Epilog

158 10 14
                                    

.


.


.



Dear... You really deserve to be happy.


.


.


.


.



Cahaya matahari yang masih begitu malu-malu mengintip dari celah jendela, pun senandung burung-burung di taman istana terdengar memecah keheningan pagi ini. Tak terlalu dingin, tapi cuacanya tetap menggelitik Yohan untuk beringsut mendekat dan semakin mengeratkan pelukannya pada Wooseok yang masih terlelap.

Aroma pheromone pasangan ini menguar memenuhi ruangan, —benar-benar tercampur menjadi satu, membuat sang alpha tak kuasa mengulum senyumnya. Sekelebat ingatan tentang kejadian tadi malam juga semakin membuat perasaan bahagianya membuncah. Yohan benar-benar asik sendiri memikirkan kejadian penuh intimasi dengan omeganya kemarin.

Mating?

Ah tidak, mereka belum mating. Hanya sekadar berbagi kecupan hangat, yang mungkin 70% dilakukan oleh Yohan seorang.

Yaah... Meskipun bisa dibilang dorongan itu ada —bahkan nyaris meledak-ledak, Yohan masih tahu diri dan mengingat kondisi Wooseok yang masih sedikit menahan sakit. Ia benar-benar masih menghindari segala sesuatu yang dapat membuat Wooseok merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit apapun. Selain itu, ia masih memiliki rasa takut terhadap amukan Wooshin dan para tabib istana jika ia kelepasan melakukan 'hal itu' dengan kekasihnya.

Pelan-pelan saja. Bisa melihat dan memuja keindahan itu saja sudah sangat luar biasa. Yohan tidak perlu tergesa-gesa, toh Wooseok adalah miliknya.


.


.


"Hmmm? Kenapa tersenyum? Pasti sedang mimpi indah, kan?"

Yohan mencolek pelan ujung hidung Wooseok ketika pria itu tersenyum dalam tidurnya. Yang masih terlelap pun mengernyitkan dahi karena merasa sedikit terganggu, namun tidak berlangsung lama karena sepertinya sang mimpi masih saja menahan kesadarannya. Merasa gemas dengan gerak-gerik kecil itu, Yohan pun memberikan kecupan ringan pada bagian keningnya seka— ah, tidak cukup sekali! Jadi ia menambahkan lagi tiga kecupan singkat sebelum membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh Wooseok.

"Tidurlah, sebanyak yang kau mau," bisik alpha itu pelan. "Aku akan mengambilkan sarapan dan vitamin untukmu supaya kau cepat pulih."

Setelah menutup kalimatnya dengan usapan lembut di surai halus omeganya itu, Yohan beranjak dari tempat tidurnya. Tapi hal itu jelas menimbulkan ruang di samping Wooseok menjadi kosong, sehingga respon cepat pun terdengar detik itu juga.

"Hnggg, Yohan....."

Wooseok merengek pelan tanpa membuka kedua matanya. Tangannya menggapai-gapai ke arah samping, mencoba menemukan keberadaan lelaki yang sejak kemarin tak melepas pelukan dengannya itu. Yang dicari pun bergegas kembali ke posisi awalnya, lalu berusaha meredam rengekan yang tak kunjung berhenti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story Between Two Hearts [Yocat slight Seungzz & Weichan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang