09. The Manager

134 14 2
                                    

(Author POV)

Pemotretan untuk majalah hari ini persiapannya bisa dibilang berjalan lancar. Lana tersenyum kagum melihat ketujuh anak asuhnya terlihat tampan dengan setelan tuxedo serta rambutnya yang klimis. Merasa perhatikan, Hoseok pun mengedipkan matanya kearah Lana yang justru membuatnya bergidik. 

Teriakan dari luar studio menyadarkan Lana. Ah, sepertinya ada tugas baru. Apa ia akan diminta membawakan baju untuk sesi pemotretan kedua? Pikirnya. Lana segera datang kesumber suara.

"Kenapa mbak Yeon?", Ujar Lana sopan kepada teman seperjuangannya disini.

"Lana, lo sekarang pulang ya ke agensi,"

"Loh kenapa?"

"Tadi pak Sejin telfon, katanya mau ngomong sama lo. Gue gak tau sih mau ngomongin apa, tapi mending lo cepat kesana deh" , pinta mbak Yeon.

"Hmm, oke deh. Tapi ini...?", Tanya Lana sambil menunjuk kedalam.

"Gue yang handle, udah cepetan sana, takutnya penting"

Lana pun segera bergegas tanpa berpamitan dulu kesiapapun kecuali ke Yeon. Beberapa menit sebelum pemotretan dimulai, Namjoon terlihat sedang mencari-cari sesuatu. Seseorang lebih tepatnya.

"Cari siapa?" Tanya Hoseok tiba-tiba.

"Baby sitter kita, kemana ya? Gue mau minta tolong sesuatu tadi", jawab Namjoon sambil terus melihat sekeliling. Hoseok pun heran dan ikut mencari.

"Tadi ada kok, sempet gue kedipin malah. Apa pingsan ya? Hehe.."

"Bercanda lo_-", jawab Namjoon malas.

Tak lama, Yeon datang dan memberitahukan mereka berdua bahwa Lana sedang kembali ke agensi karena urusan mendadak. Namjoon mengerti, namun Hoseok bingung. Seurgent itukah? Apalagi jarak dari tempat pemotretan ke agensi lumayan jauh.

***

(Lana POV)

Gue memilih untuk naik taksi supaya cepet sampe. Ntah kenapa perasaan gue sedikit gak enak. Kenapa ya? Apa gua mau naik gaji? Hehe gak lah, gak mungkin sampe nyuruh gue kesana sekarang. Pas udah sampe didepan agensi, gue segera membayar taksi dan bergegas masuk menuju ruangan pak Sejin, selaku manager Bangtan.

Saat gue pintu lift terbuka, ternyata ada pak Sejin didalam dengan setelan kemeja hitamnya serta tas ransel dipunggungnya.

Saat gue pintu lift terbuka, ternyata ada pak Sejin didalam dengan setelan kemeja hitamnya serta tas ransel dipunggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama banget kamu Lana, hampir saya samperin."

Ha?? Gue gengerti lagi harus bereaksi gimana, gue hanya mengerutkan dahi sambil menatap pak Sejin bingung. Apa nih, pengen pingsan aja rasanya.

"Saya bercanda kok, hahaha..", kata pak Sejin dengan entengnya setelah bikin jantung gue nyaris lepas dari tempatnya. Gue ikut tertawa kecil.

Kami pun berjalan keluar, gue mengikuti langkahnya dari samping. Pak Sejin menawarkan gue untuk menemaninya makan siang sebentar. Karena kebetulan gue juga belum makan, yaudah akhirnya gue mengiyakan ajakan beliau. Kebetulan di agensi ada sebuah kantin, jadi kami makan disana saja. Sesampainya disana, kami memesan makan dan mulai mengobrol. Gue langsung aja nanya kenapa gue dipanggil.

BABY BANGTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang