Bab 4

4 0 0
                                    

"Pa ... tolong Nety untuk membujuk Ibunya Dio biar bisa temanin aku acara besok malam di sekolah," pinta Nety menghampiri Aditia, orang tua Nety sedang membaca berita hari ini.

"Iya, tapi nggak sekarang ya," ucap Aditia lelah mendengar rengekan Nety seperti anak kecil.

Nety jika bersama Dio, bisa menjadi sikapnya lebih dewasa dan pengertian. Kalau di rumah bersama orang tua sikap Nety menjadi seperti anak kecil dan sangat manja dengan sang ayah.

"Sekarang Ayah ... biar besok malam tinggal jalan aja," ucap Nety ingin hari ini juga untuk membicarakan pada ibu Dio.

"Ya sudah nanti Ayah coba bilang, sekarang kamu ganti baju dan makan!" perintah Aditia melihat Nety masih memakai seragam sekolah.

"Terima kasih Ayah," ucap Nety dengan perasaan senang dan bahagia, lalu pergi ke kamar tidurnya.

Nety merasa semua akan berjalan lancar, hanya tinggal mengirim kabar pada Dio dan menyiapkan kostum untuk acara malam besok.

To : Dio
Semuanya sudah siapp dan sekarang giliran lo siapkan mental saja buat acara malam besok. Ingat jangan lupa ya, harus tampil keren dan mempesona. Send ? Replay.

"Semua sudah terselesaikan tinggal besok malam saja," gumam Nety mencari tempat penyewaan jas untuk Dio.

Dio yang kebetulan hari itu di rumah sedang membantu ibu, melihat ada pesan masuk dari Nety, lalu membaca dan membalas pesan tersebut.

From : Dio
Yahh ... gue nggak janji dah. Kasihan ibu ditinggal sendiri. Memangnya Lo sudah siapin Jas buat Gue Net. Replay ? Yes.

To : Dio
Tenang aja dah besok malam. Lo sudah janji mau ikut jangan sampai batal. Sebelum acara kita bantu ibu Lo gimana? Send ? Yes.

From : Dio
Nety, gue sepertinya nggak enak tinggalin ibu sendiri di rumah apalagi acara pasti sampai larut malam. Kalau ada apa-apa dengan ibu siapa yang akan bertanggung jawab dan membantunya. Replay ? Yes.

Dio kembali bimbang ketika mencoba bertanya pada ibu yang tengah memasak untuk makan malam, tapi ia sudah berjanji dengan Nety akan ikut partisipasi acara sekolah dan membuktikan pada murid yang lain bahwa dirinya mempunyai kelebihan.

"Pasti Nety akan marah kalau aku bimbang untuk ikut acara besok malam di sekolah," gumam Dio bingung mau mengambil keputusan seperti apa.

Tiba-tiba Dio mendapat pesan balasan dari Nety, ketika dirinya pusing harus berbuat apa untuk acara besok malam yang sudah dijanjikan pada Nety.

To :Dio
Katanya Lo mau ikut acara besok malam. Sekarang berubah lagi, yang benar mana sih? jangan buat orang jadi bingung! gue sudah pesan kostum untuk Lo pakai, tapi malah yang ada ragu. Send ? Yes.

Apa yang ditakutkan oleh Dio terjadi, Nety merasa kecewa dengannya yang berubah pikiran lagi untuk mengikuti acara besok malam di sekolah. Mau -- nggak mau, Dio harus ikut agar persahabatannya tidak putus dengan Nety yang banyak membantu selama ini mengatasi orang yang memandang rendah dirinya.

From : Dio
Ya sudah ... gue jadi ikut, asalkan besok pagi-pagi datang ke rumah dan bantu ibu rapikan rumah. Supaya gue tenang perginya meninggalkan ibu. Bisa kan ? Replay ? Yes.

Setelah mengirim pesan pada Nety, Dio memberanikan diri untuk berbicara dengan ibu di dalam kamar ketika melihat suasana sudah sedikit aman dan bisa diajak bicara berdua.

"Ibu ... Dio bisa bicara sebentar?" tanya Dio dengan sedikit ragu apakah waktunya tepat untuk meminta izin saat ini.

"Ada apa Nak, sini duduk dulu," jawab Ibu menepuk pinggir kasur sebelahnya dengan sangat lembut.

"Ibu, besok malam Dio ada acara sekolah. Boleh nggak kalau Dio ikut?" tanya Dio berbicara sangat pelan dan menunggu reaksu dari ibu.

"Besok malam, selesainya jam berapa dari sekolah?" tanya Ibu khawatir dengan anaknya takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Insyaallah Bu, Dio nggak akan pulang terlalu malam dan buat Ibu Khawatir," jawab Dio memberi keyakinan pada ibu untuk tidak mengkhawatirkannya.

Ibu hanya terdiam dan melihat wajah Dio yang terlihat sungguh-sungguh, kalah ibu tidak memberi izin. Dio kasihan dan pasti akan dijauhi oleh temannya, apalagi itu acara sekolah.

"Ya sudah, tapi jaga diri kamu baik-baik ya Nak," ucap Ibu pasrah tidak tega untuk melarangnya saat ini.

"Terima kasih Bu, Dio nggak akan kecewakan Ibu nanti," ujar Dio merasa lega sudah mendapatkan izin dari ibu untuk ikut acara besok malam.

Tidak lama setelah Dio mendapatkan izin, Nety mengirim pesan pada Dio tentang apa yang diminta tadi agar tidak mengacaukan rencana yang sudah disusun. Apalagi semua sudah siap, tinggal menunggu pendapat persetujuan darinya untuk ikut besok malam.

To : Dio
Iya gue janji akan bantu lo besok pagi, tapi jangan sampai batal lagi untuk ikut. Please hargai gue yang sudah menyiapkan untuk Lo, bisa kan? Send  ?  Yes.

From : Dio
Ok ... kali ini nggak akan bikin Lo kecewa, karena gue sudah dapat izin dari ibu untuk besok malam. asalkan pulang nggak terlalu malam.  Replay ? Yes.

To : Dio
Semua serahin sama gue, janji nggak akan sampai larut malam kita pulangnya. Send ? Yes.

Setelah semua berjalan sesuai rencana, Dio bisa istirahat dan mengerjakan tugas sekolah dengan sangat tenang. Bagaimanapun prestasi yang pertama untuk bisa mendapatkan beasiswa kuliah dan tidak memberi beban pada ibu, itu yang terpenting.

Ketika Dio mencoba focus belajar, dia terbayang wajah Mika yang membuat hatinya berbunga-bunga. Apalagi ketika Mika tersenyum, Dio semakin terpesona dan tidak berhenti tersenyum.

"Mika ... seandainya aku diperbolehkan untuk mengenal kamu itu menjadi sebuah keajaiban dan juga anugrah untuk hidupku," gumam Dio sedang jatuh cinta dengan Mika, gadis yang sangat populer itu.

Hanya membayangkan gadis itu, Dio lupa untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Hingga, Dio tidak sadar ibu mengetuk pintu kamar Dio untuk berbicara besok malam di sekolah.

Tok...! Tok...! Tok...!

Ketukan pintu berulang kali terdengar namun, Dio tetap tidak menggubrisnya dan masih melamun membayangkan Mika, gadis pujaan hatinya di sekolah. Hingga, ibu memutuskan langsung masuk ke kamar dan memanggilnya.

"Dio ... Di," panggil ibu menghampiri Dio duduk di meja belajar dengan tersenyum.

Ibu hanya menggeleng, karena sudah mengetahui tentang Dio saat ini yang sedang jatuh cinta dan tidak tega ibu untuk memarahinya ketika tidak mendengar suara ketukan pintu.

"Sepertinya anak ibu sudah remanjak dewasa ya," sindir ibu hanya melihat Dio tersenyum sendirian di meja belajar.

"Ibu dari kapan ada di kamar Dio?!" balas Dio terkejut dan baru menyadari bahwa ibu sedang memperhatikannya di dalam kamar sendiri.

Kata ibu, "sudah dari tadi. Kamunya saja tidak sadar ibu ke kamar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang