Dio dengan penuh semangat bangun lebih pagi, mengawali sebuah senyuman hangat dan menyusun pelajaran untuk hari ini karena, sudah memasuki kelas 3 SMA.
"Akhhh...!" ucap Dio melentangkan kedua tangan setelah membuka jendela kamar berukuran segi empat, dinding kamar bewarna biru muda berselang putih yang penuh dengan poster idola pemain bola.
Tidak ingin awal masuk kelas tiga terlambat, Dio segera lekas mandi setelah meyiapkan seragam sekolah putih abu. Ya, saat ini Dio hanya bisa tinggal di sebuah kos untuk pelajar di dekat sekolah agar bisa hidup lebih mandiri sesuai apa yang diinginkan oleh orang tua.
Dio baru saja selesai membersihkan badan dan langsung memakai seragam untuk mempercepat waktu. Bergegas sarapan dengan memakan roti tawar dan selai coklat, tidak lupa susu putih rasa vanilla untuk melengkapkan sarapan pagi ini.
10 menit kemudian
Dio langsung mengendarai motor pemberian Bapak untuk memfasilitasi ketika berangkat sekolah, hanya itu yang bisa dikasih karena, biaya sekolah Dio mendapatkannya dari beasiswa ketika kelas satu sampai sekarang.
Namun, sialnya ketika dalam perjalanan tidak sesuai dengan rencana karena, terjebak kemacetan akibat sebuah mobil sporti mogok di pertigaan dekat dengan sekolah hanya perlu berjalan kaki 15 menit untuk sampai di sekolah.
"Ada apa lagi sih !" geram Dio merasa kesal ikut terjebak dalam suasana kemacetan dan harus menunggu untuk kembali lancar agar bisa segera sampai di sekolah tepat waktu.
"Sabar Dek... tunggu beberapa menit mobil derek sampai. Semua pasti kembali lancar lagi," ucap salah satu pengendara melihat ekspresi wajah kesal Dio yang sudah tidak sabar melewati kemacetan ini.
"Ekh, Iya Pak. Terima kasih," ujar Dio merasa aneh sekali kenapa malah dia yang ditegor oleh pengendara lain, apa ekspresinya itu gampang sekali diketahui.
Namun, kali ini tidak ingin dibawa pusing. Dio lebih memilih menyelip dan melewati kendaraan yang penuh kemacetan dengan memarkirkan motor di sebuah supermaket sedangkan, dirinya berlari untuk segera sampai sekolah.
Begitu sampai di depan sekolah, Dio berlari semakin kencang ke halaman sekolah sebelum gerbang ditutup. Tanpa disengaja, Dio berlari dan menabrak seseorang yang berada di depan hingga, buku yang dibawa jatuh berserekan.
BrukK...!
"Aduh... siapa sih yang nabrak nggak lihat di depan ada orang!" seru seorang gadis dengan rambut terurai panjang dan memakai tas yang sangat bermerek Ard terkenal dimana saja.
"Maaf... maaf. Saya nggak se...," balas Dio terhenti ketika mengetahui bahwa yang ditabrak adalah gadis idolanya di awal masuk sekolah SMA Purwahadi dan ini semua keberuntungan dalam hari kesialan.
"Lain kali kalau jalan lihat ke depan!" seru Mika melambaikan rambut panjang dan meninggalkan Dio memantung melihat wajah cantik gadis tersebut.
"Ya Gusti... terima kasih setelah beberapa jam yang lalu sudah membuatku kelelahan dan mempertemukan dengan bidadari dunia secantik Mika," gumam Dio hanya bisa memandang Mika dari kejauhan setelah tidak sengaja menabraknya tadi ketika jalan tergesa untuk masuk ke dalam kelas.
Beberapa saat kemudian, Dio baru sadar sebentar lagi pelajaran akan dimulai dan langsung berlari pergi ke kelas 3-A unggulan karena, secara prestasi Dio selalu lebih unggul dibanding yang lain.
"Yahh... untung aja nggak lama melamunkan gadis tadi kalau nggak. Bisa-bisa kena strap guru terlambat masuk kelas," gumam Dio ketika sampai di kelas dan belum menemukan guru pelajaran di dalam dengan tenang Dio duduk dibangku di baris ke 2.
Tiba-tiba seorang gadis berkerudung, mendekati Dio yang sedang mengeluarkan buku pelajaran dengan mimik wajah penuh keseriusan. Dio yang sangat hafal gadis itu, langsung mengajaknya untuk duduk agar bisa tenang.
"Kenapa Net ?" tanya Dio meletakkan buku pelajaran ke meja dan mulai focus membantu Nety yang tampak gelisah untuk mulai berbicara.
"Dio tadi kamu...," jawab Nety belum sempat melanjutkan pembicaraan. guru sudah mulai datang untuk pelajaran awal semester baru di kelas 3-A disaat waktu yang sangat tepat, ketika pembicaraan serius.
"Ada guru nanti kita lanjut lagi obrolannya ya," ucap Dio tidak ingin mendapat masalah oleh guru melihat dirinya sebagai pembuat onar.
"Ma--maaf aku ada yang mau disampaikan ke kamu," ujar Nety langsung pergi ke bangku masing-masing karena, akan memulai pelajaran dan tidak ingin Dio mendapat masalah akibat dirinya.
Pelajaran berlangsung dan siswa-siswi menyimak dengan serius, tanpa ada satu orang pun berbicara ketika guru menjelaskan materi di dalam kelas. Kalau guru itu mendapatkan siswanya berbicara, saat itu juga orang yang bersangkutan akan diberi hukuman yang sangat menyiksa.
Maka Dio dan Nety, tidak ingin mendapatkan hukuman yang diberi oleh guru tertimpa dirinya. "Mungkin lain kali aja aku bicara hal itu," gumam Nety pasrah belum sempat menyampaikan apa yang dirasakan saat ini.
Sedangkan Dio sendiri yang raganya focus ke pelajaran, hati dan pikiran sedang memikirkan pesona oleh gadis itu yang telah ditabraknya sehingga, sering kali terbayang wajah cantik pemiliknya setiap saat.
"Sayang sekali... aku belum berkenalan sama gadis itu," gumam Dio tidak bisa berhenti memikirkan gadis yang tidak sengaja ditabrak.
Beberapa jam kemudian
Jam pelajaran pertama dan kedua telah selesai, siswa-siswi berhamburan keluar untuk membeli jajanan di kantin sekolah. Dio yang saat itu masih kepikiran tentang gadis itu, mencari kesempatan menemukan di dalam kantin.
"Dio... !" panggil Nety dari bangku belakang sebelum Dio pergi keluar untuk ke kantin dan bertemu dengan gadis yang tidak sengaja ditabrak oleh sahabatnya saat itu.
"Ada apa Nety," balas Dio berhenti dan kembali duduk di bangku kelas ketika melihat Nety berjalan ke arahnya untuk berbicara serius.
"Tadi pagi kamu nggak takut dilabrak sama seseorang," ucap Nety merasa khawatir ketika Dio bertemu dengan gadis itu akan dilabrak oleh sekumpulan laki-laki populer di sekolah Sma purwahadi.
"Yang benar aja... masa takut sama orang lain. Memangnya aku ada salah apa ?" tanya Dio yang belum mengetahui bahwa bakal ada seorang untuk melabraknya.
"Itu kejadian tadi pagi dan kamu berani menatap terus gadis yang kamu tabrak," jawab Nety dengan jujur tidak bisa berbohong tentang hal yang bersangkut paut dengan gadis populer didambakan oleh anak laki-laki di SMA Purwahadi.
"Hadapi ajalah aku juga nggak tahu akan hal itu. Lagipula kejadian tadi pagi benar-benar nggak disengaja," ucap Dio harus menerima kalau semua itu benar-benar terjadi ketika berurusan dengan gadis yang ditabraknya.
"Hati-hati aja... Oh iya, kamu mau kemana ?" tanya Nety sampai lupa tadi Dio mau pergi kemana ketika jam istirahat.
"Mau ke kantin... ikut yuk," jawab Dio.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Princess
RomansaSeorang pemuda yang berjuang mendapatkan hati gadis populer disekolah yang tidak mudah ditaklukan. Ikuti kisahnya Dio dan Mika "My Love Princess"