6. T O D

557 44 8
                                    

"Tidak ada kesempurnaan di dunia ini,yang ada saling melengkapi satu sama lain untuk mencapai hal yang sempurna itu"

...

Jika patah hati mengajarkan kedewasaan,untuk apa keadaan di ciptakan. Keadaan berbeda tentu membuat kedewasaan muncul, apalagi keadaan tersebut bersamaan dengan patah hati.

"Malam minggu nanti ke rumah gue yuk!" Ajak Ara semangat.
Enam remaja ini sedang berkumpul di salah satu kafe untuk merayakan hari jadi Vero dan Fira.

"Ngapain?" Tanya Fira heran.

"Udah lama kita gak ngobrol bareng,ini aja si Aya gak ikut"

Iya,Ayana tidak ikut pertemuan ini tentu karena hatinya masih sakit dan sedikit kecewa atas harapannya selama ini.

"Aya kok gak ikut sih?" Tanya Vero sambil menyesap capuccino nya.

"Dia pusing tadi" jawab Dewa.

Tentu itu bohong,Dewa tau perasaan Ayana saat ini tak baik-baik saja.

"Kita jenguk yuk!" Rengek Ara sambil memasang muka memelas.

"Jangan,biarin dia istirahat dulu!" Sahut Arya.

"Bener kata Arya, mending sekalian ajak pas malem minggu!"

Akhirnya mereka menyetujui dan membahas hal lain, seperti tips agar hubungan langgeng untuk Fira dan Ara.

Dua jam kemudian,para lelaki harus pulang duluan karena ada janji dengan team basket sekolah.
"Aku duluan ya,kamu hati-hati di sini!" Vero pamitan dengan Fira dan pergi dari kafe mengikuti Dewa dan Arya yang sudah di depan.

"Kamu juga hati-hati!"

"Cie,udah taken nih. Beda kan rasanya" Cuit Ara menggoda Fira.

"Gue gak sebahagia yang lo maksud,Ra" Sahut Fira pelan.

"Maksud lo?"

"Udah gak usah dibahas lagi" Ara yang memang loading hanya mengangguk dan kembali melanjutkan obrolan mereka.

"Gue harus relain diri gue sendiri,karena gue gak mau persahabatan selama ini hancur seketika"

**

Sesuai janji mereka,Sabtu malam minggu mereka berkumpul di rumah Ara. Bersyukur Ayana ikut dan terlihat biasa saja.

"Lo udah baikan?" Tanya Dewa pelan.

"Udah, makasih ya Wa atas nasehat dan kehadiran lo selama gue gak baik-baik aja"

"Tugas gue Ay"

Mereka berpelukan hangat,tentu Ayana nyaman dengan posisi ini. Karena hanyalah Dewa yang mengerti keadaan nya,susah maupun senang.

"Heh,kalian pacaran aja sekalian!" Teriak Arya dari belakang membuat Ayana memutuskan pelukannya.

"Iya,udah pas ini. Tinggal Ayana sama Dewa aja kan yang belum taken" Sahut Ara menyetujui.

"Apa sih kalian? Mending lanjut lagi mainnya"

Enam remaja tadi membentuk lingkaran dan membawa sebotol air mineral. Mereka akan bermain truth or dare atas permintaan Ara.

"Fira,kalo saya bilang puter,puter ya! Puter,puter,puter!"
Bernada sekali bund:)

Botol berhenti di depan Arya,mereka bersorak dan siap memberi kejutan padanya.

"T O D!"

"Dare,gue cowok gentleman" Bangga Arya.

"Siapa nih yang kasih hukuman?" Tanya Fira.

AYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang