Secret Angel: 4

55 5 0
                                    

"BAJINGAN! JANGAN MENGGANGGUKU!"

Baekhyun celingukan setelah mendengar teriakan itu. Suaranya cukup dekat. Segera berdiri dan memegang tongkat elbownya, Baekhyun berjalan menyusuri asal suara.

Benar, tidak jauh. Hanya beberapa meter di tengah taman, seorang gadis sedang berlari menghindari seorang pria yang Baekhyun duga tengah mabuk berat.

Baekhyun mengangkat kakinya yang cidera agar bisa berlari dengan bantuan elbow saja. Dengan jurus andalannya, Baekhyun berhasil merobohkan si pria mabuk dalam sekali aksi.

Pria itu bangun terhuyung, hendak menyerang Baekhyun balik. Tapi Baekhyun menghindar gesit dan menyerangnya lebih dulu. Tidak sulit, hanya dalam hitungan detik, pria mabuk itu sudah terkunci di tangan Baekhyun.

Gadis yang diganggu pemabuk tadi berlari sembunyi entah di mana, Baekhyun tidak melihatnya lagi. Jadinya, Baekhyun sendiri yang melapor polisi.

Tak lama kemudian polisi datang dan memborgol pria mabuk.

🥀🥀🥀
.
.
.

"Terima kasih," suara seorang gadis.

Baekhyun melihatnya keluar dari balik semak-semak dan pohon. Ia tersenyum lega melihat gadis itu baik-baik saja.

"Di mana rumahmu? Biar kuantar pulang," kata Baekhyun.

"Perumahan sebelah sana. 500 meter dari sini. Tidak jauh kok, biasanya juga tidak apa-apa. Aku pulang sendiri saja."

Perumahan? Hanya ada satu komplek yang disebut perumahan di radius 1 km dari sini. Tempat yang sama dengan yang sedang Baekhyun pantau tadi.

"Kau yakin?"

"Ya." Gadis itu tersenyum manis.

"Baiklah. Kalau begitu, saya juga pulang."

"Terima kasih banyak, ya."

"Hati-hati." Lalu Baekhyun memutar badan, dan baru menyadari kalau elbownya tidak di tangan. Sambil terpincang dia celingukan mencari.

"Sial!" umpatnya. Sepertinya tongkat itu terbawa pria mabuk atau polisi. Kelar sudah. Baekhyun tidak masalah berjalan tanpa elbow, meski terpincang-pincang dan itu menyakitkan. Asal bukan di udara sedingin ini. Ini mah namanya penyiksaan.

Baekhyun membungkuk nelangsa menaruh kedua tangan di lutut, sambil menghela napas. Tidak apa-apa, pikirnya. Hari ini dapat uang setengah milyar. Otaknya menstimulasi agar rasa sakit bisa enyah seperti tadi. Tapi gagal.

"Kau terluka?"

Tanpa Baekhyun sadari, gadis itu sudah ikut membungkuk di depannya, dan menanyakan keadaan dengan raut khawatir yang lugu.

"Ah? Gwenchana. Aniya. Pulanglah. Ini tidak apa-apa."

"Tapi kau terluka. Apa masih bisa jalan? Kita obati di rumahku dulu, ya? Saya bantu."

Baekhyun menegak sambil terkekeh malu. "Tidak, tidak. Saya masih bisa jalan, kok."

"Ayo ke rumah saya dulu. Nanti saya antar pulang pakai mobil. Atau mau nunggu di sini? Saya ambil mobil. Kita ke rumah sakit."

"Aniya! Serius, saya tidak apa-apa. Lagipula di sini tidak boleh dilewati mobil," kata Baekhyun disertai tawa ringan.

"Kalau begitu, diobati di rumah saya aja. Ayo." Gadis itu memegang lengan Baekhyun kuat-kuat.

"Saya sungguh tidak apa-apa, kaki saya memang sudah cidera dari lama. Jadi sudah terbiasa. Tidak apa-apa. Pulanglah. Sudah malam. Di sini dingin."

"Aah, jadi harus segera diobati agar tidak semakin parah! Ayo! Kau tidak bisa jalan?"

"Bisa." Baekhyun tersenyum meyakinkan. "Saya masih bisa jalan sendiri."

"Sungguh?"

Baekhyun mengangguk. Gadis itu melepaskan tangannya dan membiarkan Baekhyun mulai berjalan pincang di sampingnya. Kakinya diseret satu.

Gadis itu mengernyit kasihan. "Saya bantu," katanya, dan ia memegang tangan Baekhyun lagi.

"Saya tidak apa-apa." Baekhyun hampir lelah menjelaskan.

Dan gadis itu tetap membantunya jalan sampai tiba di rumahnya.

Tidak mau ambil pusing, Baekhyun memilih fokus melihat seluruh perumahan di sana. Terutama mengamati rumah-rumah yang terlewati selama berjalan ke rumah gadis itu tadi.

Ia mengingat nama dengan plakat rumah Park Chanyeol, di sebelahnya Doh Kyungsoo. Lalu taman cukup luas. Dan rumah gadis itu.

Di seberang juga ada tiga rumah dengan jarak cukup jauh. Baekhyun hanya bisa membaca dua rumah atas nama Kim Suho dan Lee Jieun.

"Tunggu sebentar, ya, saya ambilkan P3K dan kompres," kata gadis itu.

Baekhyun mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu. Lalu sepeninggal sang gadis, Baekhyun membuka sepatu dan kaus kakinya. Dia sudah tidak kaget melihat bengkak di kakinya yang itu. Namun matanya tetap mengerjap sedih sambil menghela napas panjang.

🥀🥀🥀
.
.
.

next >>>

Vote dulu! 🥰🤟

Secret AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang