Bagian 2

1.6K 285 18
                                    


Seungmin Pov.

"Seungmin-ah..."

"Hmmm?"

Kuletakkan dokumen yang telah ditandatangani Chan di meja biasa. Setelah itu aku berjalan ke arah mejaku, dimana Jisung telah menunggu.

"Kamu tidak apa-apa?"

Tugas baru sudah menunggu. Laporan, serta jadwal yang harus aku susun untuk esok hari. Jadi, aku menjawabnya sambil tak melepas aSeungminsi dari layar komputer.

"Tentu saja. Kenapa?"

Jisung tak langsung menjawab. Aku melirik padanya diam-diam. Dia menggigit bibir bawahnya yang menandakan kecemasan di hatinya. Selalu saja seperti ini.

"Apa kau ada masalah dengan Minho? Agaknya hari ini kau sedikit aneh."

"Seungmin! Jangan pura-pura tidak tahu! Buka mata dan telingamu lebar-lebar!"

Tiba-tiba dia meninggikan suaranya. Beberapa karyawan lain sampai memandang ke arah kami. Melihat ketidakmenyesalan Jisung, aku mengambil alih untuk minta maaf.

"Han...."

"Mau sampai kapan kau mengabaikanku? Aku berusaha menjagamu, Seungminnie. Kenapa kau tidak mau dengarkan aku? Dia selingkuh!"

Aku apresiasi kalimatnya kali ini. Hanya karena dia berbisik dengan nada kemarahan yang meledak-ledak. Tidak banyak orang yang bisa melakukan itu. Jadi, aku terkekeh melihatnya.

"Seungmin.... Ini bukan saatnya bercanda."

Keseriusan dari kalimatnya membuatku mau tak mau berhenti tertawa. Kuhadap dia yang masih terbakar emosi. Aku tidak mengerti kenapa dia marah pada hal yang bukan urusannya.

"Ini kantor. Kau tidak bisa mencampurkan urusan pribadimu dengan pekerjaan.... Begitu caranya ketika sepasang individu yang telah menikah bekerja di tempat yang sama," aku mengambil napas sembari memutar otak. "Dan ini bukan urusanmu Han. Sungguh, aku tahu apa yang terbaik untuk hubungan kami. Lagi pula, kami masih baik-baik saja sampai sekarang. Tidak ada yang berubah."

Sudah lebih dari satu tahun Jisung menerocosiku dengan wanti-wanti yang sama, berasal dari masalah yang tak pernah berubah. Aku menyayangi Jisung yang begitu perhatian dan peduli padaku. Tapi, masalah ini hanya aku yang bisa menyelesaikannya.

~

Chan Pov.

Rapat selesai jam 4 sore. Semua orang telah keluar dari ruangan kecuali aku dan Seungmin yang merupakan sekretarisku. Kami sedikit bicara mengenai presentasi yang akan aku tampilkan minggu depan yang masih berhubungan dengan rapat hari ini.

"Apa kau ada acara hari ini? Jeongin sepertinya ingin dijemput olehmu." Ucap Seungmin saat pembicaraan kami tentang presentasi selesai.

"Ah... sebenarnya aku sudah ada janji."

"Dengan Yeji?" pertanyaan tiba-tiba itu cukup membuatku mematung. "Aku penasaran, kenapa kau dekat sekali dengannya. Yah... untuk ukuran sesama manajer, sebatas rekan kerja, kenapa harus sering pergi berdua?"

Aku sudah duga dia telah mendengarnya. Tapi, baru kali ia bertanya dengan gamblang.

"Kami hanya berteman dekat."

"Iya, aku tahu kok." Dia menjeda kalimatnya. "Tapi, kuharap pertemananmu dengannya tidak membuatmu lupa dengan kami yang menunggumu di rumah."

Dadaku seketika terasa sesak mendengarnya. Meski tidak ada nada curiga ataupun kemarahan dalam perkataan Seungmin, rasanya kalimat itu sukses membuat beban berat jatuh ke pundakku.

Something Called Love | ChanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang