08.

2.8K 267 18
                                    

"Nenek Lee tidak ada di rumah?"

"Harusnya kau tau kan dia tidak ada di rumah? Nenek tadi pamit untuk pergi ke ladang."

Ia tau Donghyuck hanya berbasa-basi saja, pemuda desa itu terlihat sangat canggung saat ini.

Awalnya ia sedikit keheranan karena tiba-tiba saja Donghyuck muncul di depan pintu rumah. Ini terbilang masih cukup pagi, seharusnya Donghyuck bekerja disaat seperti ini. Entah hal apa yang membuatnya datang kemari.

"Mark, kau baik?"

"Huh, aku? Memangnya ada apa denganku?"

"Kemarin, masih sakit?"

Sungguh, ia ingin sekali meledakan tawanya melihat Donghyuck bertanya dengan ekspresi wajah yang begitu lucu. Untung saja ia bisa menahannya.

Sejujurnya soal kemarin itu ia memang merasa sakit, tapi untuk sekarang sudah tidak begitu terasa. Jika Donghyuck memintanya lagi pun ia akan mengiyakan dengan senang hati.

Tapi bukankah itu tidak mungkin? Kemarin hanya kesalahan saja bukan?

"Kau datang hanya untuk bertanya hal itu? Aku baik, tidak perlu khawatir."

"Ingin berjalan-jalan?"

"Tidak, terimakasih, aku ingin di rumah saja saat ini. Kau tidak pergi bekerja?"

Mendengar pernyataan barusan pemuda desa di depannya tampak semakin kikuk seolah ia telah melakukan sesuatu yang berdosa sekali.

Apa itu artinya menemui dirinya adalah sebuah dosa? Ya tidak salah juga, ia kan memang pendosa.

"Besok kau sudah kembali ke kota kan? Aku hanya berpikir untuk... Untuk menghabiskan waktu bersama mu lebih lama, jadi aku meminta libur untuk hari ini."

Lepas sudah tawanya kali ini, ia sudah tidak bisa menahannya.

Donghyuck mengatakan hal itu seolah ia akan merasa kehilangan. Entah benar atau tidak, ia hanya merasa ini sedikit lucu. Satu kali sex dan pemuda desa itu jatuh kepadanya? Luar biasa sekali bukan?

Okay, ia tidak yakin Donghyuck mempunyai perasaan seperti itu atau hanya sekedar penasaran dengan dirinya karena sejak awal pun sepertinya Donghyuck bukanlah orang sepertinya.

"Well, aku hanya kembali ke kota bukan mati, Donghyuck. Aku bisa kembali kesini jika ada kesempatan."

"Benarkah kau akan kembali ke sini?"

"Kenapa tidak? Rumah nenekku disini. Atau mungkin kau bisa datang ke kota untuk berlibur? Kalaupun ingin mencari pekerjaan disana tidak masalah. Aku tidak berbohong soal suaramu."

Kalimat itu mungkin tidak seharusnya ia ucapkan. Melihat raut wajah Donghyuck berubah membuatnya merasa bersalah. Ia tidak bermaksud memaksa atau apapun.

"Maaf, aku tidak bermaksud memaksamu."

"Tidak masalah."

Hening kembali datang ditengah-tengah mereka. Ia mengutuk mulutnya sendiri sekarang.

Mark memperhatikan wajah pemuda desa di hadapannya dengan serius. Donghyuck jika dibandingkan dengan pemuda-pemuda di kota tentu saja ada yang lebih darinya. Hanya saja, ada sesuatu yang sangat menarik dari pemuda itu.

Tubuhnya dan tubuh Donghyuck tidak jauh berbeda, namun karena pekerjaan yang Donghyuck lakoni membuatnya terasa lebih kuat dan kekar. Mark hanya pemuda yang suka bermalas-malasan, tubuhnya biasa-biasa saja. Bukan hanya itu, jiwa pekerja keras dalam diri Donghyuck membuatnya kagum dan entah mengapa ia juga merasa aman jika mereka sedang bersama.

The Sky and His Sun [Dongmark/Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang