[Happy reading]
.
"APPA!"
Teriakan nyaring seorang anak kecil berbaur dengan kebisingan di sekitarnya. Dengan langkah yang dia rasa besar-besar, Jeongin berlari mendekati Seungmin yang setia menunggu di depan gebang.
"Aigoo... jangan lari-lari. Nanti jatuh!" Meski begitu Seungmin tetap menyambut Jeongin ke dalam pelukannya. "Jadi, apa yang dilakukan jagoan appa di sekolah hari ini?"
Seungmin berjalan menjauhi taman kanak-kanak yang merupakan sekolah baru Jeongin. Dia tersenyum pada setiap orang tua yang melakukan pekerjaan yang sama dengannya, menjemput anak mereka, sambil menunggu jawaban dari Jeongin.
"Hari ini Jeongin mengenalkan diri ke teman-teman. Mereka semua tertawa karena Jeongin tidak bagus pakai bahasa Inggris. Tapi, ada Ryujin yang bisa bahasa Korea jadi kami berteman. Ada Yuna juga sih... tapi, dia terus saja menarik Ryujin menjauh dariku. Benar-benar deh! Di Korea diganggu Daehwi, di sini di ganggu Yuna. Menyebalkan!"
Uraian panjang sang anak hanya membuat Seungmin tertawa kecil. Tidak tahu harus menanggapinya dari mana.
"Sore Seungmin!" seseorang menyapa Seungmin dari dalam sebuah restoran. Felix, laki-laki itu menyapanya dengan senang. Dia adalah orang Korea yang tinggal di Australia bersama suaminya sejak lama. Mungkin karena persamaan latar belakang itu, mereka jadi cepat dekat.
"Oh! Halo Felix."
"Annyeong Felix samchon...."
"Heih, pakai Bahasa Inggris dong Jeongin..." Tegur Seungmin yang langsung membuat Jeongin menepuk dahi. Dia mengulangi sapaannya pada Felix dalam Bahasa Inggris setelahnya.
"Mau mampir?"
"Tidak-tidak. Sampaikan salamku saja pada Changbin."
Laki-laki itu hanya mengangguk menanggapi penolakan sang teman baru.
Seungmin kembali berjalan menyusuri trotoar. Kali ini ia menurunkan Jeongin dan menggandeng tangannya.
Matanya tak lepas menelusuri pemandangan kota Sydney yang indah di musim panas. Pagi tadi hujan, jalanan masih cukup basah untuk dinikmati kesegarannya.
Setelah cukup pulih beberapa bulan yang lalu, mereka memang pindah ke Sydney. Dengan alasan memulai semuanya dari awal. Seungmin ingin melupakan semua kenangan buruk yang terjadi di Seoul. Dia tidak ingin melihat Yeji berkeliaran, dia tidak ingin dihantui perasaan cemas tiap kali Jeongin menatap Chan. Dia ingin mereset semuanya. Dengan Jeongin yang semakin hari semakin tampan dalam pengawasannya.
"Letakkan sepatumu dengan benar hayo..." Seungmin membantu Jeongin meletakkan sepatunya di rak sebelum mereka masuk lebih dalam ke apartemen kecil yang sengaja mereka beli.
"Jeongin capek ya?" ditariknya Jeongin ke pangkuannya.
Jeongin mengangguk kecil sambil menyandarkan kepalanya di dada Seungmin.
"Yah! Kalau pulang, seharusnya kalian bilang 'kami pulang' begitu. Kenapa langsung duduk?"
Sesosok laki-laki berparas rupawan muncul dari dapur dengan apron bunga-bunga pink melekat di tubuhnya. Dia kelihatan kesal melihat dua orang yang tengah bermalas-malasan di sofa sementara ia sibuk membuat makan malam.
"Kami pulang/Jeongin pulang...." ucap Jeongin dan Seungmin serempak tanpa bergerak dari posisinya.
"Kalian ini... Sudah, Jeongin mandi dulu sana. Biar appa membantu daddy menyiapkan makan malam. Dan jangan berkilah untuk menghindar dari pekerjaanmu ini Seungmin-ssi...."
![](https://img.wattpad.com/cover/253339663-288-k164225.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Called Love | Chanmin
Short StorySeungmin merasa cinta bukanlah hal yang penting saat sebuah hubungan telah sampai di akhir yang semua orang bilang sebagai akhir yang bahagia, pernikahan. Chan merasa cinta bukan pula hal yang harus dia rasakan untuk seseorang yang telah berbagi se...