2 - Looking for her-

71.5K 4.4K 57
                                        

Bian berjalan keluar dari rumahnya menuju garasi tempat motornya berada. Dikendarainya motor itu keluar pekarangan rumahnya menuju sekolah barunya. Menuju tempat yang akan menemani masa SMAnya -yang kata orang masa paling indah-.

"Ck. Bullsh*t!" Gerutu Bian sambil tetap fokus ke jalanan yang mulai padat.

Tak butuh waktu lama, dia sampai di sekolahnya. Diparkirkan motornya pada halaman parkir di sebelah timur gedung sekolahnya. Dia berjalan sambil menenteng tas di salah satu pundaknya. Seketika, tatapan-tatapan memuja diperlihatkan oleh siswi-siswi di sekitarnya.

"Ck, bener kata duo D -Dio & Dea- kalo disini ceweknya gak bisa liat cowok ganteng dikit. Matanya pada loncat kemana-mana," gerutunya sendiri saat mengingat kata-kata kedua kakak kembarnya.

"Lo musti sabar deh hadepin para fans lo nanti. Gue yakin lo bakal jadi mangsa mereka," kata Dea.

"Dan lo musti ati-ati. Pada agresif semua. Kadang gue aja risih sendiri," tambah Dio.

"Emangnya sampe segitunya ya?" tanya Bian sambil mengerutkan dahi.

"Udahlah cewek sana pada gak bisa liat cowok ganteng dikit, pasti langsung di samber deh."

"Lo juga termasuk o'on!"

Bian seketika bergidik ngeri membayangkannya.

"Sorry ya gue gak ngejar-ngejar, malah dikejar."

Dan saat ini, semuanya di depan mata. Semuanya menatap dirinya kagum. Membuat Bian berpikir keras, apa yang bisa dilihat darinya? Okelah, dia bersyukur Tuhan memberinya wajah yang bisa dikategorikan di atas rata-rata dan fisik yang sempurna, tapi apa cuman karna tampang dan fisik?

Bian lagi-lagi mendengus kesal melihat cewek-cewek yang mulai berani bermain mata. Dia bukannya tak normal, tentu saja dia tertarik pada makhluk yang bernama perempuan, tapi bukan yang membuatnya muak hanya dengan sekali tatap.

Dengan gayanya yang cenderung cuek, dia berjalan di koridor menuju papan pengumuman berada. Sialnya, papan pengumuman telah dikerumuni ratusan siswa. Membuatnya mengurungkan niatnya untuk melihat pembagian kelasnya. Dilihatnya kanan-kiri, melihat sekiranya tempat kosong. Dipilihnya satu bangku di depan kelas yang entah kelasnya siapa.

"Aduh kerennya," terdengar teriakan para cewek yang bahkan jaraknya jauh dari Bian.

"Cool abis!"

"Ganteng banget deh."

"Gue mau deh jadi pacarnya."

"Gue juga!"

"Gue juga!"

"Gue dulu yang jadi pacarnya!"

"Gue!"

"Gue!"

Rasanya Bian ingin berteriak, "Gue gak bakal jadi pacar kalian, so SHUT UP!"

Tapi dia cukup tau diri dan gak ingin jadi pusat perhatian di hari pertama, jadi dia hanya bisa menahannya. Dia bersandar berusaha untuk tidak mendengar suara-suara memuakkan dan melihat ke arah papan pengumuman yang masih saja penuh sesak. Hingga matanya menangkap objek yang membuatnya tertarik, seorang cewek dengan wajah yang menarik dan tampil sederhana. Cewek itu tampak mencoba memasuki kerumunan dengan cueknya. Membuat Bian sedikit menegakkan duduknya mencari objek pandangannya yang tenggelam di antara kerumunan siswa.

Dengan tinggi yang lebih di atas rata-rata cewek seusianya, membuat Bian bisa dengan mudah menemukannya. Bian tersenyum tipis saat ternyata cewek itu berhasil keluar dari kerumunan. Dilihatnya cewek itu mengeluarkan sebuah ponsel, namun sepertinya kegiatannya harus terinterupsi karna seorang cewek yang menepuk pundaknya. Bian masih tetap melihatinya dengan seksama, mereka seperti tampak berbincang dan mendebatkan sesuatu.

(It's about) Rain [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang