2. Kebetulan?

538 59 26
                                    

Vote terlebih dulu baru membaca-!


"Bosen hidup tapi gamau matii".


Guling guling muter kanan muter kiri. Yap, itulah yang sedang dilakukan oleh Zee. Sesudah pulang sekolah dia langsung masuk ke kamarnya dan rebahan di kasur tercinta. Seisi rumah kosong, hanya ada pembantu yang sedang membersihkan rumah. Entah kemana yang lain, Zee tak ambil pusing. Lebih baik ajak Lucy keluar, pikirnya.

Dia pun mendial nomor telepon Lucy. Tak lama terdengar suara dari seberang sana.

"Hai Zee. Ada apa? Tumben lo nge-call gue".

"Gaada, gue bosen. Jalan yuk, gue yang traktir deh". Balas Zee.

" Seriously?? Oke, wait. I'll get ready". Terdengar suara grasak grusuk diujung sana.

"Oke-oke. I'll pick you up at 3.pm. Jangan ngaret". Zee menutup teleponnya dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

••••••••••••

Mobil Zee terparkir di depan sebuah cafe, mereka memutuskan untuk bersantai-santai disebuah cafe untuk sekedar makan atau minum. Terlihat cafe tersebut ramai oleh muda-mudi yang nongkrong bersama teman-teman mereka, maklum malam minggu. Apalah daya yang gapunya doi, nongkrong sama teman pun jadi.

Mereka pun masuk ke dalam bangunan itu, Zee mengedarkan pandangannya, mencari meja yang kosong itu dia dan Lucy duduk. Ah, disana!, Batinnya. Zee menarik tangan Lucy ke pojok ruangan yang berbatasan dengan kaca transparan, yang menampilkan pemandangan kota jakarta di sore hari seperti biasanya, Macet.

"Lo mau pesen apa, Zee?". Tanya Lucy sembari membolak balikkan buku menu.

"Gue pesen minum aja deh, cappucino aja satu". Balasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari luar jendela.

"Oke oke . Ekhem, Mass saya mau pesen spaghetti satu sama cappucino -nya dua ya". Ucap Lucy ke salah satu pelayan tersebut.

"Baik mba, silahkan ditunggu". Pelayan tersebut pergi untuk menyampaikan pesanan Zee dan Lucy.

Zee masih memandang keluar jendela, fokusnya terpecah saat melihat motor kakaknya dan beberapa motor lainnya. Mungkin temennya? , Pikir Zee.

Zee melihat kakaknya beserta teman-temannya memasuki cafe dan berjalan menuju meja kosong dibelakang Zee. Zee yang melihat kakaknya menuju ke arahnya pun tersenyum tipis sambil melambaikan tangannya.

"Eh Quen. Kamu ngapain disini?". Tanya kakaknya setelah mengambil tempat untuk duduk di sebelah Zee.

"Gaada, aku bosen dirumah. Aku nyari kakak tapi kakak malah keluar. Yaudah aku ajak Lucy main keluar". Balasnya sambil bersandar di bahu kakaknya.

Kelvin Vero Bratadikara, saudara kembarnya Zee yang hanya berbeda 8 menit sebelum Zee lahir. Sifatnya sangat berkebalikan dari sifat Zee yang sangat tertutup. Tidak heran banyak yang menyukai Kelvin, termasuk Lucy, yang sedang shock karena melihat interaksi antara dua saudara kembar tersebut.

" L-lo kenal sama Kelvin, Zee?". Tanya Lucy setelah sadar dari keterkejutannya.

"Iya, Kelvin kan saudara kembar gue". Balas Zee santai sambil meminum Cappucinonya yang sudah diantarkan oleh pelayan tadi.

" Pantesan ". Gumamnya pelan.

Eh bentar, kalo Zee kembarannya Kelvin. Berarti Zee tau dong tentang dia? Batin Lucy.

----------------

To be continued
Jangan lupa vote, comment, dan follow akun ini:)

See u in next part-!

QUENZEE (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang