Tres

81 4 2
                                    

Keesokan harinya kegiatan belajar mengajar sudah mulai berjalan. Dayra yang sudah merasa nyaman dengan Naya akhirnya  memutuskan untuk duduk bersama. Saat memasuki waktu istirahat, semua murid langsung menuju ke kantin.

Naya sudah selesai membereskan alat tulisnya.
"Day, yuk kita ke kantin."

"Bentar, Nay.  Aku belum selesai nyatetnya."

"Oke, gue tungguin deh." Naya menunggu Dayra menyelesaikan tulisannya.

"Helo everybadehhh.. Reva kece badai ada disini!!" teriakan melengking terdengar dari arah pintu masuk.

"Buset dah, lo liat-liat tempat dong kalo mau teriak." Semprot Naya.

Reva langsung menduduki kursi yang ada di depan Naya.
"Hehehe.. maapin, dah kebiasaan sih." Ucapnya dengan wajah tak berdosa.

"Untung kelasnya udah sepi."

"Lah emang kalo rame kenapa?"

"Gue bakal pura-pura ngga kenal sama lo." Hahaha..

"Dih, jahat lo!"
"Ke kantin ngga nih?" Tanya Reva.

"Iya, nunggu Dayra bentar."

"Aku udah selesai kok, yuk ke kantin sekarang."

Mereka sekarang sudah sampai di kantin dan juga sudah memesan makanannya.
Sembari makan mereka berbincang-bincang mengenai kelas barunya.

"Kamu dapet kelas apa, Va?" Tanya Dayra.

"Gue dapet kelas IPS 3, Ra."

"Wah, deket dong ya sama IPA 6."

"Yepp, makanya tadi gue nyamperin lo pada."

"Eh, tau ngga-.." lanjutnya

"Ngga." Potong Naya cepat.

"Gue belum selesai ngomong kampret!! Main potong-potong aja lo!" Kesal Reva.

Naya dan Dayra hanya tertawa melihat kekesalan Reva.
"Lanjut, Va." Lerai Dayra.

"Gue sekelas sama Alwi, Ya ampun.. berasa mimpi deh gue." Senang Reva.

"HAH!!! Serius lo? Demi apa??" respon Naya.

"Demi Alex, gue kaga bohong."

Jujur Dayra juga kaget, tapi seperti yang sering ia lakukan yaitu  berusaha berekspresi seperti biasa saja.
"Jadi dia masuk jurusan IPS, aku kira dia bakal ambil jurusan IPA." gumamnya dalam hati.

"Aaaa.. gue juga pengin pindah ke kelas lo kan jadinya." kata Naya.

"Nah, ide bagus tuh. Ayo pindah aja lo pada ke kelas gue. Belum terlambat loh, masih awal ini." Bujuk Reva.

"Aku sih ngga mau, Nay. Karena kan aku udah jatuh hati sama IPA." putus Dayra.

"Hemm.. aku juga ngga jadi deh. Walaupun ngga bisa sekelas sama Alwi. Tapi kan gue masih bisa modus ke kelas lo ya, Va." ucap Naya menaik turunkan alisnya.

"Sa ae lu tukang modus!"

"Biarin, selagi masih jomblo mah bebas. Wleee.." Bangganya.

"Jomblo aja bangga." Ejek Reva.

"Bodo."
"Eh bentar, si Alwi nya udah punya cewek belum sih?" Tanya Naya.

"Setau gue sih belum, Nay. Dikelas juga  orangnya cuek kalo sama cewek."

"Bagus dong. Mulai sekarang kita bersaing secara sehat ya, Va."

"Oke deal!! Siapa takut."

Dayra hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya memperhatikan perdebatan kecil dua temannya itu tentang Alwi.
Entah sihir apa yang dipakai hingga semua orang bisa tertarik kepadanya.

Diam-Diam SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang