Diez

18 1 0
                                    

Alwi sekarang sedang berada di rooftop, ia butuh waktu untuk menyendiri.

Flashback moment 16th Arlita B'day

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday..happy birthday to Arlita.

Setelah rangkaian acara b'day partynya Arlita selesai. Alwi berniat untuk mengatakan perasaannya kepada sahabatnya itu.

Alwi mendekati Arlita. "Ar, ada yang mau gue omongin sama lo." Katanya.

"Mau ngomong apa, Al?"

"Bisa kita bicara ditempat lain?" Arlitapun hanya mengangguk.

Arlita sedikit bingung dengan gerak gerik Alwi saat ini. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa dia juga ingin tahu sebenarnya apa yang ingin dikatakan oleh Alwi, karena tidak biasanya dia bertingkah sok misterius seperti sekarang.

Setelah menjauh dari keramaian, Alwi memegang kedua telapak tangan Arlita.
"Happy birthday Ar, gue sebenarnya ingin mengatakan ini sejak lama. Tapi, gue baru mendapat keberanian akhir-akhir ini. Jujur, gue sayang banget sama lo. Ini bukan rasa sayang ke sahabat. Ini adalah rasa sayang gue sama lo sebagai seorang laki-laki ke perempuan..."

Arlita kaget, dia tidak menduga sahabatnya akan berkata seperti ini kepada dirinya.
"Al..." ia berusaha untuk memotong perkataan Alwi.

"Tunggu dulu Ar, jangan potong kalimat gue sampai selesai ngomong. Gue tau ini salah, tapi gue juga nggak bisa ngendaliin perasaan yang ada di hati gue sendiri. Rasa ini muncul karena gue udah nyaman sama lo, hanya lo yang selalu ada buat gue, yang perhatian sama gue. Jadi, sekarang gue rasa waktunya tepat untuk ngutarain perasaan gue ke lo. Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Arlita meneteskan air matanya.
"Al, bukan ini yang aku mau. Aku hanya ingin kita bisa sahabatan selamanya tanpa melibatkan perasaan apapun. Aku ngga bisa nerima kamu lebih dari sahabat. Selama ini aku sudah bahagia bisa bersahabat sama kamu, aku ngga mau kehilangan sosok sahabat terbaikku hanya karena masalah cinta. Aku anggap semua yang kamu katakan tadi hanya candaan belaka. Tolong, untuk kedepannya jangan bahas masalah ini lagi ya."

"Apa salahnya kita coba dulu, Ar. Gue janji nggak bakal nyakitin hati lo. Kalo gue sampe nyakitin hati lo, gue siap buat nerima hukuman apapun yang lo mau." Alwi masih berusaha meyakinkan Arlita akan perasaannya.

Arlita melepaskan genggaman Alwi ditangannya. "Cukup, Al. Aku nggak mau bajas masalah ini lagi, tolong kerjasamanya. Please, aku mohon kita nggak usah bicarain ini lagi. Aku anggap hal ini nggak pernah terjadi diantara kita. Lebih baik kita menjauh untuk sementara waktu, sampai kamu udah kembali normal seperti biasanya." Lalu Arlitapun meninggalkan Alwi yang masih mematung ditempatnya sendiri.

Flashback off

Ketika Alwi hendak menyalakan rokok, namun tiba-tiba ada yang mengagetinya dari arah belakang dan mengakibatkan rokok yang dipegangnya jatuh ke tanah.

"Woy!!" Itu suara dua orang yang mengagetinya barusan.

Alwi memutar kepalanya kesamping dan memasang raut muka kesal pada orang itu. "Emang kampret lo berdua." Dengusnya kesal.

"Weitsss.. santuy bro, keep calm. Nih kita kesini bawain roti sama minum buat lo. Lihatlah betapa baiknya kita, sampe rela naik ke rooftop cuma buat nganterin makanan buat lo. Nih ambil gih, langsung dimakan!" Kata Bani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diam-Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang