MAMALIA PENYELAMAT

3 0 0
                                    

Sedari tadi, Alga dan Algi sudah memperhatikan adik bungsunya. Melihat segala keanehan dirinya beserta teman - temannya yang membuat heboh sejenak. Hingga terjadi pertikaian kecil di meja adik bungsu mereka yaitu Aya.

" Adik lo ngapain sih?" Bisik Algi ke Alga agar tidak di dengar para teman mereka yang lain.

" Biarin aja lah dia. Dia bisa urus masalahnya sendiri. Kalo kita ikut campur ntar yang ada kita jadi sasaran di rumah"ucap Alga sambil menyeruput es tehnya.

Algi manggut - manggut tanpa berbuat sesuatu. Walaupun ia tahu Aya adalah gadis bar - bar yang tidak mudah di kalahkan tapi tetap saja. Dia sedang melawan seseorang berpengaruh di sekolah ini. Di tambah lagi Aya masih kelas sepuluh dan baru memulai sekolah pertama nya hari ini.

" Kalian sekolah mau saweran sama ngelonte?" Ucapan Aya membuat tiga gadis centil itu geram. Aya tersenyum kemenangan. Alga dan Algi ternganga dan semua orang berucap "wow"

" Hebat ya, sekolah ini nampung banyak pekerja seperti mereka. Hidup ini beragam ya kakak kelas terhormat dan ratu yang suka nyuruh orang" ucap Aya menekan ratu sambil menatap Nadia.

Alga dan Algi malah panik sekarang. Masalahnya Aya sudah di ambang batasnya. Ini tidak bisa di biarkan, mereka berdua harus melakukan sesuatu sebelum Aya makin bermasalah dengan nenek lampir satu itu. Pikir Alga. Dan jangan pernah katakan Algi manusia cuek saja melihat adiknya mulai bertindak di luar nalar. Saat ini ia juga sedang berpikir agar bisa melerai pertikaian Aya dengan nenek lampir itu. Tapi tiba - tiba otak mereka kehilangan ide untuk membantu Aya. Alhasil mereka ragu ragu untuk berjalan menuju Aya antara ingin dan antara takut di marahi adik mereka itu.

Dengan segenap jiwa raga, Algi dengan gesit menuju kearah Aya yang berada di tengah kerumunan manusia. 

Sedangkan Aya. Gadis itu nampak santai di tengah sana. Memperhatikan nenek lampir yang sedang di hadapinya itu.

" Lo bilang gue lonte? Pengen banget gue Jambak kerudung sok suci Lo itu!" Sarkas nenek lampir alias kakak Nadia. Dan iya ini semua berawal dari Nadia yang terlalu memperbesarkan masalah. Aya mendelik mendengar kakak Nadia yang hendak mencapai puncak kepala Aya sebelum tangan seseorang menahan tangan kakak Nadia di sana.

Mereka yang asyik menonton juga memperhatikan orang tersebut. Tangan yang di cekal itu pun melihat ke arah sisi nya karena berani menghentikan aksi bullynya  kali ini. Apakah orang ini tidak takut di bully?

Dan sesaat itu pun nenek lampir itu diam tidak bersuara. Memperhatikan si pelaku yang mencegatnya untuk membully Aya di depan semua orang. Tangan nya mulai gemetar. Raut wajah nya yang kentara takut itu perlahan terlepas dari tangan orang itu.

" Feni! Nggak boleh jahat sama adek kelas, apalagi yang berkerudung cantik kayak gini. Nggak baik buat amal kamu di neraka nanti hehe" kekeh gadis itu kepada nenek lampir yang di panggi Feni itu.

" Tahu nggak guys, hari ini itu Lia senang banget bisa satu kelas sama Algi jadi Lia bisa deketan sama Algi. Nah bisa juga menjauhkan Algi dari Feni biar Algi nggak di tempelin lagi sama ahli kubur yang satu ini" tunjuk Lia tanpa merasa bersalah.

Algi harus berterima kasih kepada Lia karena sudah membantu adiknya dari masalah ini. Alga melirik Algi yang mengelus dada lega dan mengeluarkan senyum jahilnya. " Wah elo ada utang Budi nih sama hama Lo , gi" senggol Alga mengejek Algi yang tadinya bersyukur menjadi melak - melak sendiri mendengar ucapan Alga barusan. Alga malah terkekeh senang karena sudah berhasil mengerjai Abang nya itu. Algi paling anti membahas Lia. Sangat anti.

Sedang Aya tersenyum kemenangan dan menunjukan smirk jahatnya sambil bergantian menatap manusia di depan nya itu. Sepertinya, Lia sangat berpengaruh untuk seorang ratu bully, Feni dan termasuk Nadia. Aya hanya menonton, tidak berniat menghentikan aksi konyol Lia yang sedang asyik menceramahi Feni dan juga Nadia.

SAUDARA S4UD4R4 QuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang