Youngjae's pov
Aku berada di pinggiran danau yang dikelilingi hutan rindang. Disini sangat tenang dan ya ku yakin ini tempat yang nyaman jika digunakan untuk membaca buku atau beristirahat dari keseharian nya yang melelahkan.
Perlahan namun pasti, aku menyisiri pinggiran danau ini sembari melihat ke sekeliling ku. Pasalnya disini sepi, aku tak melihat ada siluman lain di sekitar danau.
Aku mempercepat langkah ku, aku yakin jika tempat ini akan memberikan ku sedikit petunjuk mengenai putra Azellia yang masih menjadi misteri.
Lalu mataku tak sengaja menangkap sebuah objek. Yaitu siluman yang tengah duduk kesakitan dibawah pohon, dengan cepat aku menghampiri siluman itu.
"Siapa wanita itu, dan.... Dia baru saja melahirkan anak laki laki?"
Aku tak perlu risau, karena disini aku bisa melihat semua orang tapi tak ada yang bisa melihatku.
Pikiran ku kembali tertuju pada wanita dan bayi yang ada dihadapan ku ini. Ah bayi yang sangat menggemaskan, dia manis seperti ku hahaha. Bercanda
'Hah... Hah... Maafkan ibumu ini anak ku, kamu harus terlahir sebagai setengah siluman kucing dan setengah siluman rubah.'
Aku terkejut, apakah dia yang bernama Azellia? Dan ini putra nya.
'Kamu tenang saja anak ku, Hendrick dan Victoria menjamin hak mu sama seperti anak nya yang lain. Dan hanya kamu yang bisa menggunakan kekuatan dari liontin ini.'
Aku dibuat kembali terkejut, hei kenapa dia menyebut nama ayah dan ibuku. Dan apa maksud nya?
Kulihat Azellia memakaikan bayi itu sebuah kalung berwarna ungu. Sepertinya itu yang sedang aku dan saudara ku cari. Kalung yang bisa mengabulkan apapun yang kita minta.
Tak lama kemudian, kalung tersebut berubah menjadi hitam dan keluarlah sebuah bola berwarna biru gelap dari liontin itu dan Azellia memegangnya.
"Tunggu, untuk apa itu?"
Tak lama kemudian, wanita itu menghancurkan bola tersebut menjadi empat bagian. Tiga bagian tersebut terbang ke lain arah dan satu lagi masih ia pegang.
Aku masih fokus dengan apa yang ku lihat, ini akan menjadi petunjuk yang sangat membantu. Ku yakin Jaebum hyung dan yang lain akan senang mendengar petunjuk ini.
Wanita itu mengubur satu pecahan bola itu dibawah pohon tempat nya duduk. Lalu kembali fokus ke anaknya.
'Suatu saat nanti jika kamu sudah besar anak ku, kamu harus mencari pecahan bola tadi. Ibu menghancurkan nya karena kamu masih kecil dan belum bisa mengendalikan kekuatan. Ibu takut semua akan mengincar mu nantinya.'
Ah jadi itu tujuan nya....
'Ayo nak, Ayahmu Hendrick berjanji akan memberimu nama setelah kelahiran mu.'
T-tunggu.... A-ayahmu Hendrick? Berarti aku dan anak itu saudara kandung beda ibu?
Tak lama kemudian aku terpental jauh.
Youngjae's pov end
.
.
.
.
."WAAAAA!! Hah... Hah... Hah... "
Teriakan dari Youngjae membangunkan seluruh hyung dan adiknya yang ada didalam ruangan itu. Jinyoung menghampiri Youngjae yang masih mengatur napas nya.
"Hei tenang tenang, minum dulu Jae." Jinyoung memberi botol berisi air kepada Youngjae dan membantu dongsaeng nya untuk minum.
Setelah dirasa Youngjae tenang, Jackson bertanya. "Ada apa Jae? Apa mimpi buruk?"
"Aku punya petunjuk, ramalan ku datang dari mimpi ku dan memberi petunjuk. Ternyata memang, ini ada hubungannya dengan kita. " Ucap Youngjae
Mark yang bingung pun bersuara, "bisa beritahu kita lebih jelas saeng?"
Youngjae mengangguk, "Ternyata, putra Azellia itu... Adalah anak dari Ayah kita juga."
Perkataan Youngjae barusan sukses membuat seluruh mata saudara nya membola, itu berarti anak itu masih saudara kandung dengan mereka.
Perlahan Jaebum mendekat ke arah Youngjae, "Apa ada ciri khusus yang kamu lihat soal anak itu?"
Mendengar itu Youngjae pun menggeleng. "Maaf hyung, aku hanya melihat bayi nya saja. Dia belum sempat diberi nama jadi aku tidak tau siapa itu."
Sunyi, masih tak ada suara lagi yang terdengar. Semua masih sibuk dengan pikiran nya masing masing.
"Kebohongan apa yang ayah tutupi dari kita, kenapa dia tak memberitahu jika kita punya saudara setengah rubah?" Youngjae bergumam sambil melihat seluruh saudara nya
Tap! Tap! Tap!
Langkah kaki terdengar tak jauh dari bangunan tersebut, tak lama kemudian muncul dua namja yang sudah mengintai mereka lama.
"Kalian siluman yang kuat, tetapi kalian semua bodoh! Anak tersebut, berada diantara kalian bertujuh. Salah satu dari kalian merupakan putra dari Azellia!"
Mendengar suara itu, Mark dan yang lain menoleh. Dan mendapati dua namja yang tersenyum remeh ke arah mereka.
"Cih siapa kalian?!" Jaebum sedikit emosi mendengarnya, tangan nya mengepal dan terlihat aliran listrik di kepalan tangan nya.
Namja yang berteriak tadi tersenyum, "Perkenalkan, aku Minhyuk dan ini Hyungwon. Kami berdua berasal dari klan siluman ular."
"Untuk apa kalian datang kemari?" Mark berujar setenang mungkin sambil melindungi dongsaeng nya.
Giliran Hyungwon yang bersuara, "Kami hanya ingin memberitahu mu jika anak itu merupakan salah satu dari kalian."
"Kenapa juga kita harus percaya sama kalian?" kini Bambam yang membuka suara.
"Terserah saja, kami hanya sedikit memberi tau kalian. Apa kalian tak kasihan jika Youngjae terus yang menelisik dengan mimpi serta ramalan nya hingga sakit kepala?" Tanya Minhyuk
Diam tanpa menjawab, para siluman rubah hanya menatap Minhyuk dan juga Hyungwon dengan tatapan tajam.
"Baik, kami tak akan berlama lama disini. Sepertinya pemimpin kalian akan meledak jika kami terus disini." Minhyuk menatap Jaebum yang hampir mengeluarkan petir nya sebelum akhirnya ia dan Hyungwon menghilang.
Jinyoung mengisyaratkan agar saudaranya tenang dan menyuruh mereka semua duduk.
"Sudah, abaikan mereka. Kita tenang dulu, biarkan waktu dan usaha kita yang menjawab siapa anak dari Azellia. Sekarang kita fokus dulu saja ke tujuan awal kita mencari bola kristal itu." Ujar Jackson.
Mark mengangguk, "Tujuan pertama kita sudah dekat. Sekarang masih pagi, kita tenangkan pikiran dulu lalu berangkat."
Semuanya mengangguk paham dan mulai bersiap siap.
.
Rada pendek ya? Ide nya rada mampet nih. Gada tambahan deh. Vomment jusseyo guys. Arigatou-!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋𝕙𝕖 ℙ𝕖𝕒𝕔𝕖 𝕠𝕗 𝕋𝕙𝕖 𝔻𝕖𝕞𝕠𝕟
FantasíaPerdamaian, siapa yang tidak menginginkan nya? Tetapi untuk para siluman yang saling bertarung untuk memperebutkan kekuasaan serta kekuatan yang besar, sepertinya sulit untuk mendapatkan atau bahkan mendekati kata "perdamaian" Perjuangan tujuh silu...