0004

2.9K 336 12
                                        

"chan telat gubluk!!"


"hm."

"kok lo nyantai sih njing!"

"heh! mulut jaga."

haechan dan jeno kini sedang berlari lebih tepatnya jeno yang menarik tangan haechan, mereka berdua telat pergi ke sekolah karena bangun kesiangan setelah kemarin maraton drama.

jeno menggerutu kesal pada haechan yang kelewat santai padahal jam sudah menunjukkan bahwa sekolah akan ditutup.

se-sampainya di sekolah, terlihat dari beberapa siswa-siswi yang telat tengah berkumpul di lapangan.

jeno menarik haechan agar ikut berkumpul dengan siswa lain, dilihatnya ketua osis di depan yang sedang mencatat nama siswa-siswi yang telat. jeno menghela nafasnya semoga saja nanti tak ada yang namanya hukuman.

"nama?"

"lee jeno." jawab jeno disaat sang ketua osis menanyakan namanya.

"oke. semua nama lo udah gue catet, kalo besok sampe telat lagi bakal berat hukumannya." jelas ketua osis.

jeno hanya menyimak sambil mengangguk-angguk, disebelahnya ada haechan yang merangkul tangan kanan nya dan kedua mata nya tampak menahan kantuk. merasa kasian, jeno menyuruh haechan bersandar di bahu nya.

setelah selesai mendengarkan ceramah dari guru dan ketua osis, jeno mengajak haechan untuk ke uks lalu menemaninya tidur sebentar dan tentu saja bolos dari guru killer yang sedang mengajar sekarang.

tak masalah bagi jeno, toh itu tak mengurangi kepintaran yang jeno miliki.

"tidur chan."

"lo gue tinggal sendiri gapapa?"

"kenapa di tinggal sendiri, kan ada lo disini."

"hm."

"yee malah tidur."

jeno memandangi wajah damai haechan yang terlelap. dielusnya surai coklat madu yang terkena sinar matahari dari jendela.

jantung nya berdetak cepat karena terkaget saat mendengar suara gebrakan pintu uks yang terbuka dengan tak sabaran. jeno buru-buru menutup tirai di ranjang yang haechan tiduri, dia juga menangkap suara berbicara dengan seseorang.

"ga bisa njun!"

"tenang dikit, kalo lo ke pancing sama ucapannya yang ada lo yang bakal kalah nantinya."

"dia bakal nyelakain jeno kalo gue ga cepet."

"tenang jaem, kita cari rencana dulu yang pas. sini gue obatin dulu luka lo."

jeno terdiam tapi dia mendengarkan dengan baik apa yang dibicarakan oleh mereka berdua. jeno juga sempat terkejut ketika mereka berdua membawa-bawa namanya.

"sakit njun!"

"laki bukan sih lo? gitu aja sakit."

"nyenye."

jaemin meringis saat kapas basah itu menyentuh luka yang masih baru di wajahnya. sepasang mata nya tak sengaja melirik tirai di sebelahnya yang tertutup dengan bayangan siswa yang tidur dan satunya lagi duduk di pinggir ranjang.

"siapa?" tanya jaemin dengan pelan pada renjun.

renjun hanya menggelengkan kepalanya, "ga tau. mau gue buka?"

"buka coba."

jeno yang mendengar itu, was-was sendiri. rasanya tak siap jika harus bertemu dengan jaemin setelah kejadian kemarin di rumah.

Boyfriend || jaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang