07

39 10 0
                                    

──Cinta tidak pernah membebani, ia meringankan orang yang memilikinya dan dicintai.

Nyatanya belum ada 20 detik Ara mengirimkan pesan itu ke Kirino , dia sudah menghapusnya. Dia tidak seberani itu untuk mengirimkannya.

Kating , bukan pacar |

Batal Kirim

"Bodo amat dah kalo udah kebaca" berkata bodo amat namun dihatinya sedang kepikiran. Dasar cewe

※※※※

"Ra lo sakit apa gimana? kurang 20 menit kelas tumbenan belom datang?"

Ara yang baru bangun sedang ling-lung celingukan menatap jam dinding dikamarnya. 08.50
"LOH HARI INI ADA KUIS KAN?"

Buru-buru dia bangun cuci muka , sikat gigi dan make up tipis lalu mengenakan pakaian yang tergantung di belakang pintu kamarnya

"Kok gue lupa , astaga"

"Ga usah buru buru woy rumah lo deket dari sini"

Mana bisa dia tidak buru buru sedangkan dia belum membaca catatan untuk kuis hari ini.

Sampai dikampus dia terkena musibah kecil. Karena keburu-buruannya dia tidak sengaja terserempet motor yang lewat "Eh maaf ya maaf" lalu melanjutkan larinya menuju gedung faktultasnya

Bukankah seharusnya pengendara yang minta maaf? kenapa jadi Ara?

Dijalan menuju ruangan pun banyak yang mengamati Ara. Namun dia tidak paham apa penyebabnya.

Sampai diruangan bertepatan dengan dosennya masuk lalu melanjutkan jadwal kuis hari ini , pasrah dah pasrah gue batin Ara.


※※※※


Setelah 40 menit kuis Ara tidak langsung keluar ruangan , padahal hari ini hanya terdapat 1 jadwal mata kuliah.

"Ara ada yang nyari!!"

Ara mendongakan kepalanya melihat siapa yang mencarinya , namun tidak terlihat jelas karena dia sedang membelakangi pintu ruangannya. Terpaksa dia keluar dengan membawa tas dan notebooknya.

"Siapa?" Tanya Ara kepada temannya yang ada di dekat pintu. Setelah melihat siapa yang dibelakang pintu dia bertanya dengan nada datar "Ngapain kak?"

"Ayok ikut dulu bentar" Tanpa menjawab pertanyaan Ara , dia menarik tangan Ara menuju mobil yang diparkir di fakultas Ara.

Ara yang bingung berusaha melepas pengangan tangannya "Kak lepasin"

Namun terlambat , Ara sudah masuk ke mobil bagian belakang pengemudi bersama cowo itu. Ara yang menahan emosi bertanya "Ngapain sih?"

"Ga sadar apa dilihatin banyak orang gara-gara celana kamu?" Ara ketar-ketir , celananya kenapa? Apa dia bocor? tidak , bukan jadwalnya.

Cowo itu mengangkat kaki kanan Ara lalu di selonjorkan di kursi "No! Kamu ngapain sih?"

"Nih liat , celana kamu putih Ra. Ga kerasa perih apa kamu? ga sadar kalo luka? Banyak banget ini" Kirino mengomeli Ara karena dia melihat kakinya yang berdarah karena luka menembus celana jeans panjang putih itu.

"Aku bisa obatin sendiri , biarin aku keluar" Tolak Ara yang akan membuka pintu , dia sudah tidak mau perasaannya jatuh karena manusia satu ini. Meskipun dalam hatinya masih menginginkannya. Juara 1 Denial

"Gak disini aja" Kirino menahan tangan Ara laly menyingkap perlahan celana panjang Ara dari bawah. Setelah celana itu kelipat sampai lutut , dia menutupi lutut kebawah Ara dengan jaketnya agar hanya terlihat bagian yang luka saja.

"Kalo perih bilang" Dengan pelan dia membilas luka Ara dengan tisu basah

"..pelan no" Dirasa kering kemudian dia memberi sedikit demi sedikit obat merah lalu dan diberi kassa.

Terakhir dia memberi handsaplast untuk menutup luka Ara "Sampe rumah celananya di cuci , kalo jalan hati-hati gausah lari lari"

"Kan telat" cicit Ara hampir tidak terdengar.

"Ya siapa suruh telat , ayuk pindah kedepan. Aku anterin pulang" Kirino membantu Ara untuk keluar lalu membukakan pintu depan untuk Ara "Gausah kabur , kaki kamu masih sakit"





※※※※





"Iya taruh aja di meja"

"....."

"Ya buka aja , isinya buku"

"....."

"yaudah gue nganterin barang bentar terus langsung pulang"

Setelah mematikan sambungan telefon itu Kirino memasukan ponselnya ke sakut jaketnya. Namun sebelum dia membuka pintu mobilnya dia mendengar suara gaduh dari sebrang mobilnya berhenti "Eh maaf ya maaf"

"Aduh itu ngga luka apa , ceroboh banget sih kamu Ra"

Melihat hal tersebut sebenarnya dia ingin sekali menyusul Ara. Namun kelihatanya Ara sedang terburu-buru , hal itu membuat Kirino menunda niatanya.

Setelah dia mengantarkan buku ke temannya dia menunggu Ara di parkiran fakultas Ara. Bermaksud untuk menanyakan apakah dia tidak apa apa dan ingin mengobati Ara.

Kirino paham Ara kalau sudah fokus ke 1 hal akan melupakan hal lain. Dan benar sekali , dia melihat Ara dengan lukanya yang masih basah.

"Gimana aku ngga khawatir sama kamu"



──

Halooo??? Apa kabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halooo??? Apa kabar?

Apa kalian kerasa kalau cerita ini makin tidak jelas huhuhu

Vote sama Komen yuk guyss♡♡♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Loved ──KirinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang