pagi yang cerah, di sebuah kamar yang tidak terlalu besar ataupun kecil. Matahari masuk merambat menembus tirai kamar bernuansa pink biru. manusia yang terlena akan kenikmatan tidur dan tidak ingat subuh menjelang dan berganti fajar datang. Dirinya terusik saat matahari menyinari wajahnya. Matanya mengerjap menyerngit seakan tidak ingin di ganggu. setelahnya, ia kembali menutup wajahnya dengan selimut dan mengarungi mimpi tanpa batas sebelum akhirnya seember air menerpa tubuhnya yang mungil itu, hingga terjungkal kaget setelah merasakan jika dirinya sedang dalam keadaan nyata bukan sekedar mimpi belaka.seorang wanita paruh baya kepala tiga itu berkacak pinggang. Jilbab yang kebesaran dan gamis kebesarannya yang menutupi seluruh lekuk tubuhnya hingga tidak terlihat sedikitpun. gadis itu mengusap wajahnya sambil menatap sang Umi yang menyorot kesal puteri kesayangan dan paling bontotnya itu.
" jam segini masih tidur! anak gadis harusnya bangun pagi, AYA!" gadis yang di panggil Aya oleh sang ibu meringis geli sambil beranjak ke arah kamar mandi nya.
" jangan lama mandinya nanti kesetanan! dan nggak usah ngehayal dulu di sana!" Umi nya memperingati kebiasaan Aya ketika sedang mandi. di balas anggukan oleh Aya yang setengah terpejam sambil mengambil handuk. aya memakai piyama panjang saat tidur.
setelah itu, rutinitas Umi adalah membangunkan raja tidur kedua. Namun, sebelum sempat membuka knop pintu kamar itu, pintu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan puteranya yang tampan sambil tersenyum Dengan deretan gigi yang rapi. Umi menatap dia penuh curiga. Umi tidak mempercayai puteranya yang satu ini bisa bangun sepagi ini dengan semangat menggebu. tidak biasanya. " pagi bunda!' sapa nya dengan panggilan berbeda.
" tumben bangun pagi Al! biasanya juga ngebo dulu!" sindir sang bunda sambil berlalu meninggalkan Al sendiri.
Al melenggang pergi menuju arah meja makan yang sudah di tunggui sang kakak paling pertama dengan mengunyah beberapa roti selesai ke mulutnya. tatapannya datar tidak berekspresi. come on guys, makan kadang emang datar loh.
" lo kesambet apaan pagi gini udah bangun, Ga?" tanya sang kakak pertama nya itu
Al + Ga jadi = Alga duduk di depan sang kakak sambil mengolesi roti selainya dan tersenyum senyum seperti orang kesenangan. "kuping lo lagi di tinggal di kamar?" sang kakak bertanya kembali karena tidak di sahuti si Alga.
Alga menatap sang kakak yang suka kepo dengan banyak orang. " kepo lo Gi!" sambil tertawa. sang kakak yang di panggil gi itu geleng - geleng sambil meminum susu nya hingga tandas.
"mah, si bontot mana? kok belom bangun? ini tu udah mau jam masuk kelas loh" tanya Gi dengan panggilan Mama ke ibunya. fix mereka semua aneh.
baru saja di bicarakan, manusianya sudah nongol dengan pakaian lengkapnya. rok abu - abu, kemeja putih khas anak sekolah berlengan panjang, almamater biru tua dengan lambang sekolah yang di berikan sehari sebelum selesai MOS, dan tidak lupa hijab putih bertengger di kepalanya. Aya menuju meja makan dan duduk di sebelah Alga. mereka melihati Aya saja dari tadi. Aya tidak merasa di perhatikan, karena dirinya sudah memiliki tingkat kepedean yang luar biasa.
"pagi Umi, pagi Bang Alga, Morning pagi Bang Algi" dengan nada yang berbeda - beda. Sesuai orang yang di sapa.
jika Umi selalu berubah ubah, maka hal yang dilakukan Aya adalah tersenyum seramah - ramahnya saat menyapa Umi. sedangkan untuk menyapa Alga dengan nada mengejek dan menjengkelkan, karena mereka sering adu mulut masalah sepele, sedangkan dengan kakak pertamanya Algi, Aya akan se datar mungkin menyapa abangnya yang seperti manusia tembok tapi penyayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDARA S4UD4R4 Qu
Fiksi Remajaini ceritanya nggak tahu alurnya jadi silahkan di baca aja ya.. tungguin ya jangan lupa asupan gizinya vote sama coment nya terus sekalian share ke banyak orang ya biar bisa di terbitkan