01.

7.3K 469 46
                                    

Erangan kesal keluar dari bibirnya. Sejak tadi bus yang ia naiki terus saja bergoyang-goyang karena jalanan yang dilewati berlubang.

Kepalanya terus terbentur saat ia mencoba tidur.

Beberapa penumpang lain yang merasa terganggu melirik kearahnya. Mereka lalu memaklumi.

Tampak dari pakaiannya anak ini adalah orang berada. Pergi menaiki bus reot dengan menggunakan pakaian yang lebih cocok dikenakan di acara fashion show.

Mark tampak biasa saja dengan tatapan itu, meski sebetulnya risih.

Ia akan menghabiskan liburannya disini, ia harus bisa terbiasa.

Orangtuanya memaksa ia untuk mengunjungi neneknya.

"Nenekmu rindu," kayanya.

Padahal mereka sendiri tetap sibuk bekerja dan malah 'membuangnya' untuk menaiki bus reot ini.

"Hai nak, kau membawa makanan?"

Wanita (yang ia perkirakan berusia seperti ibunya) berwajah ramah itu bertanya kepadanya, ia hanya bisa menjawab dengan gelengan seadanya.

Ia tidak membawa apapun selain pakaian, dompet, kamera, laptop dan juga ponsel yang sepertinya tidak akan berguna ditempat seperti ini.

Mana terpikir olehnya untuk membawa makanan seperti itu saat ia sendiri mau tidak mau berada disini.

"Ini, kau bisa memakannya. Pemberhentian masih cukup jauh kau pasti kelaparan."

"Terimakasih."

Tanpa ragu ia mengambil roti yang wanita tadi sodorkan padanya. Perut tidak bisa dibohongi, ia memang sudah lapar sejak tadi.

"Apa kau baru pertamakali kesini?"

"Tidak. Nenekku tinggal di desa yang berada dibawah gunung sana, aku pernah kemari bersama orangtuaku saat masih kecil."

"Ah begitu. Kalau begitu aku akan kembali ke tempatku, kau habiskan ya rotinya..."

Mark kembali memakan rotinya, ia tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih lagi kepada wanita tadi.

Setelah ini ia akan mencoba tidur karena katanya pemberhentian masih cukup jauh, ada waktu untuknya berisitirahat.

Ya, ia tidak yakin sebenarnya, Bus reot ini tidak bisa diam dan berjalan dengan tenang.

***

Suara supir yang menyuruh semua penumpang turun mengusiknya. Ia menatap orang-orang yang mulai merapihkan bawaan mereka.

Ada yang masih tetap bersantai karena mungkin setelah ini mereka akan melanjutkan perjalanan dan ada juga yang turun hanya untuk sekedar makan dan minum.

Ibunya bilang disinilah ia harus turun. Tapi bagaimana bisa ia mencapai desa tempat neneknya jika ia turun disini?

Yang benar saja, itu masih sangat jauh. Hanya firasat saja sih sebetulnya, ia tidak benar-benar tau jaraknya sejauh apa.

Kalaupun ia kembali menaiki bus nya yang ada ia akan tersesat. Dari pemberhentian ini desa neneknya hanya harus lurus, dan bus nya akan melanjutkan perjalanan ke jalan yang berbelok ke kiri. Mau jadi apa ia nanti.

Tapi kakinya tetap melangkah turun sambil menggendong tas besarnya.

Matanya melirik kesana kemari barangkali ada yang menjemputnya.

The Sky and His Sun [Dongmark/Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang