"Fania jawab gua lo ga papa kan Fania"
*Devino Anggara Wijaya*
*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*
Setelah Fania di antarkan oleh Devin Seperti biasa Fania selalu mendapatkan perlakuan kasar dari keluarga nya."PLAK!Kamu kalau tidak niat sekolah tidak usah sekolah sekalian!!"Kata Tuan Brasta yang sangat marah
"Pa,Fania ga masuk sekolah karena ada alasannya"Jawab Fania takut-takut
"Apa alasan kamu Ha!Kencan sama pacar Fia iya itu alasan kamu!sudah membunuh anak sulungku dan ini kamu mau mengambil kebahagiaan anak Bungsu ku!Dasar anak Pembawa Sial Kamu!!"Triak Papa Fani Murka
"Bukan pa Fani ga ada ngerebut kebahagiaan Fia dan Fani ga pernah membunuh Abang Pa hiks..hiks.."Jawab Fani sambil Menangis
"Byurrr...Ga usah Banyak Alasan kamu sekarang kamu tidur di gudang Malam ini dan jangan harap akan mendapatkan makanan SIAL!" Fani di siram makai Air Es dan langsung di seret ke gudang oleh mama nya, sedangkan Fiana dan Alan mereka cuman menyaksikan sambil tertawa mengejek.
"Ma Dingin ma hiks..Biarkan Fani ganti baju dulu ma hiks.."Fani memohon kepada mama nya
"Peduli apa aku sama kamu Mati pun Kamu aku tidak peduli,Dugh"Nyonya Brasta mengucapkan kata-kata yang membuat Fani membisu dan mendorong Fani alhasil Kepala Fani terbentur kayu yang ada di gudang
"Akhh,ma Kepala Fani Sakit ma hiks..Akhhh..ma tolong hiks.."Fania menangis sambil meminta tolong ke mama nya karena sakit di kepalanya, tapi mama nya tidak peduli,mama nya malah langsung mengunci pintu gudang dan kembali ke ruang keluarga,sedangkan para pembantu yang ada dirumah itu merasa kasihan kepada Fania.
"Tolong Fani hikss..kepala Fani hikss...Ma,Pa,kepala Fani sakit hikss..tolong Fani hiks..."Ucap Fani lemah bahkan suara hampir tidak terdengar
Hidung Fani mulai mengeluarkan Darah lagi,Fani sudah mulai putus asa...
"Jika kepergian Fani membuat kalian Bahagia Fani akan pergi Mah,itu kan yang mama bilang Fani ga tau apakah malam ini adalah malam terakhir Fani hidup jika iya Fani berterimakasih pada kalian Fani senang mendapatkan keluarga yang baik kayak kalian.Fani akan menyusul abang kiki,sampai jumpa mama,papa,Bang Alan,
Fiana,Fani sayang sama kalian" Setelah mengucapkan Kata itu pandangan Fani Kabur dan Fani tidak sadar kan diri*...*...*...*...*...*...*...*...*...*...*
Sedangkan di tempat lain Hati Devin tidak tenang Devin bingung kenapa dia begitu tidak tenang ada apa ini.
Devin teringat sesuatu Fania? Satu nama yang membuat Devin tidak teanang dari tadi adalah Fania.
Devin begitu Khawatir dengan Fania Devin memutuskan ke rumah Fania Malam ini juga.Devin menggunakan Baju Putih terbalut Jaket Hitam dan celana hitam serta Sepatu Bewarna Putih.
"Ayah,Bunda,Devin keluar Sebentar"Triak Devin karena Hatinya tak tenang
"Ini sudah malam Bang kamu mau kemana"Tanya Ayah Devin karena ini sudah pukul 22.00 dan Devin malah izin mau kluar
"Ini gawat Yah,Fania dalam Bahaya ntar Devin Kabari Assalamualaikum" Pamit Devin langsung lari menaiki Mobilnya.Ntah kenapa Devin berpikiran untuk bawa mobil
"Wa'alaikumsalam"Jawab ayah Devin yang masih mencerna apa yang di katakan Devin
Devin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dia sangat khawatir pada Fania,untungnya malam ini jalanan sepi jadi Devin makin menambah kecepatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANIA
Teen FictionSeorang anak yang selalu di kerasin setiap hari hanya karena kesalahpaham di masa lalu.Seorang anak yang selalu di Beda-Beda kan dengan saudara-saudaranya.Seorang anak yang selalu sabar menghadapi kekerasan di rumah nya sendiri.Siapa anak itu ya dia...