04.

2.5K 348 48
                                    

Berjalan beriringan di tengah keheningan, kembali seperti pertama kali mereka melakukannya. Bedanya, saat itu ia merasa biasa saja. Tidak seperti ini, keadaan ini terlalu canggung.

Terlebih jantungnya tengah berdegup kencang antara gugup, gelisah dan takut. Ia juga mengucapkan kata-kata menenangkan untuk dirinya sendiri sejak tadi.

Mereka kembali ke air terjun. Salah satu tempat yang Mark sukai. Setiap kali datang ke tempat ini ia merasa sangat tenang dan nyaman. Namun sepertinya untuk sekarang hal itu sedang tidak berlaku.

Mengambil tempat duduk di sebelah Donghyuck, ia ikut memandang ke arah air sungai yang mengalir dengan tenang.

Sudah bermenit-menit berlalu belum ada yang ingin memulai pembicaraan.

Mark merasa tidak nyaman dengan keheningan itu. Semakin lama Donghyuck diam, ia juga semakin kacau. Tapi sungguh, ia pun tidak bisa mengeluarkan suara saat ini.

"Kenapa?"

"Kenapa? apa maksudmu?"

Pertanyaan Donghyuck begitu ambigu, bermakna tidak jelas, ia hanya tidak ingin salah menyimpulkan walau ia tau apa yang sebenarnya Donghyuck maksudkan.

"Apa sebenernya tujuanmu kesini?"

"Aku hanya sedang dibuang berkedok liburan yang menyenangkan."

Itulah yang ia tau sebelum tiba di desa ini.

Setidaknya itulah yang ia pikirkan sebelum semuanya berubah. Desa, rumah nenek, warga di sini, ternyata semua itu tidak seburuk yang ia bayangkan.

Semakin waktu berjalan, ia mulai beradaptasi juga.

"Apa yang sebenarnya ingin kau tanyakan?"

"Kau, apa kau menyukai pria?"

Dalam hati Mark tertawa begitu keras. Itu yang sudah ia tunggu.

Pertanyaan aneh yang juga membuktikan bahwa memang ia adalah orang aneh. Baiklah, mungkin ini saat yang tepat untuk mempermalukan diri sendiri.

"Bagaimana kalau aku jawab iya? Dan bagaimana jika aku katakan, aku menyukaimu, Donghyuck?"

Tidak ada tanggapan apapun dari Donghyuck. Namun tubuh dari pemuda tampan itu menegang, jari-jarinya mengepal dengan erat, rahang tajam milik Donghyuck pun ikut bereaksi.

Mark tidak perduli dengan reaksi yang diberikan Donghyuck. Ia lebih memilih berdiri, membersihkan celananya yang sedikit kotor kemudian pergi dari sana.

Tidak terlalu takut akan tersesat, ia sudah lumayan hapal dengan jalan di sini.

***

"Benar tidak ingin ikut, Mark?"

"Tidak. Aku di sini saja, ingin menghabiskan makananmu."

Nenek Lee tertawa mendengar jawabannya. Meski wajah tampan cucunya tampak murung sekali beberapa hari ini, tapi ia juga bersyukur karena Mark makan dengan baik dan juga banyak. Pipi miliknya bahkan terlihat semakin bulat.

"Baiklah, aku akan langsung pulang nanti."

Mark pergi ke kamar untuk mengambil laptop kemudian kembali ke tempatnya semula.

Di tengah meja laptop itu menyala menampilkan film kesukaannya. Berjudul The Shawshank Redemption. Itu film lama bercerita tentang seseorang yang tidak bersalah namun harus menjadi tersangka pembunuhan istrinya. Untunglah orang itu cerdas jadi dia bisa melarikan dari penjara ketat tersebut. Jika itu dirinya, ia mungkin hanya merenung di dalam sana sambil diam-diam menikmati dirinya dijadikan santapan para tahanan.

The Sky and His Sun [Dongmark/Markhyuck]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang