4. Sadness

1 0 0
                                    





Olaaaa!🙋🏽‍♀️




Mas Keenan

|Jangan lupa packing.
|Minggu pindah.

Nata menatap nanar ponselnya. Mulutnya tidak berhenti menyedot es teh hijau miliknya yang kini tersisa setengah. Seperti biasanya dihari jumat setelah pulang sekolah mereka akan pergi ke sebuah warung mie bernama Mie Granat. Namun minggu ini Nata tidak ikut makan karena jatahnya makan mie sudah ia pakai kemarin saat bergadang mengerjakan tugas.

"Pindah kemana?"

Pertanyaan itu membuat Nata tersadar. Buru buru ia mengusap layar ponselnya dari ujung bawah, keluar dari roomchatnya dengan laki laki yang mau tak mau harus ia percayai sebagai kakaknya. "Pindah rumah."

Sontak saja hal itu membuat teman teman Nata menatap heran dirinya, terkecuali Riri yang sudah tahu lebih dulu sejak minggu lalu. Gadis itu bahkan terkesan tidak perduli.

Nata menghela napas. "Aku mau cerita, kalian sambil makan aja," Nata menjeda kalimatnya. "Inget hari Sabtu pas kita mau beli skincare itu nda? Yang tiba tiba aku bilang aku ndajadi ikut?"

Teman teman Nata memulai kembali makan mereka, sembari mendengarkan cerita Nata.

"Yang kamu jalan sama Rai malamnya?" Tanya Devia.

Nata mengangguk mengiyakan. "Sebenernya siang itu ada tamu datang kerumah, bilang kalo aku ini adeknya dia. Katanya mama sama bapak ku dulu dimintain tolong buat rawat aku pas masih bayi dan bakal diambil lagi pas umurku tujuh belas."

Teman teman Nata melotot. Mereka menatap Nata tidak percaya, seolah apa yang Nata ceritakan adalah suatu kebohongan. Namun mereka tidak menemukan jejak kebohongan sama sekali. Sorot mata Nata yang sendu dan wajahnya yang murung membuat mereka mulai mempercayai cerita itu.

"Minggu lalu pas kita di melawai, aku ada dipanggil sama mas mas. Sebenernya dia ngasih hasil tes DNA, tapi aku botein Ecan sama Rai." Nata mengakhiri ceritanya dengan helaan napas kasar.

"Terus nat, apa hasilnya?"

"Aku sama dia beneran adek kakak."

Diam. Mereka semua sibuk dengan fikiran masing masing. Teman teman Nata bahkan kembali menghentikan makan, ikut memikirkan masalah ini walaupun sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka.

"Namanya Keenan ya? Pindah hari Minggu? Kemana?" Tanya Yakut bertubi tubi.

Nata menghela napas, kemudian menjawab semua pertanyaan yang Yakut lontarkan, "iya namanya Keenan. Iya hari Minggu pindahnya, nah itu aku ndatau pindah kemana."

"Ya tanya lah nat."

Nata menggeleng. "Ndamau. Malas." Kemudian Nata diam selama beberapa detik. "Bantuin packing ya?"

"Kapan?" Tanya Ghita.

"Hari ini."

"Oke gas!"

📖📖📖

"Nat yang ini juga masukin kardus?"

"Iya."

We Grow Up || HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang