HIDUP INI BERAGAM

5 0 0
                                    

Algi memasuki ruang kelasnya. 12 IPA 1. Kelasnya sunyi bak kuburan. Penghuninya diam dengan kegiatan masing - masing. Algi sudah bisa menanggapi kelasnya seperti ini sejak dulu. Tidak di herankan, Algi pendiam akut, orang kelasnya diam seperti kuburan. Padahal ada siswanya.

Algi menuju mejanya di bagian depan. Menyiapkan segala keperluan belajar di atas meja. Ia celingak - celinguk kesana-kemari kemari, apakah kelasnya masih dengan orang sama dengan tahun lalu atau ada perubahan? Tidak sengaja ia menoleh ke arah kanan. Hanya sebentar tapi membuat bulu kuduknya naik. Algi jadi diam kaku. Senyum gadis itu mengembang dengan berbinar.

" Wahhh, akhirnya aku bisa satu kelas sama Algi. Algi, aku sebelahan sama kamu. Omaygat? Aku mimpi apa kemaren" gadis itu memecah keheningan. Mereka tidak akan ikut campur urusan Algi. Sudah hal lumrah dengan kehidupan Algi yang di isi oleh gadis berambut Cepol dua di kanan kiri setiap hari itu. Mereka tidak akan mengganggu dan tidak akan peduli. Itu derita bagi Algi.

Sebenarnya, gadis itu tidak berbahaya tapi bagi Algi sangat berbahaya. Gadis itu terlalu obsesi dengan Algi hingga membuat Algi ingin hilang dari sana. Bukan di sekolah saja, tapi di luar sana masih bisa gadis itu menemukannya.

" Tamat riwayat gue" Algi menepuk jidatnya ke meja dengan wajah murung nya. Sedangkan gadis itu malah senang dan senyum - senyum malu.

" Lia nggak lagi mimpi loh temen - temen" teriaknya. Tidak ada yang menyahutinya. Lia sudah biasa. Bahkan teman pun tidak ada. Makanya Lia selalu mengejar Algi berharap Algi jadi temannya. Hanya teman tidak lebih. Tapi Algi salah menanggapinya makanya Algi menghindari Lia.

Saat ini kantin sangat ramai oleh siswa. Ada yang mengantri ada yang duduk sambil bergosip ria dan ada juga yang tiduran di pojokan. Banyak sekali ke ane-han di kantin itu. Ada perkumpulan geng dan apalah itu.

" Lala, pesenin gue mie ayam sama bakso, terus minum nya teh es aja La" ucap Aya ke Lala dan di angguki Lala. Aya berniat mencari meja kosong untuknya dan Lala. Namun, ia tidak sengaja mendengar beberapa siswa menyebut namanya bahkan Alga dan Algi. Aya membekap mulutnya kaget dan geleng geleng

" Mereka bertiga aneh, sumpah. Baru kali ini gue liat Algi ketawa terus nih yah kabar Dinda di pindahin ke kelas sebelah gara - gara Alga bikin dia risih padahal ganteng. Kalo gue jadi Dinda mah gue sih betah aja di gangguin Alga. Terus tuh anak kelas 10 bikin gue kaget. Power full banget suaranya. Kaget gue! Gue kira suara apaan kayak toa begitu " Aya perlahan berjalan demi mendengar percakapan mereka sambil membekap mulut nya kembali.

Tatapan siswa lain menuju ke arah Aya. Aya tidak merasa di perhatikan karena sudah terbiasa. Ia kembali mencari kursi kosong lagi dan menemukannya. Jangan lupa di sebelah meja kosongnya ada rombong Alga dan Algi serta musuh bebuyutan Aya, Kevin.

Aya benar - benar cuek dengan mereka hingga membuat beberapa teman teman Alga dan Algi tidak mengenali siapa gadis yang tengah melototi tongkrongan geng mereka.

" Cari mati tu cewek!" Geram salah satu teman Al Doble.

" Lo mau mati?" Tanya Alga menatap temannya itu. " Lo pindah dari Dinda nih?" Goda temannya itu lalu di tanggapi Alga melongo.

" Nggak lah. Dinda selalu di hati gue" dengan bangga memukul dadanya.

Aya masih cuek sambil memainkan hpnya. Menunggu pesanannya. Lala pun datang dan menghidangkan pesanan Aya ke hadapan Aya.

" Selamat makan, Aya" ucap Lala.

" Eh baca doa dulu, lah La" lalu Lala melakukan doa orang Kristen. Dan Aya baru sadar kalo Lala orang keturunan China ya kan.

Lalu Aya juga berdoa sebelum makan menurut ajaran Islam pula. Belum sampai mie ke mulut Aya. Teman nya satu lagi datang menghampiri. Namanya Petra.

" Lo ngagetin gue?" Celetuk Aya.

SAUDARA S4UD4R4 QuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang