapi, kadang juga sahabat lah yang membuat hati hancur berkeping-keping. Tentang cerita mereka sepanjang masa.