Maaf alur diawal ini cepet banget, tapi emang ke empat part awal cuman sekedar orientasi tanpa menyinggung masalah sama sekali. Dan sekarang loncat lagi alurnya, tapi diselanjutnya gak bakal cepet kok, karna setting waktu yang sebenernya ya di mulai dari part ini. /Gak ada yang nanya juga sih ya sebenernya tapi entah suka spoiller aja/
Oke. Happy reading. Vomment jangan lupa. Biar semangat yak?
-----
Gadis remaja itu hanya diam sambil melihat ke arah guru yang sedang menerangkan di depan kelas. Jangan salah, dia bukan melihat karena memperhatikan, tapi hanya alibi agar dia tidak ketahuan oleh sang guru karna saat ini tidak konsen pada pelajaran. Pikirannya melayang kemana-mana. Tapi, lebih tertuju kepada seorang remaja laki-laki di ruangan lain yang hanya bisa dibayangkan di angan.
Siapa lagi gadis ini kalau bukan Rain
Dia kini kelas XII dan hari ini hari pertamanya duduk di kelas ini. Dia sangat antusias, bahkan sudah tak sabar menunggu waktu istirahat. Karna hari ini, dia akan bisa melihat seseorang itu lagi setelah liburan panjang. Seseorang yang membuat hatinya bergejolak tak menentu. Membuat seorang yang membuat Rain yang dikenal dingin soal cinta bisa jatuh hati.
Tapi, perasaan ini salah baginya. Tak seharusnya dia jatuh pada pesona most wanted sekolah seperti cewek-cewek lainnya. YA! Dia jatuh cinta pada seorang yang dikelilingi popularitas. Membuatnya takut mendekat, pasalnya dia ingin hidup damai saja. Bayangkan saja kalau dia pacaran dengan lelaki itu -ya sepertinya dia bahkan yakin ini tak mungkin terjadi- maka dia akan dilihat dengan tatapan sinis oleh para fans dan dia tak bisa! Dia tak mau terlihat mencolok, dia tak sanggup menjadi pusat perhatian. Tapi dia sudah sangat bodoh untuk jatuh cinta. Maka dari itu, dia memilih diam, mengagumi dalam diam.
Teeet!
Suara bel membuyarkan lamunan Rain. Gurunya juga telah keluar kelas. Rain berjalan keluar sendiri, pasalnya Vio belum masuk hari ini dan tepat ada seorang pemuda berjalan di depan kelasnya. Membuatnya seketika menegang dan jantungnya berdegup kencang. Ah! Itu dia!
Itu dia, Fabian Pratama Putra Wardhana! Bian! Siapa lagi pemuda yang dimaksud kalau bukan Bian?
"Hai. Rain," sapa seseorang yang seketika membuat Rain tersenyum dan gugup seketika, apalagi melihat siapa yang menyapanya kali ini.
"Hai Bian," balasnya sambil mencoba menyembunyikan kegugupannya.
Rain sangat senang, karna ternyata tanpa mencari lebih lama, Bian datang menghampirinya. Rasanya ingin lompat-lompat sangking senangnya.
"Bisa ikut gue bentar?"
Rain mengangguk kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Bian. Sebenarnya tanpa ditanya pun Rain akan dengan senang hati mengikuti Bian. Sepertinya jantungnya sedang berolahraga kali ini, tak bisa berdegup dengan tenang.
Tapi ada yang aneh saat melihat Bian. Bukan! Bukan seragamnya yang sama sekali tak rapi, karna itu sudah biasa, tapi karna Bian membawa tas. Memangnya Bian akan membawa Rain kemana?
Keduanya sampai di koridor yang lumayan sepi karna menghubungkan ke taman belakang. Bian membuka tas ransel yang dibawanya. Rain mengkerutkan keningnya bingung. Namun, seketika membulatkan matanya kaget saat tau apa yang dikeluarkan Bian.
Bunga.
Inhale
Exhale
Jangan banyak berharap Rain
Bian terlihat sedang membenarkan bunga yang dibawanya. Kemudian menyodorkannya pada Rain.
Deg, jantungnya sudah berdisko ria.
"Ini-," Bian menggantungkan kalimatnya selagi Rain menerima bunga itu, "titipan Rendy buat Vio," kata Bian datar.
Seketika tubuh Rain ingin melorot sekarang juga. Padahal tadi dia hampir saja 'terbang' tapi ternyata jatuh juga. Tak seharusnya dia berharap banyak pada Bian. Nyatanya ini hanya titipan dan sekali lagi,
INI BUKAN UNTUKMU RAIN! teriak hatinya.
-----
Bian mengusap wajahnya gusar sambil mengacak-acak rambutnya. Rendy yang melihatnya langsung menodongnya, "Gimana berhasil?"
"Aargh! Gatau deh gue bego banget."
"Gagal?"
Bian mengangguk.
"Bego banget lo. Mana Bian sang penakluk wanita?" Goda temannya itu.
"Sialan lo!"
"Trus mana bunganya?"
"Gue kasihin-,"
"Nah itu berhasil?"
"Gue belum selesai njir. Gue kasihin tapi bilangnya dari lo buat Vio."
Seketika terdengar tawaan Rendy yang menggelegar. Bian sudah siap ditertawakan Rendy. Dia terlalu gugup tadi untuk bilang kalo ini dari dia untuk Rain dan tadi terlintas kata Rendy yang menyatakan dia baru jadian dengan Vio. Jadi dengan cerdasnya, dia mengatakan itu titipan dari Rendy.
Bodoh! Kalo itu bukan cerdas, tapi bodoh Yan!
"Ketawa aja sepuas lo," kata Bian sambil menepukkan buku pada kepala Rendy.
"Dan Bian bisa salah tingkah cuman sama Rain hahaha," tawa Rendy lagi.
"Eh, lo ngomong deh sana sama Vio kalo ada bunga dari lo. Nanti kalo Rain ngasihin trus Vio-nya bingung gimana. Matilah gue."
"Salah lo lah."
"Gak temen deh lo."
"Apa kata lo deh Yan. Galauin aja terus Rainnya. Hahaha."
"Sialan lo."
Bian mengacak rambutnya lagi. Kemudian gurunya datang dan seketika hening.
***
Bian pulang setelah melewati latihan basket harian. Sampai rumah, Mama dan kakak perempuannya sudah berada di depan tv, bersantai. Ayahnya pasti masih sibuk dengan pekerjaannya dan kakak laki-lakinya harus melanjutkan studinya di negeri orang, Inggris, sedangkan kakak perempuannya memilih di dalam negeri saja sekalian menemani Mamanya.
"Assalamualaikum," sapa Bian.
"Waalaikumsalam."
"Basket Yan?" tanya Dea.
"Iya. Bian ke atas dulu."
"Yan!" panggil kakaknya lagi.
"Ya?"
"Inget temen Kakak namanya Rena?"
"Yang biasa ke rumah itu kan?"
Dea mengangguk.
"Kenapa?"
"Kamu inget dia punya florist?"
Perasaan Bian mulai tak enak.
"Yya," jawab Bian ragu.
Sepertinya dia tahu arah pembicaraan ini.
"Tadi pagi dia liat kamu beli bunga loh," goda Dea membuat Bian mengumpat karna malu.
Shit!
"Hayoo buat siapa Yan? Cewek yaa? Kenalin dong ke Mama," goda Mamanya.
Membuat Bian malu seketika. Kenapa dia bisa dengan bodohnya melupakan fakta kepemilikan florist itu. Apalagi mengingat rencananya gagal dan sekarang dibuat malu.
Bad day banget kayaknya buat gue.
"Tuh Ma, Bian nglamunin ceweknya."
"Apaan sih ah Ma, Kak. Bian gak punya cewek. Udah ah!" Bian pergi meninggalkan keduanya yang masih tertawa melihat tingkah Bian yang salting.
-----
Gregetan gak sih?
Vomment yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
(It's about) Rain [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Available on gramedia dan toko buku terdekat lainnya] Ini bukan cerita tentang hujan. Ini cerita tentang sebuah keadaan, yang sulit terbantahkan. Hingga mampu melenyapkan, sebuah harapan, yang akan menjadi kenyataan. *** Cover by : lisazhr (2)
![(It's about) Rain [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/30543323-64-k590062.jpg)