"Sekian dulu untuk hari ini, sampai jumpa di pertemuan selanjutnya"
Miss frinska keluar dari kelas dan membuat seluruh penghuni kelas menghela nafas lega karna terbebas dari suasana mencekam yang diciptakan oleh miss frinska, seorang dosen killer yang paling disegani semua orang.
Tetapi, ada yang aneh dengan miss frinska hari ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia tidak memberikan tugas kepada mahasiswa nya, hari ini ia hanya sekedar memberikan materi dan langsung keluar padahal waktu masih tersisa dua jam lagi.
Tak lama berselang setelah kepergian dosen killer itu semuanya bangkit berdiri dari kursinya dan ikut keluar dari kelas. memanfaatkan waktu berharga ini untuk melakukan apa yang diinginkannya termasuk mengisi perut yang keroncongan sedari tadi.
Bagaimana denganku ?, tentu saja aku segera membereskan tas dan ikut beranjak pergi dari kelas. Berjalan di koridor sepi sendirian membuatku merenungkan banyak hal termasuk tentang koridor yang sedang kulewati saat ini.
Padahal ini hanyalah koridor dari sebuah bangunan sekolah tetapi dengan dinding yang dicat putih dan lukisan yang di angkut langsung dari Italia, ini bukanlah koridor biasa, rasanya aku sedang berjalan di sebuah galeri seni yang memamerkan banyak lukisan dari berbagai negara.
Sejujurnya universitas ini tidak jauh berbeda dengan universitas lainnya, hanya saja gedungnya yang mewah bak istana kerajaan yang berada di pinggir laut, sekolah berasrama yang memiliki segudang perturan yang tak ada habisnya.
Ini semua ulah bibiku, aku tidak ingin bersekolah di tempat yang mewajibkan mahasiswanya untuk tinggal di asrama seperti ini, tetapi, saat ini aku tidak bisa membantah setiap perkataan bibiku, aku hanya bisa terus menurut seperti hewan yang menurut pada majikannya.
Ayah dan ibuku? Mereka meninggal tiga tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan besar di London. Dan alasan mengapa bibi memasukkan ku ke sekolah Ber-asrama ini sebenarnya sangat aneh.
Awalnya aku melanjutkan sekolahku di sebuah kampus terfavorit dan satu jurusan dengan sepupuku, dan alasan aku dipindahkan adalah, karena laki-laki yang disukai oleh sepupuku itu menyukai ku, itu adalah alasan paling bodoh yang pernah kudengar.
Setibanya di depan sebuah pintu besar dengan ukiran aneh yang memenuhi pintu tersebut, tanganku tergerak untuk membukanya perlahan, dua penjaga pintu itu bergegas membantuku membukanya, menyambut setiap pengunjung layaknya seseorang yang sangat istimewa.
"Selamat siang zena, kau datang lagi hari ini" Sapa seorang wanita berkaca mata yang merupakan seorang pengurus perpustakaan.
"Siang juga, Hari ini miss frinska keluar lebih awal, jadi aku menyempatkan diriku untuk datang kesini" Aku tersenyum hangat dan dibalas olehnya.
"Baiklah, aku akan melanjutkan pekerjaanku, mungkin kita berbincang lain waktu sambil minum teh" Tawarnya, aku mengangguk sebagai jawaban.
"Semoga harimu menyenangkan zena"
Aku melambaikan tanganku sekilas kearahnya lalu melangkah pergi, menyusuri setiap rak buku untuk menemukan buku yang kucari.
Langkahku terhenti saat aku tiba di sebuah rak buku yang paling di gemari oleh seluruh siswa di sekolah ini. Rak yang penuh dengan novel dengan berbagai genre.
Mataku menangkap sebuah buku yang berhasil menarik seluruh perhatianku, buku yang selama ini kucari cari. Aku menatap sekeliling, mencari tangga yang bisa kupakai untuk mengambil buku, tangga itu berada di ujung rak, aku segera berlari kecil untuk mengambil tangga itu dan berusaha keras menariknya, tetapi sekuat apapun aku menariknya tangga itu hanya bergeser sekitar satu meter dari tempat sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between us [On Going]
Romance----- "Long time no see you Zena" Sapanya. Aku mengerutkan keningku, dari caranya menyapa, sepertinya ini bukan kali pertama ia bertemu denganku, tapi aku tak ingat pernah bertemu dengannya sebelumnya. "Who are you? " Tanyaku. Ia tersenyum ke...