Prolog

163 7 2
                                    

Setelah melewati masa-masa sekolah menengah pertama, sekarang waktunya memasuki masa dimana kata sebagian besar orang menyebutnya sebagai masa yang indah dan penuh warna yaitu masa putih abu-abu.

Yap, pada masa ini juga bisa dibilang sebagai proses peralihan dari remaja menuju dewasa. Dimana kita dihadapkan oleh berbagai permasalahan dan kita diharapkan bisa menyelesaikannya sendiri. Kita dituntut untuk lebih mandiri dan bijaksana dalam segala hal.

Kisah ini akan bercerita tentang seorang gadis yang baru saja memasuki masa putih abu-abunya. Hingga saat ia bertemu dengan seorang cowok yang berhasil mencuri perhatiannya, dan ia hanya bisa mengaguminya dalam diam.

Dia adalah Dayra Cahya Maula, anak kedua dari tiga bersaudara. Usianya dengan sang kakak laki-lakinya hanya terpaut 2 tahun, sedangkan selisih dia dan adik perempuannya beda 6 tahun.

Dayra melanjutkan studinya ke salah satu Sekolah Islam Negeri atau yang biasa disebut MAN (Madrasah Aliyah Negeri) di kota Jakarta. Ia memilih sekolah ini  karena di Madrasah Aliyah memiliki beberapa  keunggulannya tersendiri daripada sekolah SMA pada umumnya, salah satunya adalah adanya keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama yang dapat ia pelajari nantinya.

Tak hanya Dayra saja yang bersekolah disitu, namun kakak lelakinya pun juga bersekolah disekolah yang sama dengannya saat ini. Jika Dayra baru saja memasuki kelas 10, kakaknya Rizky Maulana sudah berada di kelas 12 sekarang.

***


"Dek, ayo cepetan berangkat. Ini udah siang loh, nanti kamu telat MOS-nya." Teriak Rizky dari arah meja makan.

"Bentar bang, aku nyari pita merah putihnya dulu, kok ngga ada ya. Ada yang liat ngga? Perasaan kemarin udah aku simpen dikamar."

"Nanti beli lagi aja di warung depan, sini kamu sarapan dulu." Ujar Mamahnya.

"Kamu ini kebiasaan ngga bisa ilang-ilang dari dulu, udah pikun ceroboh pula. Ck.. ck.. ck..  kasian loh padahal masih muda." Ejek kakaknya.

"Ihh.. abang!! Mah, itu bang Iky nyaaa.." rengek Dayra kepada Mamahnya.

"Udah Iky, masih pagi ini jangan bikin ribut mulu."

"Dengerin tuh kata mamah. Wlee.." ejeknya balik.

"Dasar anak Mamah!"

"Biarin, yang penting aku Cantik."

"Dih, pede amat lu tong.. mana ada orang cantik ngaku dirinya cantik."

"Ada kok. Aku buktinya."

"Ya lo doang itu mah."

"Farra, menurut kamu kakak cantik ngga?"
tanyanya pada si adik perempuan mencari pembelaan.

"Cantik." Mendengar jawaban si adik ia tersenyum bahagia.

"Tapiii masih cantikan aku." Seketika raut mukanya pun berubah dan semua yang ada di meja makan langsung menertawakanya.

"Ya Allah, kenapa sih hamba harus punya dua adik perempuan yang sama-sama over pedenya." Keluh Rizky.

Selesai sarapan merekapun berangkat ke sekolah. Farra diantar oleh Ayah yang sekalian berangkat ke kantor, sedangkan Dayra tentu saja bersama Kakaknya karena satu sekolah.

Tak lupa ia membeli pita di warung depan gang rumahnya terlebih dahulu, dan beruntungnya warung tersebut sudah buka juga.

°°°

~Happy reading~

Mau kasih kritik saran juga boleh kok.

Jangan lupa vote dan coment ya gaes.

Biar aku makin semangattttt...
.
.
.

❤Terimakasih❤

Diam-Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang